TAKDIRKU BERSAMAMU
°•°•°•°•°•
▪
▪
▪
▪
▪
Happy reading!
Belum direvisi🙏🍁
"Bakinza?"
-?-
🍁
Akhirnya pilihannya jatuh pada gamis yang ia beli tadi siang bersama Sarah. Senyumnya mengembang dan ia tampak bersemangat kali ini untuk menemani suami tercinta ke Birthday Party adik Sagita.
Bakinza tersenyum lebar saat memandang penampilannya. Hanya memakai bedak tipis dan lipstik warna nude ia sudah terlihat cantik.
"Sudah si ... ap?" Faraat terpana untuk yang kedua kalinya melihat wajah Bakinza disentuh make-up walau tipis tapi membuatnya sangat cantik.
Bakinza mengangguk malu-malu. Ia gugup karena Faraat terus menatapnya lekat-lekat. Membuatnya salah tingkah.
"Mas ... a-ayo nanti telat."
"Sebentar. Aku lagi memandangi ciptaan Allah yang indah ini."
Blush. Rasanya Bakinza ingin berteriak saat ini juga. Mengapa ucapan Faraat terasa menggelitik perutnya?
Faraat mendesah panjang. "Yuk, berangkat!"
Diam-diam Bakinza melirik Faraat yang berpakaian gelap namun semakin memancarkan aura wibawa dan menambah kadar ketampanannya. Bakinza tersenyum lebar karena pada saat ini juga ia akan mengatakan pada Sagita bahwa Faraat ini suaminya.
🍁🍁🍁
"Wah, akhirnya Mas Faraat datang juga." Sagita terlalu senang sampai tidak melihat ada Bakinza di samping Faraat yang memegang lengan lelaki itu agak kuat.
Telinga Bakinza berdenging saat mendengar Sagita memanggil Faraat dengan sebutan "mas". Dia tak rela, hanya dia yanf boleh memanggilnya dengan sebutan itu.
"Eh, kamu ... Bakinza? Karyawan Faraat." diliriknya tangan Bakinza yang melingkar di lengan Faraat. "Kau--
"Ah, ya, Sagita. Aku lupa memberitahumu. Bakinza ini bukan karyawanku, melainkan dia istriku."
Sagita sangat terkejut namun dengaan segera ia menormalkannya. Ia menunjukkan wajah bersalah. "Maaf, ya, Bakinza karena aku mengira kamu karyawan Faraat. I am so sorry."
Dalam hati Bakinza tersenyum puas. Ia tersenyum. "Gak papa, Mbak. Aku maklumin, kok. Karena pada saat itu juga Mbak tampak bersemangat."
"Ah, tidak suaminya tidak istrinya sama-sama memanggilku Mbak." ucapnya pura-pura marah.
"Eh? Eum ... maaf Sagita."
"Nah sudah kamu panggil aku Sagita saja, oke, cantik."
Bakinza tersenyum kaku saat melihat penampilan Sagita. Kalau dia memanggiliu cantik. Lantas dia apa?
Kemudian Sagita membawa mereka lebih masuk ke dalam dan saat perjalanan tak hentinya wanita itu berbicara. Sesekali Faraat menanggapi dan mereka tertawa pelan. Ingin rasanya Bakinza pergi namun genggaman erat tangan Faraat membuatnya hanya bisa mengikuti dengan hati dongkol.

KAMU SEDANG MEMBACA
BAKINZA-Takdirku Bersamamu
RomanceAllah tidak menguji cinta seseorang, Allah hanya menguji hatinya. Sejauh dan semampu manakah ia sanggup bertahan. --------------- Di saat cinta telah menetap, di saat rindu sudah dibelenggu dalam penantian panjang. Bagaikan petir yang menyambar, Bak...