Lost Focus

277 45 27
                                    

Rasa bahagia karena apa yang dia nantikan terucap dari mulut Hendra akhirnya dia dengar juga, begitu pun rasa kecewa yang Senggani rasakan terhadap Mahesa. Hubungan yang sudah terjalin baik, akhirnya harus kembali kaku seperti dulu. Jika berpapasan, mereka sama-sama saling menghindar. Tidak ada yang menyapa atau membuka pembicaraan duluan. Semuanya tampak kembali asing. Saat rapat redaksi sedang berlangsung, Senggani sangat tidak bisa konsentrasi karena dia beberapa kali menangkap basah Mahesa sedang menatap ke arahnya. Sangat membuat tidak nyaman.

“Kalian ada masalah apa sih?” Linera yang sudah mengendus ada yang tidak beres dengan dua orang partner ini akhirnya tidak bisa lagi menahan keinginan untuk bertanya pada Senggani. Saat jam istirahat tiba, langsunglah dia menggiring Gani menuju rooftop kantor dan menanyainya.

“Siapa?” Senggani bukannya tidak tahu siapa yang dimaksud Linera, tapi dia berpura-pura tidak mengerti saja. Linera memang tidak pernah bisa dikelabui, jika ada sedikit saja yang tidak beres dengan sahabatnya itu dia akan langsung tahu.

“Loe sama Mahesa, kalian ada masalah apa? Gue perhatiin, sudah 2 hari ini kalian nggak saling bicara. Diam-diaman terus, kayak orang yang nggak kenal. Ada apa?”

“Ah, perasaan loe saja kali. Kita baik-baik saja, seperti biasa.” Senggani pura-pura sibuk memperhatikan vertical garden yang menghiasi area rooftop yang tidak terlalu luas itu.

Linera tahu memang sedang terjadi sesuatu, buktinya Senggani sengaja menghindari kontak mata dengannya saat bicara. Itu salah satu kebiasaan Gani yang Linera sudah hatam betul. Jika Gani sedang berbohong atau sedang menyembunyikan sesuatu dia tidak berani bertatap muka dengan lawan bicaranya. “Jujur aja kenapa sih? Kalian itu team, dan gue sangat bertanggung jawab terhadap pekerjaan kalian berdua. Kalau kalian nggak kompak, kerjaan kalian juga ikut kena imbasnya. Dan pasti gue juga yang pusing meng-handle semuanya!” Linera mulai mengeluarkan taring galaknya.

Oke, mungkin kali ini Gani sudah tidak bisa mengindar lagi. Mau tak mau, dia harus menceritakan apa yang terjadi kemarin kepada sahabatnya itu. Karena kalo sampai makhluk bernama Linera Dewi Pitaloka itu dibuat penasaran, dia akan terus meneror sampai dia memuaskan rasa penasarannya itu.

“Loe tahu, waktu Hendra ngajak gue ke pesta ulang tahun Mamanya, gue dapat kejutan yang luar biasa membuat shock. This is crazy. Mereka itu saudara. Mereka Kakak beradik.” Akhirnya Senggani membuka ceritanya juga.

Who?” tanya Linera yang masih belum mengerti dengan siapa yang dimaksud dengan saudara oleh Senggani.

“Mahesa dan Mahendra itu saudaraan. Hendra itu adiknya Mahesa.” Senggani frustrasi.

What? Hendra adiknya Mahesa? are you kidding me?” Linera menganggap ucapan Senggani itu hanya joke.

“Gue serius, gue nggak becanda. Gue juga nggak percaya tadinya, tapi semuanya itu nyata. Semua benar, kalau mereka itu bersaudara.”  Sergah Senggani agar Linera mau percaya.

“Serius loe? Jadi sekarang loe secara nggak langsung ngegebet Kakak adik itu dong?”

“Gue nggak tahu Lin, gue juga bingung. Dan loe tahu, berita apa yang gue dapat dari Hendra soal Mahesa?”

Linera menggeleng karena belum tahu apa yang dimaksud Gani. “Tapi loe janji nggak akan menceritakan masalah ini sama siapapun juga. Jangan ember!” Senggani memperingatkan. Dan Linera mengangguk lagi dengan memasang tampang kepo akutnya itu.

Dan dengan hati-hati, Senggani akhirnya menceritakan semua yang sudah Hendra ceritakan kepadanya kemarin yang membuat Linera langsung terduduk di bangku taman rooftop itu sambil melongo.

“Apa gue bilang, dari pertama ketemu gue sudah nggak suka sama dia. Dia memang bad boy, feeling gue ternyata nggak meleset. Omongan loe soal Don’t judge the book by it’s cover itu ternyata nggak ada gunanya, buruk di luar sudah pasti buruk di dalam. Lihat saja buah, kalau luarnya terlihat sudah busuk dalamnya pasti juga busuk.” Tandas Senggani dengan sekali nafas karena saking emosinya jika sudah membicarakan soal Mahesa lagi.

A Love to Him (Belum Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang