TAKDIRKU BERSAMAMU
°•°•°•°•°•
▪
▪
▪
▪"Ajarkan saya Islam."
-Mr. Razaaq-
🍃
Bakinza menggigit bibir bawahnya tanpa sadar selama pengeditan naskah. Bakinza benar-benar tidak fokus selama kegiatannya. Alam sadarnya dipenuhi dengan sang suami. Ada apa dengan Faraat?
"Bakinza, kamu baik?" Sakira teman baru Bakinza bertanya karena sedari tadi gelagat wanita di sampingnya seperti tidak nyaman.
Bakinza meringis pelan, "ah, ya, aku baik. Tenang saja."
"Jika kamu merasa tidak nyaman. Lebih baik rilekskan dengan secangkir teh hangat."
Bakinza tersenyum, "ah, terimakasih sarannya."
Bakinza merasa memang benar harus merilekskan tubuh dan pikirannya dengan secangkir teh hangat. Bakinza pun beranjak sebelumnya ia mengatakan pada Sakira kemudian dengan pikiran masih dipenuhi nama Faraat, Bakinza berjalan ke pantry.
Hanya ada dirinya di situ, Bakinza duduk sebentar di kursi pantry, mengingat kembali ada apa dengan Faraat hari ini. Faraat cenderung tidak banyak bicara dan menjawab ucapannya dengan singkat, seperti 'ya' dan 'hm' sudah seperti lelaki di novel yang dingin dan irit bicara. Padahal Faraat tidak seperti itu, dia lelaki yang banyak bicara. Malah Bakinza yang bicaranya singkat-singkat. Aneh, pikirnya.
"Mas, bener nanti pulangnya bakal telat?"
"Hm."
"Berarti makan malamnya di luar?"
"Ya."
"Yasudah, nanti aku gak usah masak kalau begitu. Dan aku gak bakal tidur sebelum Mas pulang."
"Tidur."
"Nggak. Nanti aku tunggu Mas aja."
"Terserah."
Bakinza menempelkan dahinya pada meja. Merasa buntu, otaknya tidak mampu untuk mencerna kejadian pagi tadi.
"Apa aku kurang peka ya?" Bakinza mengembungkan pipinya lalu menghela napas panjang. "Huh ... lebih baik aku fokus dulu ke pekerjaan."
Bakinza dengan lesu membuat secangkir teh hangat lalu kembali ke ruangannya. Saat duduk, Sakira menghampiri Bakinza.
"Bakinza, aku pergi sebentar. Tolong, jika ada wanita yang mencariku, suruh tunggu saja di sini. Boleh?"
Bakinza tersenyum, "tentu saja boleh."
"Terimakasih," Sakira berlalu dan Bakinza mulai membangkitkan fokus dan mulai terlena ke dalam alir cerita itu. Sampai suatu suara menghentikan kegiatannya.
"Permisi, apa kamu melihat Sakira?"
Bakinza mendongak dan meneliti wajah wanita yang berdiri wibawa di depannya. Satu nama terlintas... Sagita.
Sagita membulatkan mata setelah melihat wajah wanita berhijab yang ditanyainya. "Bakinza?"
Bakinza mengerjapkan mata, ia tersenyum tipis. "Ya. Dan kamu Sagita?" Tanyanya ragu, meskipun tahu wanita itu Sagita. Alibinya saja karena dirinya masih menyimpan kekesalan dan dugaan yang kuat kalau Sagita menyimpan rasa pada suaminya.
Sagita tersenyum menunjukkan deretan giginya. "Iya! Ya ampun ... kamu lupa begitu saja sama aku. Padahal wajahku limited edition gak ada kembarannya di dunia ini."

KAMU SEDANG MEMBACA
BAKINZA-Takdirku Bersamamu
Roman d'amourAllah tidak menguji cinta seseorang, Allah hanya menguji hatinya. Sejauh dan semampu manakah ia sanggup bertahan. --------------- Di saat cinta telah menetap, di saat rindu sudah dibelenggu dalam penantian panjang. Bagaikan petir yang menyambar, Bak...