■TIGA-PULUH-LIMA■

2.9K 136 13
                                    

TAKDIRKU BERSAMAMU
°•°•°•°•°•



Aku rasa part ini ^#&#*#&# GJ wkwkwk

🐚
🐚
🐚

"Seratus untuk Bu Sagita! Saya juga ingin mengingatkan pada Bu Sagita terhadap hal yang paling penting dalam semua proses itu, yaitu kesungguhan dan kemantapan. Jika keduanya tidak Bu Sagita pegang erat, maka sia-sia saja usaha yang Bu Sagita lakukan. Memang tidak mudah seperti membalikkan telapak tangan, tapi akan lebih sulit lagi jika diusahakan sedikit-sedikit, lalu pada akhirnya berhenti di tengah jalan."

-siapa hayo?-

"Aku gak ngerti, di sisi mana aku salah? Di perkataan mana aku salah? Aku denger sendiri waktu itu Mas sama Mbak Eshal membicarakan wanita itu. Dan Mas dengan sangat jelas mengigau nama wanita itu! Kasih tahu aku di mana letak kesalahan ucapan aku?!"

Raffa berusaha sekuat mungkin untuk tidak meledak, sepanjang perjalan pulang sampai di kamar hotel, mulut adiknya itu tidak berhenti berkoar.

"Aku respect sama hubungan kalian, jadi aku gak akan biarin sampah seperti dia hancurin pernikahan kalian!"

Raffa menatap tajam adiknya. "Jaga ucapan kamu, Ra! Ibu gak pernah ngajarin kamu untuk merendahkan orang lain. Dan cukup! Sudah banyak kamu mengeluarkan kata yang isinya hanya tong kosong nyaring bunyinya. Mas sudah tidak bisa mentolerir kamu lagi, dengarkan perkataan Mas baik-baik! Wanita yang kamu sebut pelakor, sampah itu, dia gak salah sama sekali. Orang yang pantas kamu hina ini kakakmu sendiri, Aku, Raffa! Mas yang belum bisa melupakan Bakinza, salah Mas ... salah Mas yang masih mencintainya, Aira ..."

Aira menutup mulutnya tidak percaya.

"Akan sangat panjang jika Mas menceritakan kisah asmara antara Mas, Eshal dan Bakinza. Cuku satu hal yang harus kamu ketahui saja, rumit. Bagai benang kusut yang sudah tidak bisa diluruskan kembali, hubungan kami rumit. Dan asal kamu tahu ... wanita yang selalu Mas doakan pada setiap sepertiga malam itu, Bakinza. Wanita yang sering kamu jadikan alasan menggoda Mas, itu, Bakinza. Dia wanita itu yang selalu kamu tanyakan pada Mas, bukan Eshal."

Aira menurunkan tangan yang tadi menutupi mulutnya, ia menatap pada kakaknya dengan tatapan tidak mengerti. Jika wanita itu Bakinza, lantas mengapa kakaknya menikah dengan Eshal?

Seakan mengerti dengan kebingungan sang adik, Raffa berkata, "sudah Mas bilang, ini rumit. Dan ... Mas mau kamu meminta maaf pada Bakinza atas semua tuduhanmu itu. Kamu sudah tahu kebenarannya."

Aira merasakan tenggorokannya kering, ia membutuhkan air. Namun, perasaan ingin bertanya mendominasinya. "A-apa Mas mencintai Mbak Eshal."

"Ya," tanpa ragu Raffa membalas dengan cepat.

"Dan Mas mencintai Bakinza." Itu sebuah pernyataan yang dikatakan Aira. Ia menggeleng tidak percaya, "bagaimana bisa Mas mencintai dua orang sekaligus? Dan Mas tahu sendiri Bakinza sudah bersuami. Seharusnya Mas sudah tidak lagi mencintainya, Mas juga sudah beristri dan akan menjadi seorang ayah!"

Raffa sangat paham akan perkataan Aira, ia hanya bisa menggeleng lemah. "Mas gak bisa ... sulit."

Hati Aira seperti dicubit mendengar pengakuan dari seorang suami yang masih mencintai wanita masa lalunya. Ia sakit hati bukan karena rasa cinta, tapi diposisikan sebagai seorang wanita.

"Mas tahu ... hal ini pasti sangat menyakiti hati Mbak Eshal. Aku wanita Mas ... mendengar pengakuan Mas membuat hati aku seperti diremas. Bayangkan! Sehancur apa hati istri Mas jika mengetahui ini?"

BAKINZA-Takdirku BersamamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang