Hasil test skrining yang dilakukan Hendra dan juga Ndaru mendapatkan hasil yang memuaskan. Menurut dokter, pendonor yang berasal dari keluarga kandung memang solusi tebaik bagi pasien walaupun tidak selamanya tepat. Sebelum menentukan tanggal operasi dan melihat kondisi Ndaru sendiri, Hendra juga diminta untuk tidak mengkonsumsi alkohol dulu selama jangka waktu yang sudah ditentukan dokter dan mulai untuk mengkonsumsi makanan sehat sesuai anjuran dan pengawasan tim dokter.
Gaya hidup sehat yang sudah lama diterapkannya mampu membantunya menjaga organ-organ dalam tubuhnya sehingga tak butuh waktu lama agar liver Hendra kembali bersih dan siap untuk didonorkan.
“Kamu tetap perlu bicara dengan Mama dan Papa soal ini, Ndra. Walaupun ini sepenuhnya hak kamu, tapi mereka berhak tahu. Apalagi tentang keberadaan Ndaru,” ujar Mahesa setelah mereka berdua selesai joging pagi.
Sudah beberapa hari ini, Mahesa diminta Hendra untuk menemaninya olahraga. Hendra bilang ingin mendapatkan suasana baru dengan berolahraga di alam terbuka dan bukannya di tempat Gym. Dan Mahesa dengan senang hati menyambut ajakan adiknya itu.
“Aku memang ada rencana ke sana, Mas. Tapi aku masih bingung cara ngomongnya.” Hendra terduduk di salah satu bangku taman sambil sibuk mengelap keringatnya dengan handuk kecil.
“Ya bicara apa adanya, sesuai fakta.” Mahesa menyerahkan sebotol air mineral untuk adiknya dan ikut duduk melepas lelah.
“Mas juga ikut ya, agar semua kesalah pahaman ini tuntas. Aku mau membersihkan lagi nama Mas di depan keluarga kita.” Hendra masih nampak malu pada Mahesa. “Maafin aku juga ya, Mas. Selama ini aku sudah kurang ajar sama, Mas, aku melimpahkan kesalahan yang aku lakukan sendiri sama kamu. Aku malu sama kamu, Mas.” Hendra tertunduk lagi.
“Ndra, kamu udah kebanyakan minta maaf. Udahlah, yang sudah lewat kita lupain aja. Yang terpenting sekarang kita harus fokus sama Ndaru, kamu sudah mau berubah dan mau menolong Ndaru aku sudah bersyukur kok.” Mahesa menepuk pundak Hendra dengan agak keras sebagai tanda agar Hendra bersemangat lagi.
Hendra menatap wajah Mahesa lekat lalu dia tersenyum, “Aku ngerti sekarang kenapa aku bisa merasa kalah dua kali dari, Mas. Kamu memang punya sesuatu yang nggak aku punya,” tandas Hendra sambil meneguk airnya.
“Maksud kamu?” tanya Mahesa yang mengernyit tak mengerti.
“Lara dan Gani, aku kehilangan keduanya gara-gara, Mas,” candanya sambil tersenyum, “Karena Senggani sudah pergi, aku memutuskan untuk mulai memperjuangkan Lara lagi, Mas. Aku ingin membahagiakan dia untuk menebus semua penderitaan yang dia alami gara-gara aku. Tapi aku nggak tahu, apa Lara masih mau menerimaku setelah semua yang aku lakukan padanya?”
“Lara masih mencintai kamu, Ndra. Walaupun dia nggak pernah bilang sendiri, tapi aku tahu kalau di hatinya masih ada kamu. Cuma kamu orang yang dia tunggu selama ini.” Mahesa meyakinkan Hendra untuk kembali memperjuangkan Lara.
“Aku janji nggak akan pernah mengecewakan dia lagi, Mas,” tandas Hendra dengan segenap keyakinan.
Mahesa tersenyum dan kembali menepuk-nepuk pundak Hendra merasa bangga dan percaya dengan ikrar yang baru saja dikatakan adiknya.
“Mas sendiri gimana?” tanya Hendra tiba-tiba, “kapan Mas akan terus terang dan mulai memperjuangkan Senggani?”
Pertanyaan Hendra tadi langsung mengunci mulut Mahesa rapat dan menarik tangannya dari pundak kokoh Hendra. Seolah tak mendengar pertanyaan Hendra, Mahesa malah dengan santai meminum air mineral bagiannya.
“Mas, jangan pura-pura lagi deh. Aku tahu semuanya dan aku juga udah merelakan dia untuk kamu kok. Karena alasan dia meninggalkan aku itu demi kamu, dan sekarang giliran kamu yang berjuang untuk dia.” Hendra malah jadi geregetan sendiri dengan sikap diam kakaknya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Love to Him (Belum Revisi)
RomansTop rank #1 pendaki (September 2019) #1 lingkungan (September 2019) #1 jalan-jalan (September 2019) #1 global warming (September 2019) #1 gondrong (September 2019) #1 backpacker (September 2019) Mencintai seseorang yang telah melabuhkan hatiny...