Tepat pukul 08.00 WIB semua peserta yang akan mengikuti acara penghijauan hutan Mangrove sudah berkumpul di gedung kampus UDhaNus, setelah melakukan absensi kehadiran peserta masuk ke dalam Bus dan menempati kursinya masing-masing yang sudah diatur oleh panitia. Peserta sudah lengkap semua, perlahan Bus mulai bergerak maju meninggalkan area kampus dan bersiap menuju lokasi Pesisir Marunda, Cilincing, Jakarta Utara untuk melaksanakan kegiatan pemeliharaan lingkungan ini. Dalam perjalanan, Tantra sekali lagi memberitahukan susunan acara yang akan mereka laksanakan hari itu.
Senggani mencoba berkonsentrasi dengan apa yang dijelaskan oleh Tantra karena kemarin saat meeting dia tidak begitu baik mendengarkan penjelasan karena ada pemandangan yang sangat menganggu matanya dan sekarang pun hal itu terjadi lagi, pemandangan yang sama lagi, dia melihat Mahesa sedang berduaan dengan gadis bondol itu lagi, sangat tidak bermoral! Mesra-mesraan di depan banyak orang, mau pamer apa? Senggani juga menyayangkan kenapa dia harus ditempatkan di kursi seberang mereka berdua sih?kenapa dia tidak ditempatkan di kursi pojok belakang sana saja biar tenang hidupnya. Hah... siapa mau peduli! Itu urusan mereka, orang lain juga bisa menilai tindakan mereka ini pantas atau tidak dilakukan di depan umum seperti ini. Senggani akhirnya hanya menghabiskan waktu dengan melihat pemandangan di luar yang sungguh membuat mata sejuk tidak seperti pemandangan di dalam Bus.
Tiba di lokasi rombongan pun langsung melanjutkan ke sesi diskusi ringan seputar masalah pelestarian hutan Mangrove yang berpengaruh mengurangi dampak pemanasan global oleh salah satu perwakilan dari keMANGteer yang menjadi mitra dalam acara kali ini.
“Hutan Mangrove itu punya beberapa aspek baik bagi kehidupan kita. Yaitu aspek fisik, ekologi dan ekonomi. Aspek fisiknya adalah Mangrove bisa menjadi tameng pencegah bahaya Tsunami, maupun abrasi air laut. Aspek ekologinya adalah Mangrove bisa berfungsi sebagai filter atau penyaring polusi air dan udara karena dapat tumbuh di kondisi tanah yang berlumpur juga mampu menyerap polutan dari udara yang akan sangat berdampak buruk bagi kesehatan kita.” Jelasnya dengan sangat lugas dan disertai anggukan kepala dari sebagian besar para peserta yang hadir di sana.
“Dan untuk aspek ekonominya, Mangrove juga bisa menghasilkan kayu untuk bahan bangunan selain tentunya buah dan bijinya yang bisa dijadikan panganan. Jadi tidak ada yang sia-sia dari penanaman mangrove ini, karena setiap bagiannya mempunyai fungsi dan kegunaannya masing-masing dan tentunya harus kita jaga dan lestarikan agar keberadaan hutan Mangrove ini bisa terus kita rasakan manfaatnya bagi kehidupan kita baik sekarang maupun di masa depan.” Sambungnya yang langsung diiringi dengan tepuk tangan dari para penonton yang menyaksikan.
Selesai diskusi, semua peserta berbondong-bondong menuju pesisir pantai untuk menanam bibit-bibit pohon Mangrove. Masing-masing dari peserta yang ikut hadir akan diberi jatah 2 bibit untuk ditanam di areal seluas 326 Ha (yang tadinya seluas 1.200 Ha tapi perlahan hilang dan berganti fungsi menjadi tambak dan pemukiman) dan mereka sudah diberi pembekalan tentang cara menanam bibit mangrove saat diskusi tadi. Jenis tanaman Mangrove yang akan ditanam adalah jenis Rhizophora spp. Semua orang menyambut dengan antusias, para peserta berbaur menjadi satu dalam kubangan lumpur untuk bekerja sama menanam bibit pohon Mangrove. Banyak keceriaan dan senda gurau di sana, tidak ada jeda dan jarak antara mereka semua. Semua berbaur dalam satu tujuan menjadikan wilayah ini lebih baik dari abrasi pantai salah satu peyebab global warming dengan adanya pohon Mangrove.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Love to Him (Belum Revisi)
RomanceTop rank #1 pendaki (September 2019) #1 lingkungan (September 2019) #1 jalan-jalan (September 2019) #1 global warming (September 2019) #1 gondrong (September 2019) #1 backpacker (September 2019) Mencintai seseorang yang telah melabuhkan hatiny...