■S E M B I L A N B E L A S■

2K 122 8
                                    

TAKDIRKU BERSAMAMU
°•°•°•°•°•




21 tahun yang lalu

Di taman yang penuh dengan beragam bunga, terdapat 2 keluarga yang berkumpul bercanda ria bersama anak-anak mereka.

"Ya Allah ... itu lihat Dek Eshal lucu sekali, Yah," tunjuk Najma--ibu Raffa pada Eshal yang sedang memakan ice crem bersama anaknya, Raffa. Pada saat itu Aira belum lahir, jarak antara Raffa dan Aira terpaut empat tahun.

"Iya, Bu. Lihat juga tuh anakmu yang nakal! Gangguin Dek Eshal terus. Haduhhh ... cocok kali, ya, jika sudah besar. Pak Arif apa kita jodohkan saja, ya, anak kita nanti?" ujar Hilman--ayah Raffa pada Pak Arif--ayah Eshal.

"Boleh juga tuh. Kan kita nanti besanan, ya, gak, Mah?"

"Iya, Mamah setuju banget, Pah. Pasti nanti kalau mereka punya anak lucu semua, ummm," hayal Indah--ibu Eshal.

Sementara Eshal dan Raffa sedang beradu mulut.

"Ihh, Affa, kamu kok nakal, sih? Liat, nih, muka Eca belepotan. Gak cantik lagi," cerocos Eshal yang memakai kerudung instan berwarna pink.

"Lagian kamu pelit. Kan aku cuman pengen nyobain ice crem punya kamu. Aku gak jadi suka kamu deh," omel Raffa.

"Kamu kan punya sendili Affa ... ihhh, kok, Affa gak jadi suka Eca, sih ...," ucap Eshal dengan bibir melengkung ke bawah, siap untuk menangis.

Si kecil Raffa yang melihat itu seketika gelagapan, takut akan di omeli oleh Indah. Dengan manis ia berkata, "Affa suka, kok, sama Eca. Suka banget."

Eshal dengan binar bahagia bertanya, "yey!! Affa suka sama Eca! Jadi nanti kalau udah besal Affa nikahin Eca, dong?"

"Iya, kalau Affa dan Eca udah besal nanti kaya Ibu dan Ayah. Affa janji nikahin Eca. Eca mau kan?" tanyanya juga dengan raut wajah bahagia.

"Eca mauuuu."

🍁🍁🍁

Raffa tersenyum tipis memandangi taman yang ia pijaki. Taman yang baru ia sambangi setelah sekian lamanya. Taman yang memiliki sejuta kenangan masa kecilnya bersama Eshal. Dan taman ini pula yang sekarang akan menjadi saksi penjelasannya pada Bakinza nanti.

Permintaan Yahya yang menyuruhnya untuk menemui dan menjelaskan secara rinci pada Bakinza, baru ia laksanakan setelah empat hari dari masa ia membatalkan janjinya. Ternyata ketakutannya sangat besar sampai sekarang ia tak punya muka saat dilihatnya Bakinza berjalan semakin dekat padanya.

Sungguh masih ada desiran di hati saat ia melihat Bakinza yang selalu menawan. Masih ada keinginan besarnya ingin memiliki Bakinza seutuhnya, namun Raffa sadar setinggi apapun angannya itu tak akan berhasil karena sekarang ia telah sah menjadi suami Eshal, istrinya. Dan mungkin Bakinza tidak ingin dijadikan yang kedua.

Akhh! Aku ini ngelantur ke mana-mana

"Assalamu'alaikum. Maaf membuatmu menunggu lama," suara halus namun tersirat tegas mengalun di rungu dan menyadarkannya dari lamunan.

Raffa menarik napas, sungguh untuk menjawab salam saja rasanya mulut sangat sulit untuk dibuka, saking gugupnya, "wa'alaikumsalam. Hanya 10 menit."

Bakinza mengangguk dan duduk sedikit jauh di samping Raffa. Awalnya ia tidak ingin diajak bertemu dengan Raffa, hatinya masih basah oleh luka dan dirinyapun tak ingin jatuh kembali pada pesona seorang Raffa. Namun Fatih menasehatinya, membangun tinggi rasa percaya dirinya hingga kini ia bisa duduk bersampingan dengan Raffa, nama yang masih bertahta di hatinya.

BAKINZA-Takdirku BersamamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang