Tekan bintang ⭐ sebelum membaca
Happy reading
❇
Dengan segera Alana melangkah menuju kantin, pasti Hilmi dan Karina sudah menunggu. Memang bel istirahat baru saja berbunyi, namun Alana harus ke toilet terlebih dahulu dan menyuruh sahabatnya ke kantin. Tak lupa sekalian memesankan Alana makanan.
Sampai pintu kantin, Alana mengedarkan pandangannya mencari keberadaan kedua sahabatnya. Terlihat Karina melambaikan tangannya dari sudut ruangan. Alana sedikit terkejut, bukan karena letak tempatnya yang sedikit terpencil. Namun karena disana juga ada Devan dan Dariel.
Alana melemparkan tatapannya pada Karina. Seakan dia berkata, "Ngapain mereka berdua disini?"
"Lo nggak lihat? Semua tempat udah penuh, nggak papa sekali-kali," ucap Karina.
Dengan pasrah Alana duduk di sebelah kiri Dariel. Hanya itu kursi yang tersisa. Alana curiga, seakan ini semua sudah direncanakan kedua sahabatnya. Terbukti sekarang Karina dan Hilmi yang tertawa tertahan melihat Alana dan Dariel.
"Nih pesanan lo, kayak biasanya, kan?" ucap Devan menggeser semangkok bakso tanpa sayuran pada Alana.
Alana tersenyum dan mengucapkan terima kasih pada Devan. Sementara Devan lanjut mengoper makanan untuk Hilmi, Karina, dan Dariel.
Setelah mendapat makanan semuanya. Mereka segera makan, tak lupa candaan dan cerita kecil mengiringi makan mereka. Seperti biasa. Mungkin terlihat tidak biasa bagi Dariel, ini pertama kalinya ia berkumpul dengan teman-temannya dan makan bersama. Biasanya dia makan di kantin sendirian, tak ada yang bercanda tawa dan berisik seperti sekarang.
"Maaf, mungkin lo nggak nyaman ya disini," bisik Alana saat menyadari Dariel hanya diam saja.
Dariel menggeleng kecil dan tersenyum tipis. Senyumnya hanya sebentar, mungkin tidak ada dua detik. "Nggak papa, gue menikmati ini kok," jawab Dariel dengan suara pelan.
Benar yang dikatakan Dariel. Meskipun tidak terbiasa, tetapi Dariel menikmatinya. Seru juga memiliki teman seperti mereka, kocak dan gila.
Alana dan Dariel ternyata tidak menyadari bahwa ketiga orang didepan dan samping mereka tengah menatapnya. Dengan tatapan jail dan menggoda tentunya.
Karina terlihat mengibaskan tangannya di telinga dan di depan wajahnya. "Ish, nyamuknya bisik-bisik mulu dari tadi," sindirnya dengan nada marah pada nyamuk. Padahal sama sekali tidak ada nyamuk disini.
"Iya, geli banget kuping gue," imbuh Hilmi mendukung acara sindiran Karina.
Devan diam saja melihat kedua sahabatnya beraksi. Tidak cocok juga kalau Devan ikut-ikutan menyindir Alana dan Dariel. Memangnya dia lelaki apa ikut sindir-sindiran?
Alana dan Dariel kembali makan tanpa memedulikan sindiran Hilmi dan Karina. Lihat saja, disini Alana masih diam. Dia masih sadar tempat untuk baku hantam. Dan di kantin sama sekali tidak cocok. Tunggu saja di kelas nanti.
"Diem aja lo Al, sariawan apa panas dalam?" tanya Devan dengan nada bercanda. Sementara Alana menatapnya tajam, tanda kalau dia sedang dalam tidak mood bercanda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Buku Harian Alana [✔]
Genç KurguCerita sudah tamat dan part masih lengkap. Yuk baca :) Jangan lupa follow juga ya :) #3 in penulisamatir 11 Juli 2019 #1 in dariel 31 Juli 2019 #9 in highschoolstory 19 November 2019 Alana Stephanie Indrawan, nama yang tertulis di akta kelahirannya...