Part 54 - Masak Bareng Camer?

425 34 0
                                    

Tekan bintangsebelum membaca

Happy reading


"Maaf tante, Alana permisi sebentar ke kamar mandi," izin Alana. Sebisa mungkin gadis itu tidak melihat bahkan melirik ke arah Dariel. Sumpah, malu banget woi.

"Oh iya, itu kamar mandinya," tunjuk Devi pada kamar mandi yang tak jauh dari dapur.

Alana segera bergegas ke sana, ingin cepat-cepat mencuci mukanya.

Dariel sekilas menatap punggung Alana yang kini sudah tidak terlihat, terhalang pintu kamar mandi. Ia mendekati Davira, duduk lesehan didepan adiknya.

"Kakak cantik," ucap Davira menunjuk kamar mandi di pojok ruangan.

"Kakak cantik? Siapa Dar?" tanya Devi pada Dariel.

"Alana ma, Vira manggilnya kakak cantik," jelas Dariel. Sementara Devi tersenyum kecil.

Davira kembali menunjuk kamar mandi. "Kakak cantik, kak," ujar Davira. Mungkin maksudnya memberitahukan pada Dariel, kalau Alana disini.

"Iya, pasti kamu kan yang nakal sama kakak cantik, hm?" Davira terkikik kecil, ini sudah cukup menjawab pertanyaan Dariel.

"Nakal ya," tutur Dariel mencubit gemas kedua pipi gembul Davira. Sementara yang dicubit hanya bisa mengadu pada mamanya.

"Dariel udah, kasihan Vira," lerai Devi. Dariel melepaskan cubitannya, lalu tangannya mengusap pelan pipi adiknya yang baru saja ia cubit.

"Cium kakaknya dulu dong," suruh Dariel, sambil menyodorkan pipi kanannya. Dengan senang hati Davira mengecup singkat pipi kanan Dariel.

Alana berdiri tepat di depan pintu kamar mandi, diam-diam ia memerhatikan Dariel. Otot pipi Alana tertarik ke atas, melihat interaksi kakak beradik antara Dariel dan Davira. Sangat manis, batinnya.

Dariel berdiri saat matanya melihat Alana yang berjalan semakin dekat ke arahnya. Tentu dengan wajah yang normal kembali, tidak belepotan tepung seperti sebelumnya.

"Tante, Alana bantu, ya," ucap Alana.

"Makasih sayang, tolong ambilkan mixer di lemari bawah bagian tengah ya," pinta Devi, tangannya menunjuk lemari dapur dibelakangnya.

Alana segera mengambilnya, Dariel sedari tadi memperhatikan Alana, ia duduk di kursi dan tangannya bertumpu di meja pantri.

"Ini taruh mana, tan?" tanya Alana sambil merapikan kabel mixer.

Devi menunjuk tempat kosong di meja. "Taruh sini sayang, makasih ya," Alana tersenyum menanggapi.

Kini Alana kembali disibukkan dengan kerjaannya memarut keju batangan ataupun mengiris kecil-kecil buah yang sudah disediakan sebagai topping kue nanti.

Dariel sejak tadi tidak melakukan apapun, kecuali duduk manis dan banyak bertanya tentang ini itu pada mamanya. Tak lupa sambil memperhatikan wajah serius Alana saat mengerjakan sesuatu. Dariel tersenyum tipis saat Alana ataupun Devi saling bertukar cerita, ia merasa Alana dan mamanya semakin akrab.

"Kakak cantik, liat aku," seru Davira menarik-narik rok selutut Alana.

Alana menghentikan kegiatannya, saat merasa roknya ditarik-tarik Davira. Ia melihat ke bawah, sesuai permintaan gadis kecil itu.

"Ya ampun Vira, kamu kotor banget. Udahan yuk mainnya," tutur Alana seraya berjongkok membersihkan tepung di pakaian Davira. Bukan hanya pakaian, bahkan seluruh tubuh Davira penuh tepung, termasuk wajah dan sebagian rambutnya.

Buku Harian Alana [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang