Hide and Seek

236 25 21
                                    

Kondisi Kelana Dewandaru semakin memburuk, Lara yang kebingungan meminta bantuan dari Mahesa untuk mengantarnya ke Puskesmas di Karimunjawa, namun karena dokter di sana tidak sanggup menangani Ndaru, Lara disarankan untuk segera membawanya ke rumah sakit besar. Lara langsung menghubungi Wildan untuk menjemput Bu Fatimah kembali ke rumah karena mereka akan segera pergi ke Semarang untuk membawa Ndaru dirawat di sana.

Mahesa kembali ke penginapan untuk memberitahu serta mengajak Gani ke Semarang, dihadapkan pada kenyataan bahwa kamar Gani sudah kosong dan menurut petugas penginapan Gani sudah check out dari sana, Mahesa kembali ke rumah Lara dengan menenteng carrier-nya sendiri.

"Senggani nggak ikut?" tanya Lara di sela-sela kesibukannya mengemasi barang yang akan dia bawa ke Semarang.

Lara dan Bu Fatimah berbagi tugas, Bu Fatimah langsung diantar Wildan ke Puskesmas untuk menemani Ndaru, sedangkan Lara pulang bersama Mahesa untuk berkemas. Wildan juga sudah kembali ke rumah untuk membantu Lara menyiapkan semua keperluan secepat mungkin.

"Dia udah pergi, dia udah check out dari penginapan," tutur Mahesa yang terlihat bingung. Dia seperti berpikir dan mencari keberadaan gadis itu dalam pikirannya. "Dasar keras kepala, dia kan nggak tahu daerah sini. Pergi ke mana coba, kalau sampai kenapa-kenapa siapa yang mau bantu?"

Lara bisa menangkap kecemasan itu dalam suara Mahesa. Wildan yang mendengarnya langsung angkat bicara karena tidak enak jika harus menyembunyikan semua yang dia tahu dari Mahesa.

"Maaf, Mas, nganu... tadi siang Mbak Gani sudah pergi naik pesawat ke Semarang. Tadi bilangnya mau pulang ke Jakarta." Wildan akhirnya buka suara.

"Naik pesawat? Maksudnya gimana, Wil?" tanya Lara lagi.

"Tadi waktu saya habis pulang ngantar Ibu itu, saya ketemu Mbak Gani di jalan kayak orang kesakitan gitu. Bawa tas kok, Mas," ucapnya pada Mahesa. "saya mau antar ke hotel tapi ndak mau, dia minta diantar ke bandara. Kayak yang buru-buru gitu, ya sudah saya antar ke bandara." Wildan sedikit tertunduk saat bercerita, dia takut dimarahi.

"Kenapa kamu nggak bilang dari tadi sih?" Lara yang gemas dengan aksi diam Wildan.

"Nyuwun sewu, Mbak, tadi Mbak Gani sendiri yang minta saya supaya ndak cerita-cerita kalau dia pergi gitu. Apalagi sama Mas Mahesa katanya saya ndak boleh bilang, maaf ya, Mas." Wildan masih menundukan kepalanya.

"Yowis, kamu bawa ini ke mobil," titah Lara pada Wildan untuk membawa dua tas yang sudah selesai dipacking ke dalam mobil.

Dilihatnya Mahesa yang masih terdiam sejak tadi.

"Setidaknya kita tahu kalau dia pulang ke Jakarta. Kamu harus temui dia, Sa, nggak usah menemani kami ke rumah sakit. Dari Semarang kamu langsung pulang aja ke Jakarta, temui dia."

Mahesa terdiam seperti masih berpikir. "Nggak, aku akan tetap temani kamu di rumah sakit, urusan Senggani kamu nggak usah pikirin. Yang penting sekarang kita bawa Ndaru dulu, ya."

Setelah meyakinkan Lara bahwa dia akan tetap ada di sisinya, Mahesa berangkat menuju Puskesmas untuk menjemput Bu Fatimah dan juga Ndaru. Dengan menyewa perahu motor milik seorang tetangga, mereka menyeberang ke Semarang dengan cepat. Dan langsug membawa Ndaru ke RSUP Dr. Kariadi Semarang untuk ditindak lanjuti.

🍁🍁🍁

Linera baru selesai meratakan masker bangkuang yang dibuatnya sendiri di wajah saat suara bel yang bertubi-tubi mengganggu 'me time'nya di apartemen, setelah membuka pintu Linera terkejut mendapati Senggani yang langsung memeluknya dengan menangis tersedu.

A Love to Him (Belum Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang