TAKDIRKU BERSAMAMU
°•°•°•°•°•
▪
▪
▪
▪🍁
🍁
🍁
Dari awal ide cerita ini dari aku, setiap adegan part dari pemikiran aku. So, cerita ini milik aku. Berarti terserah pemiliknya mau dibuat seperti apa alur dari cerita ini. Mungkin, ada beberapa yang berpikiran cerita ini gak sejalan dengan part-part sebelumnya, atau apapun itu. Tapi, itu aku udah dirancang dengan susah payah, kleyengan tujuh keliling. Karena apa? Buat alur jalan cerita itu tidak gampang. Susah sekali:( kadang aku pernah berpikiran pengen nyerah, hiatus dulu. Tapi, diliat lagi ada yang suka sama antusias nunggu cerita ini. Jadilah aku semangat buat terus lanjutin. Kalau dipikir-pikir, kalau semisalnya aku nyerah gitu aja, berarti aku payah.Udah weh gak usah bikin cerita😂 tapi ya itu. Aku udah terlanjur jatuh, sejatuh-jatuhnya sama dunia literasi😍
Ingat... tidak ada yang sempurna di dunia ini, dan tidak ada skenario ter the best selain skenario Allah Subhanahu wa ta'ala
Aku ucapin terimakasih yang sebesar-besarnya bagi yang selalu kasih vote dan komentar di ceritaku ini. Kalian gak tau seberapa senengnya aku😀
😙😙😙
🍁🍁🍁
"BAKINZA!" saat itu juga amarah melingkupi Faraat. Jadi ini alasan Bakinza tidak datang?! Dia sibuk... rasanya Faraat tidak bisa mengatakan walau di dalam hati terlebih dengan pria itu... jadi, mr. Razaaq yang dimaksud adalah pria itu.
Tubuh Bakinza menegang. Waktu seakan berhenti, dengan kaku dan kekuatan yang entah masih ia rasa atau tidak, Bakinza bangkit dan menatap Faraat. Wajah merah diliputi kesedihan luar biasa di dalamnya.
"Mas ...," Bakinza ingin berbicara tapi tidak bisa. Ia ingin mengatakan itu hanya jebakan.
"Aku gak nyangka!" setelah mengatakan itu, Faraat berbalik lari dengan kuat. Ia tidak mau menatap wajah Bakinza. Hatinya sangat terluka. Sangat! Rasanya ia sendiripun tidak tau apa kata luka itu tepat.
Saat sudah berada di dalam mobil, Faraat berteriak sekeras mungkin. Dan memukuli stir mobil sampai rasanya tangannya kebas tidak merasakan sakit.
"Sialan! Jadi itu dia gak datang! Jadi itu kejutan dia! Sial! Sial! Sial! Arghh! Gue benci lo Bakinza!"
Faraat menangis. "Gue benci lo. Jahat banget lo ke gue. Apa salah gue, hiks."
Faraat mengacak rambutnya kasar saat adegan di mana Bakinza yang berada di atas tubuh mr. Razaaq terputar.
"Apa ini Ya Allah? Kenapa Bakinza bisa berbuat seperti itu?"
"Hamba tidak ingin percaya, tapi semua itu sangat jelas di depan mata Hamba sendiri."
"Hati Hamba seakan remuk Ya Rabb ..."
Setelah menenangkan diri dengan mengucap lafadz istighfar, Faraat mengemudikan mobilnya menuju tempat favoritnya jika sedang ingin sendiri.
🍁🍁🍁
Bakinza menatap nanar di mana tadi Faraat berdiri menyaksikan dirinya yang tadi dizholimi oleh pria yang sedang tertawa puas itu. Bakinza berbalik, menatap kosong pada dua manusia yang sungguh tiada punya hati.
"Apa ini tujuan kalian?" tanya Bakinza seperti bisikan, namun masih bisa di dengar.
Mr. Razaaq bersedekap dada, ia menyeringai keji. "Saya memang telah lama mengimpikan keretakan dalam rumah tangga kamu dengan Faraat. Itu setimpal untuk kamu yang sudah merebut Faraat dari saya! Jika kamu bertanya apakah saya puas? Ya, saya sangat puas!"

KAMU SEDANG MEMBACA
BAKINZA-Takdirku Bersamamu
RomanceAllah tidak menguji cinta seseorang, Allah hanya menguji hatinya. Sejauh dan semampu manakah ia sanggup bertahan. --------------- Di saat cinta telah menetap, di saat rindu sudah dibelenggu dalam penantian panjang. Bagaikan petir yang menyambar, Bak...