Lucky Girl And A Man With A Sunrise Smile

357 51 28
                                    

Semua tugas peliputan telah selesai, tinggal mengetik dan menyusun artikelnya untuk selanjutnya disetorkan kepada Editor. Mereka masih punya jatah waktu sampai besok sebelum pulang ke Jakarta,  jadi Senggani masih punya waktu menyusun artikel yang akan dia tulis nantinya. Sekarang waktunya bersantai di tepi pantai Goa Cemara yang berhawa sejuk dengan banyaknya pepohonan cemara di sekitar, sambil menunggu detik-detik moment indah yang selalu Senggani senangi jika berada di pantai, Sunset.

Setelah seharian padat akan jadwal wawancara dan ikut berkegiatan di penangkaran bersama Pak Hanafi, Senggani duduk di atas pasir sambil menatap lurus ke arah lautan. Sebentar lagi, sang surya akan tenggelam dan bersamaan dengan kembalinya sang surya ke peraduannya maka akan muncul sebuah lukisan maha karya agung sang Pencipta yang tiada duanya, semburat warna magenta yang begitu elok dan anggun akan tersaji di depan mata untuk dinikmati setiap insan yang setia menunggunya.
 
Sebuah ice cream cokelat tersodor di hadapannya tiba-tiba. Senggani menoleh, dan mendapati Mahesa sudah duduk di sampingnya sambil menyerahkan ice cream itu tanpa memandang ke arahnya. Tatapan cowok itu lurus ke depan.

“Cepetan ambil, keburu cair di tangan nih!” omelnya lagi-lagi tanpa menoleh.

“Saya kan nggak minta,” jawab Senggani nggak kalah ketus. Sejak bertengkar tadi pagi karena Mahesa ngeloyor nggak jelas ke mana, mereka belum bicara satu sama lain lagi sampai detik ini. Saat ikut pelepasan Tukik pun, mereka sibuk dengan Job masing-masing.

“Ya udah kalo nggak mau, padahal kapan lagi bisa lihat Sunset di pantai Goa Cemara sambil makan ice cream. Gratis lagi,” Ucap Mahesa lagi sambil menjilati ice cream miliknya sendiri.
Senggani dengan terpaksa mengambil ice cream yang disodorkan kepadanya itu.

“Makasih.” Ucapnya dan langsung menjilat ice cream coklat itu, sebenarnya senang juga dikasih ice cream, karena Senggani memang penggemar ice cream, tapi kalo yang memberikannya Mahesa, Senggani agak gengsi untuk bermanis-manis ria kepada orang yang sudah memberikannya ice cream. Apalagi, kalau ingat tadi pagi Gani sudah marah-marah kepada cowok itu, makin gengsi deh.

Tapi kalo dipikir-pikir cowok ini nice juga, ngasih cewek ice cream di tengah moment Sunset akan segera muncul. Bisa romantis juga cowok ini, mendadak Mahesa terlihat keren di matanya.

“Beli di mana?” tanya Senggani setelah lama mereka tidak bicara.

“Di penjual ice cream lah, habisnya tadi nggak ada kembalian sih makanya terpaksa deh beli ice creamnya dua. Daripada mubazir, mending saya kasih ke kamu kan?” jawabnya santai tanpa tahu efek dahsyat yang Senggani rasakan.

Damn... jadi dia ngasih ice cream itu terpaksa? Jadi dia ngasih ice cream juga bukan karena dia baik dan tulus? Tapi gara-gara terpaksa ice creamnya nggak ada yang makan? Keterlaluan... emang kayak gini ya cara dia ngomong sama cewek? Biar gimanapun nggak usah jujur banget kali! Jadi nyesel bilang dia romantis! Cuiih… Senggani langsung merasa mual-mual memakan ice cream yang Mahesa berikan padanya. Dibuangnya ice cream yang masih tersisa setengahnya itu.

“Kok dibuang sih? belinya pake duit lho!” protes Mahesa.

“Eneg soalnya, ice creamnya nggak enak.” jawab Senggani sekenanya.

“Masa sih? Enggak ah,” Mahesa menjilat ice cream miliknya.

“Nggak tahu ya, punya saya sih rasanya pahit, habis ngasihnya terpaksa sih. Pahit deh di lidah.” sindir Senggani tajam.

“Kalo nggak suka ice cream bilang aja, nggak usah pake cari-cari alasan segala. Kalau tahu kamu buang ice creamnya, mending tadi saya kasih sama anaknya Pak Bandi aja.”

Senggani membuang nafas pendek-pendek, ampun deh nih orang! Kenapa nggak ada manis-manisnya ya kalo bicara, sangat berbeda waktu dia bicara dengan pacarnya itu atau ketika dia membantu seorang ibu menyebrang jalan dulu atau juga kepada Linera. Ada apa dengan Mahesa, kenapa dia bisa se menyebalkan ini kalo sedang berbicara dengannya? Hah... Senggani jadi pusing memikirkan tentang si gondrong edan satu ini.

A Love to Him (Belum Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang