■L I M A B E L A S■

2.1K 121 29
                                    

TAKDIRKU BERSAMAMU
°•°•°•°•°•





Tanyakan pada hatimu! Sudah berapa kali Allah mematahkan hatimu?
Apa kau tahu, itu cara Allah agar menyelamatkanmu dari kebahagiaan semu
-Sriw59-

🍁🍁🍁

Tiga tahun sudah kedua insan yang saling menyimpan rasa itu tak tahu-menahu tentang kabarnya masing-masing. Tidak ada pesan, tidak ada surat diantara keduanya. Cara mereka mengobati rindu hanyalah dengan mendoakan satu sama lain, seperti halnya Raffa.

"Ya Allah ... sudah tiga tahun lamanya Hamba berpisah dengannya, Hamba tak tahu tentangnya. Tak tahu kabarnya, dan tak tahu perasaannya sekarang terhadap Hamba. Maafkan Hamba yang lemah ini, yang selalu berdoa tentang dia yang bukan mahramku dan yang belum tentu takdirku. Maafkanlah ... Kau yang tahu isi hatiku Ya Rabb. Jagalah dia dimanapun berada. Aamiin."

Suara ketukan pintu terdengar di heningnya malam, siapa lagi jika bukan Aira yang akhir-akhir ini selalu menemui Raffa di sepertiga malam. Pintu terbuka, munculah Aira dengan balutan mukenah putih dan tangan yang memeluk Al-qur'an. Raffa tersenyum haru memandangnya.

Diingatkan kembali pada masa yang telah lalu, begitu banyak cerita yang tiada akhirnya. Raffa hanya perlu bersabar untuk masalah ayahnya yang tidak menemukan satu titik terang, namun ia bisa bernapas lega karena sang adik mulai melupakan masa-masa yang kelam itu. Walau terkadang sang adik selalu bermimpi buruk yang selalu berkaitan dengan kejadian menjijikan itu.qq

"Kemarilah, Dek!" Aira berjalan menghampiri Raffa dengan seringai di bibirnya.

"Aku dengar lho doa, Mas," ucapnya tersenyum tertahan.

Blush. Pipi Raffa memerah, seingatnya ia berdoa dengan pelan. Raffa mencubit hidung Aira, "dasar, ya, gak sopan. Ngupingin Mas."

Aira tertawa lepas sampai bola matanya tak terlihat saking menyipitnya lipatan mata. Entah ini yang keberapa kali ia melihat sang adik tertawa selepas ini, yang pasti perasaan Raffa sekarang sangat bahagia.

Sebentar lagi, Dek. Sebentar lagi kita akan menyapa bahagia

"Umur Mas sudah berapa, sih?" keningnya mengerut tak lama wajahnya berbinar, "ha. Umur Mas 26 tahun, hih udah tua. Cepet nikah dong! Udah punya kerjaan tetap juga, udah memenuhi juga tau. Ayuk lah lamar si dia yang selalu Mas doakan di sepertiga malam."

Raffa mengelus kepala Aira dengan lembut, "nanti. Ada saatnya. Sekarang Mas mau fokus sama kamu, Dek. Kamu kan kuliah dan lagi Mas gak mau nanti waktu Mas terbagi, Mas lebih sayang kamu daripada dia. Belum tentu juga dia takdir Mas. Doakan saja, ya, Dek."

Aira mengerjapkan mata menghalau air mata yang akan jatuh. Ia tak menyangka kakaknya sangat menyayanginya lebih dari apapun, sungguh Aira sangat bersyukur berkat aksi dari kaburnya, kini ia telah terlindungi oleh sang kakak.

"Mas ...," Aira memeluk pinggang Raffa erat. Tak hentinya ia mengucap syukur, "terimakasih, ya, Mas. Mas sudah melimpahkan kasih sayang yang begitu besar buatku. Aku bersyukur memiliki seorang kakak yang sangat begitu perhatian pada adiknya. Mas sangat sabar menghadapiku. Adek sayang, Mas."

Raffa menepuk-nepuk bahu sang adik yang bergetar, "cup cup cup. Uluh uluh adik Mas, berhenti dong nangisnya."

Dalam tangisnya Aira tersedak oleh tawanya sendiri, ia melepas tangan yang memeluk pinggang Raffa. Beralih ia mencubit lengan sang kakak, "lebay, deh. Sana buruan nikah supaya bisa meluk-meluk sama unyel-unyel."

"Coming soon," ucapnya terkekeh. Aira hanya memutar bola matanya.

Sungguh tiada yang lebih mengharukan dari kasih sayang seorang kakak pada adiknya yang teramat besar. Patutlah bersyukur bagi siapapun yang berbahagia dengan saudara kandungnya.

BAKINZA-Takdirku BersamamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang