TAKDIRKU BERSAMAMU
°•°•°•°•°•
▪
▪
▪
▪Maaf jika absurd 😄 Kuharap kalian kuat membacanya. Tapi di sini kalian akan menemukan jawaban dari kejanggalan di part-part sebelumnya.
Happy reading!
.
.Sungguh aku sangat mensyukuri nikmat Allah Subhanahu Wata'ala yang tiada hentinya melimpahkan padaku. Lulus dengan gelar sarjana Sastra Indonesia itu adalah impianku ketika duduk di bangku MTs. Dan impianku selanjutnya adalah menjadi guru Bahasa Indonesia di MTs dan Alhamdulillah impianku terwujud.
Ketukan pintu terdengar dan suara ummi yang terdengar, ku bukakan pintu dan menyaliminya. Bahagia sekali melihat wajah ummi yang selalu memancarkan kedamaian hingga mencapai relung hatiku.
"Itu kertas apa? Kok berserakan di kasur?"
Yang ummiku tunjuk adalah kertas-kertas ulangan harian para muridku. Kelihatan banyak karena aku tidak mengajar di satu kelas saja, tapi tiga kelas.
"Itu kertas tugas muridku, Mi."
Ummi mengangguk kemudian menggiringku untuk duduk di sofa yang terdapat di kamarku. Aku kebingungan tidak biasanya ummi mengajakku duduk berdua di sini. Apakah ada hal serius yang ingin ummiku sampaikan?
Senyum lembutnya tercipta kembali dan refleks aku membalasnya, ummi memegang tanganku kemudian mengeluarkan sebuah kertas di saku gamisnya. Aku mengambilnya karena ummi menyuruhku untuk membukanya.
Aku mengernyit. Ini kan kertas yang kutulis belasan tahun lalu tapi mengapa ada di ummi? Setahuku aku sudah membuangnya. Perasaanku tiba-tiba diliputi rasa kecewa juga rindu. Kertas itu bertuliskan nama pria yang bertahun-tahun ini mengisi ruang hatiku.
Affa. Dialah namanya, lucu sekali aku tidak tahu nama aslinya. Sedari kecil aku memanggilnya Affa karena abi dan ummiku-pun memanggilnya begitu dan aku tidak pernah menanyakan nama aslinya, itu yang menjadi penyesalanku sampai saat ini.
"Kertas ini kok ada di Ummi? Padahal sudah Eca buang, lho."
Alasanku membuang kertas berisikan nama pria yang sampai saat ini bertahta di hatiku adalah, inginku melupakannya, inginku menghapus kenangan akan dirinya dan inginku menghapus rasa yang tertanam di hati. Namun percuma saja, sekecewa apapun aku padanya karena semenjak menginjak kelas 4 SD dia mengilang tanpa kabar setelah kutahu ibunya meninggal. Aku selalu menstigmakan diri, dia pasti pergi sebentar dan akan kembali pulang namun sampai sekarang dia seolah menghilang tanpa kabar. Pernah kutanyajan pada abi dan ummi namun jawaban mereka selalu sama, tidak tahu.
Ummi mengulas senyum lalu tangannya membelai rambut yang kubiarkan tergerai, "inilah saatnya Ummi menjawab pertanyaanmu, sayang. Pertanyaanmu tentang kertas ini dan pertanyaan mengenai ... Affa-mu?"
Deg. Setelah puluhan tahun ummi tak pernah menyebut namanya kini terdengar jelas di telingaku. Seketika pertanyaan hadir memenuhi isi kepalaku, mengapa ummi berkata akan menjawab pertanyaanku tentang Affa padahal selama ini beliau selalu mengatakan tak tahu. Apakah selama ini abi dan ummi membohongiku?
Sakit sekali jika itu kebenarannya.
Gemetar seluruh tubuhku tak bisa kukendalikan sampai aku berkata dengan terbata-bata. Aku mencoba untuk berhusnudzon padanya, "maksud Ummi apa? Sungguh Eca gak ngerti apa yang Ummi katakan. Terlebih mengenai ... Affa."
Kurasakan kali ini ummi meremas tanganku dan kuperhatikan wajah wanita yang telah melahirkanku memerah sampai kulihat ummi meneteskan air mata, "maafkan Ummi, Nak," ummi berkata dengan sengau sungguh membuatku ingin menitikkan air mata.

KAMU SEDANG MEMBACA
BAKINZA-Takdirku Bersamamu
RomanceAllah tidak menguji cinta seseorang, Allah hanya menguji hatinya. Sejauh dan semampu manakah ia sanggup bertahan. --------------- Di saat cinta telah menetap, di saat rindu sudah dibelenggu dalam penantian panjang. Bagaikan petir yang menyambar, Bak...