■TIGA-PULUH-SATU■

2.3K 129 0
                                    

TAKDIRKU BERSAMAMU
°•°•°•°•°•




Happy reading! Tarik napas dulu sebelum baca😅 mon maap kalau typos bertebaran😅

"Mas ... aku sayang kamu. Kamu sudah berhasil mendapatkan cintaku Mas. Jadi, jangan tinggalin aku."

-Bakinza-

💕

Usai salat Dhuha ponsel Bakinza berdering nyaring membuat wanita itu mengambil ponselnya yang di atas ranjang. Senyum lebarnya terbit kala melihat siapa yang menelepon.

"Assalamu'alaikum, anak ummi."

"Wa'alaikumsalam, ummiku sayang."

Terdengar suara cempreng sahabatnya yang meneriaki namanya. Bakinza tak dapat menahan bahagianya. "Claudy nginap, mi?"

"Ah, iya, nak Claudy udah nginap 2 hari di sini. Suaminya ada kerjaan di luar kota, jadi dia memutuskan untuk menginap."

"Ummi, kita video call-an saja, ya?" pintanya menggebu. Halimah mengiyakan dan kini ia bisa melihat wajah malaikat tak bersayapnya serta Claudy. Ah, dan jangan lupakan wajah lucu Aleta terpampang jelas di layar kamera.

"Kinzaaaaaa!!! Aku kangen. Aletta sayang lihat tuh Tante Kinza! Senyum, Nak, senyum!" si kecil Aleta yang melihat wajah Bakinza tertawa girang yang membuat netra Bakinza berkaca-kaca.

"Kok Aletta sayang belum tidur, hm? Padahal di sana sudah malam, lho? Ih, Claudy kok kamu chubby, sih, sekarang?"

"Dia hamil, Za," terang Halimah yang dihadiahi pekikan keras Bakinza. "Hah?! Hamil?! Claudy hamil?!" rasa terkejutnya tak dapat ditutupi. "Maa syaa Allah, Clau ... selamat, ya, buat kamu dan Arga. Eh, tapi, kamu jahat gak kasih tau aku."

"Hehehe, niatnya kamu yang mau aku kasih tahu duluan. Eh, tapi paksu larang aku mainin hp masa, kan sebel. Maaf, ya, kamu baru tahu sekarang."

"Duh, Arga sampe segitunya, ya. Jadi tambah bahagia deh sama hubungan kalian. Berapa usia kandungan kamu?"

"2 minggu, Za. Haha, kamu kepengen, ya, kayak aku diperhatiin terus. Makanya kalau kamu mau ngerasain hamil dulu," Claudy tertawa keras.

"Iya, Za. Ummi udah gak sabar pengen nimang cucu," tambah Halimah tanpa melihat karena sedang asyik bermain bersama Aleta di pangukannya.

"Doain aja, ya." Claudy mengerti perasaan Bakinza. "Ia Tante bener kata Kinza, kita doain aja semoga harapan kita terkabul oleh Tuhan."

Halimah tersenyum menatap sang putri, dirinya paham. Sangat paham maksud dari ucapan Claudy. "Ummi hanya ingin kamu bahagia, Nak. Dan Ummi yakin hadirnya seorang anak dalam biduk rumah tangga akan mempererat hubungan suami istri dan kebahagian. Ummi tahu kamu paham, sayang. Posisikan dirimu ya sayang."

"Abi sama Ummi sehat?"

Halimah mengerti akan pengalihan pembicaraan ini. "Alhamdulillah, Ummi sama abi sehat wal 'afiyat. Gimana kamu sama Faaat?"

"Alhamdulillah. Kinza sama Faraat sehat."

Mengalirlah pembicaraan ringan mereka sampai akhirnya salam terjawab. "Wa'alaikumsalam."

"Hah ...," Bakinza mendesah panjang. Ia terpikirkan kembali persoalan anak. Sejauh ini ia tidak berpikiran ke sana. Untuk lebih mendekatkan diri pada Faraat saja butuh waktu yang lama dan kesiapan. Apalagi anak? Dan lagipula keinginannya saat ini bekerja, jadi tak mungkinkan ia bekerja dalam keadaan hamil nantinya?

BAKINZA-Takdirku BersamamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang