TAKDIRKU BERSAMAMU
°•°•°•°•°•
▪
▪
▪
▪
▪Happy reading!
Part ini diabetes!!
Mungkin😂🍁
"Mas aku cemburu."
-Bakinza-
🍁
Bakinza terbangun pada pukul 3 sore. Ia mendesah karena tidurnya lama sekali, ia pun merasakan becek di area kewanitaannya. Ia segera melangkah dan bersyukur rasa nyerinya sudah hilang. Setelah selesai mandi wanita itu keluar kamar dan menemukan Faraat berbincang dengan Ali
"Sayang, sudah bangun. Eh, kamu sudah mandi?" Bakinza mengangguk dan duduk di sebelah Faraat.
"Sore, Bu."
"Eh? Iya sore--
"Panggil saja Ali, Bu."
"Oke, baik. Sore kembali Ali. Eumm ... tadi aku dengar kalian menyebut Sky Park?"
"Oh, iya, Bu. Tadi Bapak memberitahu tidak jadi ke sana."
Bakinza menatap Faraat yang tersenyum manis. Ia merasa bersalah atas sikapnya pagi tadi. Kenapa ia bisa secemburu itu hanya karena membayangkannya ditambah lagi ia telah berkata ketus pada Faraat. Uh, efek haid memang se-wow itu.
"Mas, gak papa kok kalau kamu mau ke sana."
"Nggak sayang. Aku tau kamu gak rela, kan, kalau aku ke sana."
Ali yang memang tahu alasan istri Bosnya ingin sedikit menggoda. "Ibu ikut saja supaya Bapak gak jelalatan."
"Haiss, mulutmu, Li!" kesalnya pada Ali yang tertawa.
"Eumm, aku ikut deh. Pengen tau juga."
Faraat segera memalingkan wajah ke istrinya lagi. "Udah gak usah dipaksain sayang. Katanya kamu gak mau karena banyak cowok nanti di sana."
"Kan nanti aku bisa duduk di kedai atau di manapun. Aku juga mau ajak Sarah."
Bakinza bisa melihat wajah Faraat berbinar. "Yakin, nih?" Bakinza mengangguk mantap."
"Yasudah ayok kita bersiap-siap!"
🍁🍁🍁
Keempat manusia itu melangkah masuk ketika pintu lift terbuka, disusul oleh wanita berambut sebahu yang tiba-tiba saja muncul di belakang Bakinza dengan tergesa.
"Sagita?" Faraat memandang tak percaya atas apa yang dilihatnya.
"Mas Faraat?! Wah surprise!" Dia tertawa riang dan kini tersenyum melihat beberapa orang di sekitarnya. "Hai, kalian karyawannya Mas Faraat?" Sarah dan Ali mengangguk.
Bakinza terdiam begitu saja saat dirinya mendengar kata karyawan dan lebih menyebalkannya lagi Faraat diam saja. Tapi saat dia melirik Faraat sedang menerima telpon jadi mungkin ia tak dengar. Dan kini Bakinza menyambut uluran tangan Sagita.
"Wah, kamu cantik dan anggun sekali memakai gamis dan hijab ini. Senang bertemu denganmu." Bakinza hanya menanggapinya dengan tersenyum tipis. Ia memutar otaknya seperti pernah mendengar atau membaca nama Sagita. Dan ya! Sekarang ia tahu wanita berambut sebahu itu Sagita yang ada di kontak suaminya.
Faraat menutup telepon lalu menatap Sagita. "Gak nyangka kita ketemu di sini."
"Iya, nih. Wah jangan-jangan, haha. Aku di sini menemani adikku yang berlibur."
KAMU SEDANG MEMBACA
BAKINZA-Takdirku Bersamamu
RomanceAllah tidak menguji cinta seseorang, Allah hanya menguji hatinya. Sejauh dan semampu manakah ia sanggup bertahan. --------------- Di saat cinta telah menetap, di saat rindu sudah dibelenggu dalam penantian panjang. Bagaikan petir yang menyambar, Bak...