■EMPAT-PULUH■

3.7K 187 56
                                    

TAKDIRKU BERSAMAMU

°•°•°•°•°•



Part ini kita jalan-jalan ya menjelajahi ibu kota Mesir😄
Mari kita berhalu di posisi Bakinza😂

....

Pintu balkon yang dibiarkan terbuka, mengembuskan dinginnya angin dini hari yang menusuk ke kulit. Di dalamnya, sepasang insan yang terlilit selimbut bak kepompong, saling memandangi, saling berbagi senyum. Tiada kata, hanya tatapan saja yang mewakilkan apa yang mereka rasakan.

Tak lama, lelaki bercambang tipis itu menitikkan air mata.

"Mas, kenapa menangis? A-apa Mas menyesal?"

"Demi Allah, bukan itu." Faraat memajukan wajahnya, ia berbisik. "Apakah aku menyakitimu?"

Senyum seperti kembang yang merekah yang sangat Faraat sukai terkembang di bibir ranum istrinya.

Malu-malu Bakinza menjawab seraya tangannya mengusap lembut pipi lelaki itu yang basah, "Mas memperlakukanku seperti barang yang sangat berharga, penuh kelembutan dan hati-hati. Aku merasa sangat dipuja."

Dengan senyum merekah, dikecupnya kening, hidung dan yang terakhir bibir dengan penuh cinta.

"Terimakasih," bisiknya.

"Kembali kasih dan maaf."

Alis Faraat menyatu. "Maaf untuk apa?"

"Maaf untuk semua luka yang aku berikan. Aku merasa sangat durhaka, Mas. Aku berulang kali menyakiti hati kamu tanpa aku sadar atau aku sadari, aku pun menyadari selama ini aku egois dan gak pernah memikirkan perasaan kamu. Selama ini aku terlalu fokus pada mimpiku sampai-sampai kewajibanku sebagai istri aku abaikan. A-aku menyesal, aku malu ..." Bakinza merasa menyesali sikapnya pada Faraat, sampai ia sakit hati membayangkan jika dirinya berada di posisi Faraat. Air mata bertambah deras saat dirasa Faraat hanya diam saja memandang dirinya.

Dengan sesegukan Bakinza berkata, "aku tahu Mas pasti gak mau maafin aku kan? Aku tahu kok Mas, aku memang bukan istri yang baik buat kamu, aku istri yang hanya bisa memberi luka daripada bahagia. Wajar kalau di hati Mas menyimpan kecewa yang besar, aku mer hmmppp."

"Mas aku lagi ngomong kenapa dicium?" Bakinza mengerucutkan bibirnya karena dirinya sedang sungguh-sungguh meminta maaf.

Faraat membawa tangan istrinya ke dada polosnya. Ia berkata lirih, "aku lelaki yang baru mengenal cinta, dan cinta pertamaku jatuh pada pesonamu, istriku. Percayalah ... kamu wanita selain ibuku yang menempati hatiku. Dan ... aku baru tahu jika cinta itu tidak melulu bahagia, mencintai sama seperti orang bermain hujan. Guyurannya memang menyenangkan tapi setelahnya membuat sakit. Sama seperti mencinta, sensasinya memang membahagiakan tapi jangan lupakan juga rasa sakitnya, kecewanya. Karena cinta tidak selalu bahagia, cinta bisa memberi luka. So, darling. I'll always love you."

Oh, Allah... lelaki jelmaan apa yang ada dihadapannya ini? Hatinya terbuat dari apa? Ciptaan-Mu yang satu ini sungguh membuat Bakinza jatuh cinta berjuta kali.

Bakinza memejamkan mata dan bersyukur dalam hati mendapat suami yang cintanya begitu besar pada dirinya. Bahkan Bakinza yakin jika cintanya tidak sebesar cinta Faraat untuknya.

Tangan Bakinza yang menempel di dada lelaki itu, ia usapkan dengan lembut menuju tengkuk.

"I love you." Ucapnya sebelum mengucap terimakasih yang begitu besar lewat candu yang disukai suaminya.

BAKINZA-Takdirku BersamamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang