Hari ulang tahun Mama Hendra akhirnya tiba, semua tetamu satu persatu mulai berdatangan ke lokasi pesta. Termasuk Senggani yang datang bersama Hendra, Hendra memang sengaja menjemput Gani di kantor karena gadis itu sudah make up sendiri di kantor. Sampai di lokasi acara, Senggani malah nervous nggak karuan.
“Ndra, aku pulang aja apa ya?” ucap Gani yang sudah tidak karuan perasaan hatinya.
“Lho, kok pulang sih? Tanggung udah sampai juga, masuk aja yuk. Nggak mau kenalan sama Mamaku emangnya?” bujuk Hendra sambil membuka pintu mobil.
“Tapi...”
“Nggak ada tapi-tapian, apa sih yang kamu takutkan? Kamu cantik kok, dan Mama pasti suka sama kamu. Percaya deh.” Hendra tersenyum meyakinkan Senggani.
“Bener?”
“Iya, yuk turun,”
Mereka berdua melangkah masuk ke dalam rumah yang sudah ramai dengan tamu. Hendra mengedarkan pandangan ke semua sudut, mencari keberadaan sang Mama yang menjadi tokoh utama dalam acara malam ini, tapi belum juga dia temukan.
Tiba-tiba, seorang pria berjas abu-abu memanggil Hendra untuk membicarakan soal project yang sedang mereka tangani bersama. Dasar, orang sibuk nggak di mana nggak di mana pasti kerjaannya ngikut. Gerutu Senggani.
“Gani, kamu enjoy aja dulu di sini, sebentar lagi aku kembali.” Hendra dan rekannya itu meninggalkan Senggani sendirian di tengah-tengah orang asing yang Gani sama sekali tidak mengenal satu pun. Rasa nervousnya terus saja kumat, apa ini yang rasanya akan bertemu sama calon mertua? Pikir Senggani, walaupun mereka belum resmi berpacaran entah kenapa Senggani sudah berpikir bahwa diajaknya dia kemari oleh Hendra adalah untuk diperkenalkan sebagai pacar di hadapan Mama Hendra. Hubungan mereka berjalan mengalir seperti air, walaupun belum ada pernyataan resmi dari Hendra tapi hubungan keduanya sudah selayaknya orang pacaran. Senggani menggeleng-gelengkan kepala, mikir apa sih? Dia bertanya pada pramusaji yang kebetulan melintas di mana arah menuju toilet.
Saat keluar dari toilet, Senggani merasa ada yang memanggilnya. Itu Tante Rahayu, Mamanya Mahesa. Langsung terbersit rasa senang di hati Senggani, kalau Tante Rahayu jadi tamu undangan di pesta ini besar kemungkinan Mahesa juga ikut. Itu artinya dia bisa bertemu dengan si gondrong yang makin lama makin menggemaskan itu. Kira-kira, orang secuek dia gimana ya penampilannya kalau datang ke pesta formal seperti ini? Pikiran Senggani langsung ke mana-mana, membayangkan Mahesa dalam balutan jas formal lengkap dengan dasi kupu-kupunya membuat kupu-kupu dalam perut Senggani seketika beterbangan ke sana ke mari.
“Hai, Tante apa kabar?”
“Baik, sangat baik. Kamu keliatan beda ya malam ini, cantik.” Ucap Tante Rahayu yang melihat penampilan Senggani dari atas hingga bawah.
“Ah, Tante bisa aja. Oh ya, Mahesa mana Tante? Apa nggak ikut ke sini?”
“Lho, Tante pikir malah dia sama kamu,” terka Tante Rahayu.
“Enggak kok, saya ke sini sama teman.”
“Oh ya, teman kamu salah satu undangan di sini juga?”
“Kebetulan teman saya itu anak yang punya pesta ini, Tante. Mamanya ulang tahun, dan saya diajak ke sini, katanya mau sekalian dikenalkan dengan Mamanya.” Senggani malu-malu menjelaskan maksud Hendra mengajaknya ke sini.
“Teman yang kamu maksud itu Hendra?” tanya Tante Rahayu tiba-tiba. Dengan air muka yang berbeda pula.
“Kok Tante bisa tahu nama teman saya itu Hendra?” Gani ikut kaget. Tebakan Tante Rahayu tepat.
“Jadi kamu ini gadis yang mau Hendra kenalin sama Tante itu?” raut wajah Tante Rahayu berubah seketika. “Tante ini Mamanya Hendra lho,” terangnya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Love to Him (Belum Revisi)
RomanceTop rank #1 pendaki (September 2019) #1 lingkungan (September 2019) #1 jalan-jalan (September 2019) #1 global warming (September 2019) #1 gondrong (September 2019) #1 backpacker (September 2019) Mencintai seseorang yang telah melabuhkan hatiny...