Stasiun Tanah Abang menjadi titik awal perjalanannya menapaki setiap jengkal negeri ini. Mahesa akan menaiki kereta hingga sampai ke pelabuhan Merak Banten yang akan mengantarkannya menyeberang ke Pulau Sumatera untuk memulai petualangan gilanya itu. Tak pernah terbayangkan bahwa dia akhirnya akan benar-benar melakukan perjalanan ini seorang diri, nazar yang sempat terucap secara spontan itu akhirnya menjadi boomerang untuk dirinya sendiri. Mahesa tak menyesal, dia hanya masih tak percaya bahwa hari ini benar-benar tiba.
Dengan mencangklong carrier biru besarnya di punggung dan sepatu gunung kesayangannya Mahesa menatap satu persatu wajah orang-orang yang disayanginya yang ikut mengantar kepergiannya hari itu. Mama dan Papanya terlihat tak bisa menyembunyikan tangisnya kala anak sulungnya harus pergi, juga Hendra yang memaksakan ikut mengantarnya walaupun masih dalam tahap pemulihan pasca operasi serta Lara yang tak henti-hentinya menitikan air mata. Tak lupa kedua sahabat tercintanya Jamal dan Danang yang tak kalah kaget saat diberitahu tentang rencananya itu. Mereka berdua sempat memarahinya habis-habisan dan mengancam tak akan datang hari ini, tapi nyatanya mereka datang untuk mengiringi langkah Mahesa dengan untaian doa.
Langkah berat kaki Mahesa mendekati mereka semua, dipeluknya satu persatu wajah-wajah sedih itu dengan memamerkan senyum baik-baik saja. Dia berusaha membuat orang-orang yang ditinggalkannya itu mengiringinya dengan senyuman. Mahesa sendiri tak tahu, sampai kapan semua perjalanan yang bahkan belum dimulainya ini akan berakhir. Dia hanya berusaha menepati janjinya dengan sebaik mungkin dan kembali secepatnya berkumpul bersama keluarganya lagi.
“Mas nggak akan datang ke pernikahan aku dong,” tukas Hendra begitu Mahesa melepaskan pelukannya pada Hendra dan Lara sekaligus.
“Doaku selalu ada buat kalian kok,” jawab Mahesa lagi.
“Dia nggak datang, Sa?” tanya Lara yang menanyakan soal keberadaan Senggani.
Mahesa menggeleng. “Maybe not, aku juga nggak berharap dia datang sih. Takut bikin aku malah nggak mau pergi,” pungkasnya lesu.
“Mahesa!” sebuah suara cempreng memanggilnya. Itu Linera yang berlari menghampirinya dengan tergesa.
“Syukur deh masih di sini, kirain udah berangkat.” Linera tampak ngos-ngosan. “Dia ke sini, tapi nggak mau masuk,” lanjutnya lagi.
“Sekarang di mana?” tanya Mahesa cepat.
“Mobil.”
Setelah Linera memberitahukan hal itu, tanpa pikir panjang Mahesa langsung berlari menuju lokasi yang disebutkan Linera. Mobil Linera kosong tak terlihat seorang pun di dalamnya, Mahesa berjalan mengitari mobil dan mendapati Senggani sedang bersandar di belakangnya sambil terus menundukkan kepala seperti tak bertenaga.
Mahesa menarik dagu gadis itu perlahan dan mendapati mata sembab yang masih basah itu menghiasi wajah Gani. Mahesa memeluknya dan mengelus rambut panjang Senggani, setiap elusannya membuat langkah kakinya kian berat.
“Aku akan tunggu kamu, Sa,” rintihnya dengan suara yang sudah parau.
“Jangan, kamu bebas Senggani. Kamu nggak terikat oleh siapapun. Jangan jadikan kepergian aku sebagai belenggu untuk kamu bertemu laki-laki yang baru, aku mencoba untuk realistis. Aku nggak mau kamu menungguku sampai waktu yang nggak tentu.” Mahesa melepaskan pelukannya dari gadis itu.
“Aku akan tetap tunggu kamu.” Senggani bersikeras dengan ucapannya.
“Sampai kapan? Aku sendiri nggak tahu kapan perjalanan ini akan berakhir. Kamu harus berjanji nggak akan memenjarakan hati kamu sendiri, buka hati kamu untuk orang lain selain aku. Kita harus bisa menerima semua yang sudah digariskan, belajar ikhlas menerima bahwa tidak semua yang kita inginkan bisa tercapai. Dengan begitu hati kamu akan lebih ringan. Kamu harus bisa hidup bahagia tanpa aku.”
Mahesa mencium kening gadis yang dicintainya itu dengan penuh rasa sedih, ciuman terakhir yang dia berikan pada Senggani itu sebagai pertanda untuk melepas gadis itu dari sisinya. Melepas cintanya untuk terbang bebas tanpa belenggu apapun, membiarkan Senggani menjalani hidupnya seperti dulu sebelum mereka berdua bertemu dan hati mereka saling terpaut.
END
🍁🍁🍁
Thanks to:
-Alam Indonesia dengan segala keindahan dan keunikannya
-Komunitas KeMANGteer Jakarta
-Kelompok Tani Nelayan Mino Raharjo (Pak Bagio dan Mas Timan)
-Sate Klatak Pak Bari
-WALUBI Indonesia
-Komunitas teater Kreasi Bangsa
-BOS (Borneo Orangutan Survival)
-Bang Ipul (pengelola Basecamp gunung Tambora)
-AKAR (Komunitas Alam Karimunjawa), Mas Yarhannudin atau Ambon
-Dan masih banyak orang-orang hebat dan inspiratif yang nggak bisa Thor sebut satu persatuKalian sumber inspirasi terhebat bagi thor menghidupkan tokoh Mahesa. Terimakasih atas dedikasinya selama ini, apapun yang kalian lakukan untuk kelestarian alam Indonesia patut diapresiasi. Kehadiran orang-orang hebat seperti kalian mampu memperindah dan mewarnai negeri nusantara tercinta ini menjadi lebih cantik lagi.
Semoga kisah ini bisa menginspirasi kita semua untuk bisa menjaga alam Indonesia dan lebih mencintai tanah air kita.
Terimakasih... Salam lestari...🍁🍁🍁
Thor minta maaf sebelumnya kalo ending mereka ternyata harus begini, sejujurnya thor juga ingin kisah ini berakhir happily ever after kayak dongeng disney. Tapi ada hal-hal yang membuat thor akhirnya memutuskan untuk membuatnya sad ending. Semoga tidak mengecewakan ya. Walaupun nanti pasti banyak DM yg marah2in thor gara-gara endingnya begini 😂. Gak apa-apa itu berarti kalian peduli dengan Mahes-Gani. Sebetulnya thor juga lagi galau antara stop di sini atau bikin sequel mereka lagi. Tapi kalaupun thor buat sequelnya, kemungkinan nggak dalam waktu dekat ini. (Pada masih mau nunggu gak ya???) 🤭😅
Terimakasih untuk semua readers yang setia mengikuti kisah cinta penuh liku mereka berdua (apaan sih). Dari yang bomb vote, bomb koment, nge vote tapi nggak koment, koment tapi nggak nge vote sampai yang silent reader tanpa jejak apapun juga thor makasih sekali...
Berkat kalian, thor bisa menyelesaikan cerita ini. N sampai ketemu di work selanjutnya ya...Love, hug and big thanks
Author
KAMU SEDANG MEMBACA
A Love to Him (Belum Revisi)
RomanceTop rank #1 pendaki (September 2019) #1 lingkungan (September 2019) #1 jalan-jalan (September 2019) #1 global warming (September 2019) #1 gondrong (September 2019) #1 backpacker (September 2019) Mencintai seseorang yang telah melabuhkan hatiny...