Tekan bintang ⭐sebelum membaca
Happy reading
❇
Mobil Aurel terparkir sempurna di depan rumah bercat abu-abu yang tidak kalah besar dengan rumahnya. Aurel diikuti Devan segera turun dari mobil dan berjalan menuju pintu gerbangnya.
Kaki keduanya diam tepat di depan gerbang, Aurel sangat yakin ini rumahnya. Ia ingat beberapa kali pernah menjejakkan kaki disini.
Setelah mengetuk gerbang kayu yang tinggi menjulang itu, akhirnya ada sahutan juga dari dalam. Suara kaki mendekat, membuat mereka berdua melega.
"Neng Aurel, ya?" sapa seorang wanita paruh baya yang membukakan pintu gerbang itu. Aurel tersenyum sopan, benar dugaannya tidak salah lagi, ini rumahnya.
"Hayu neng, masuk. Udah lama ya, neng Aurel nggak kesini," ucap wanita itu, memersilakan Aurel dan Devan masuk.
"Iya, bi. Aurel sibuk kuliah," ujar Aurel sekenanya.
"Pacarnya, ya neng?" goda bi Siti, asisten rumah tangga di rumah ini.
Aurel tersenyum sekilas. "Bukan, ini temennya Alana," jawab Aurel.
Sebelum bi Siti mengucapkan sepatah kata lagi, Aurel keburu menyelanya. "Aurel masuk ya bi," pamit Aurel
Bi Siti hanya mengangguk, memersilakan Aurel memasuki rumah majikannya ini. Bi Siti ikut masuk rumah, tetapi ia lewat samping rumah yang langsung menuju dapur.
Devan kagum melihat interior rumah ini, terlihat simple namun elegan. Di beberapa titik juga terdapat guci antik, yang dari luarnya saja terlihat mahal.
"Assalamualaikum," salam Aurel. Kakinya melangkah semakin dalam ke rumah itu. Terlihat sepi, tidak jauh beda dengan rumahnya, namun ia yakin ada kehidupan disini.
"Walaikumsalam," sahut wanita yang masih cantik walau umurnya tidak jauh berbeda dengan Arin, yang biasa dipanggil Aurel dan Alana tante Friska.
"Aurel! Ya ampun udah lama banget kamu nggak main kesini," ucap Friska, mendekat pada Aurel. Tanpa aba-aba Aurel memeluk tantenya itu, yang sudah ia anggap sebagai mama keduanya.
"Tante ... Aurel juga kangen, tapi tugas kuliah Aurel banyak banget. Jadinya nggak bisa main," jelas Aurel. Friska tersenyum maklum, ia melepaskan pelukannya dan menatap laki-laki yang berdiri kaku di belakang Aurel.
"Dia siapa? Pacar kamu?" tanya Friska pada Aurel dengan nada jahil.
"Enggak kok tan, Devan ini temennya Alana," sahut Aurel cepat, tidak ingin tantenya ini salah paham. Aurel saja belum memberitahu tantenya mengenai pacar aslinya, mungkin yang tahu hanya keluarga intinya saja.
"Devan, tante," ucap Devan memerkenalkan dirinya pada Friska.
Friska pun tersenyum, dan menyambut uluran tangan Devan. Aurel dan Devan dipersilakan duduk di sofa ruang keluarga, didepan mereka terdapat televisi, DVD player, sampai playstation.
"Aurel kesini mau minta bantuan dari tante, siapa tau tante bisa bantu," ucap Aurel mengatakan tujuannya datang kesini.
Friska menatap Aurel sepenuhnya. "Bantuan apa? Emang kamu kenapa, sayang?" tanyanya sedikit khawatir. Apalagi ia tahu, kakaknya Arin beserta suaminya sedang ke luar kota. Ia sungguh takut Aurel kenapa-napa.

KAMU SEDANG MEMBACA
Buku Harian Alana [✔]
Teen FictionCerita sudah tamat dan part masih lengkap. Yuk baca :) Jangan lupa follow juga ya :) #3 in penulisamatir 11 Juli 2019 #1 in dariel 31 Juli 2019 #9 in highschoolstory 19 November 2019 Alana Stephanie Indrawan, nama yang tertulis di akta kelahirannya...