TAKDIRKU BERSAMAMU
°•°•°•°•°•
▪
▪
▪
▪Pendek, guys! Bacanya pelan-pelan. 😆
BOOM! 🔥
🌼🌼🌼
Bakinza terusik dalam tidurnya, sudah beberapa kali ia tepis tangan jahil Faraat yang menggelitik tengkuknya. Semalam Bakinza tidak benar-benar tidur, ia lupa ada naskah mr. Razaaq yang harus diselesaikan. Faraat yang notabenenya sengaja membuat Bakinza masuk ke alam mimpi, malah terkekeh. Jadilah ia dengan mata berat menyelesaikan dengan sendiri. Tidak dengan Faraat, karena lelaki yang katanya ingin membantunya itu malah tidur dengan dengkuran yang membuat Bakinza terkikik geli dan diam-diam memvideokan.
"Mas ih! Aku ngantuk," Bakinza menaikkan selimut menutupi seluruh tubuhnya.
Faraat terkekeh geli, ia semakin gencar untuk membangunkan putri tidur ini. Bukannya apa, sebentar lagi adzan Shubuh, jadi ia harus membangunkan Bakinza untuk salat berjamaah.
Dengan sekali tarik selimut itu tergeletak ke lantai. Faraat menyeringai melihat kaki Bakinza menghentak-hentak udara dan mengoceh tidak jelas.
Faraat mendekatkan bibirnya ke telinga sang istri. "Za, Fatih bilang dia ke sini mau bawa permen Yupi sepabrik-pabrik katanya."
Faraat tinggal menunggu, dan...
"Serius?!" Bakinza sudah terduduk dan menatap Faraat antusis. Yah... Bakinza si pecinta permen Yupi.
Faraat pura-pura tidak paham. "Serius apanya?"
Bakinza memicingkan mata, "Mas ... kamu gak serius, tidur di luar."
Faraat gelagapan. Seperti kebanyakan pria jika mendengar kata itu pasti akan bersikap manis, dan berusaha dengan merayu.
"Eh, eh. Jangan dong, Sayang! Nanti aku gak bisa meluk kamu. Kamu tau kan kalau aku gak bisa tidur tanpa meluk kamu. Ekhem, aku---itu---
"Apa, hem?" Bakinza menyilangkan tangan di dada.
Faraat merutuk dalam hati. Senjata makan tuan, batinnya.
Lelaki itu terkekeh lebar. "Itu hanya cara supaya kamu cepet bangun, Sayang. Coba kalau aku banguninnya pakai cara lain, yang ada kamunya malah nanti tidur lagi karrna kecapean."
"Ngomong apa, Mas? Maaf, Bakinza gak ngerti, masih polos."
🌼🌼🌼
"Nanti kamu kabarin aja, ya. In Syaa Allah nanti aku datang. Aku pergi. Assalamu'alaikum."
Bakinza mengiyakan dan menjawab salam Faraat, dan segera melangkah masuk ke kantornya. Hatinya sedikit riang karena naskah ini akan segera rampung, dan Bakinza bisa fokus untuk program kehamilan.
Bakinza memicingkan mata ke arah tempat parkir. Sakira turun dari mobil mr. Razaaq?
"Aku gak salah. Aku kan tau plat mobil mr. Razaaq. Hum, kok bisa, ya, Sakira turun dari mobil mr. Razaaq?" senyum lebarnya terkembang. "Apa mereka sedang masa pendekatan? Hahh ... semoga saja."
Bakinza melihat Sakira memghadap ke arahnya. "Sakira!" dengan langkah riang wanita berkhimar navy itu sedikit berlari ke arah Sakira. Bakinza menyeringai. "Kamu habis keluar dari mobil mr. Razaaq, ya? Hayoo ...."
Sakira sempat membulatkan mata, namun hanya sekilas. Wanita berpasmina abu itu berdehem. "Kata siapa? Itu sepupuku. Aku tidak terlalu dekat dengan mr. Razaaq."
Bakinza terkekeh, "kamu jangan malu-malu gitu sama aku. Kita kan sekarang teman. Aku tau kok itu mobil mr. Razaaq, bahkan aku hapal plat nomornya. Jadi ...?"
KAMU SEDANG MEMBACA
BAKINZA-Takdirku Bersamamu
RomanceAllah tidak menguji cinta seseorang, Allah hanya menguji hatinya. Sejauh dan semampu manakah ia sanggup bertahan. --------------- Di saat cinta telah menetap, di saat rindu sudah dibelenggu dalam penantian panjang. Bagaikan petir yang menyambar, Bak...