Tekan bintang ⭐sebelum membaca
Happy reading
❇
Jam pelajaran terakhir diisi bu Shira, meskipun ini bukan jadwalnya mengajar. Beliau hanya menyampaikan urutan tempat duduk untuk UTS minggu depan."Ibu berharap nilai kalian bisa lebih baik lagi daripada ujian akhir semester kemarin, terutama Alana, ya?" ucap bu Shira.
Alana mengangguk patuh, sepertinya ia harus meningkatkan belajarnya lagi. Dariel menengok sekilas ke arah Alana, dan tersenyum tipis, seakan menguatkan dan meyakinkan bahwa nilai Alana bisa meningkat.
"Kalau perlu kamu belajar bareng temen kamu, nanti bisa semangat lagi, oke?"
"Iya bu," jawab Alana seraya tersenyum pada wali kelasnya.
"Yasudah, hanya itu yang ingin ibu sampaikan pada kalian, selamat siang semuanya," ujar bu Shira merapikan kertas fotocopy yang dibawanya.
"Siang bu," jawab mereka serentak.
Suasana kelas kembali berisik setelah bu Shira keluar kelas, mereka cenderung membahas tentang ujian tengah semester nanti. Sambil berdoa semoga pengawas enak, sekelas sama temen yang pinter, dan lain lagi doa mereka.
"Alana, lo mau nggak belajar bareng gue?" tanya Dariel menyentuh pelan bahu Alana, yang membuat gadis itu tersentak kaget.
"Eh? Sorry, lo tadi tanya apa?"
"Mau nggak belajar bareng gue? Kayak yang dibilang bu Shira tadi, biar nilai lo ada peningkatan," tawar Dariel.
"Boleh deh, tapi cuma kita berdua?" tanya Alana.
"Kalau mau ajak Devan, Hilmi, sama Karina juga nggak papa. Malah enak kayak belajar kelompok," cetus Dariel.
Alana menghadap ke belakang, menggebrak meja Hilmi dan Karina.
"Santai napa woi, ngajak tawuran ya?" celetuk Karina.
"Tau, kita lagi enak-enak cerita juga," tambah Hilmi.
"Lo berdua mau nggak belajar bareng gue sama Dariel?" tanya Alana tidak mengindahkan celotehan kedua sahabatnya tadi.
Mereka berdua saling tatap, seolah berbicara dari hati ke hati. Sampai Karina berdeham dan memutuskan kontak matanya dengan Hilmi.
"Gue nggak bisa soalnya harus belajar bareng juga sama Deni," ucap Karina.
"Gue juga udah dimasukin mama gue bimbel, jadi nggak bisa ikut kalian," tolak Hilmi.
Alana mengangguk mengerti, kalaupun ingin mengajak Devan pasti dia nolak. Entah alasannya apa, Alana tidak yakin dia akan mau.
"Yaudah nggak papa. Gue ngerti kok yang punya pacar baru, mesti nempel kemana-mana. Kalau belajar bareng yang serius, jangan pacaran aja," sindir Alana seraya melirik Karina tajam. Jangan dibuat serius, Alana hanya bercanda ini.
"Ngaca kali. Masih mending gue nempel terus, tapi kan sama pacar. Kalau lo? Pacar kagak nempel aja kek perangko," sarkas Karina membalas sindiran Alana.
Seketika Alana kicep. Tidak tahu harus membalas apa, karena yang diucapan Karian memang kenyataannya. Alana mengerti maksud ucapan Karina, tentu saja ditujukan untuknya dengan Dariel.
"Semerdeka lo," ucap Alana langsung kembali berbalik ke depan. Tawa Hilmi dan Karina pecah, merasa berhasil balik menjahili Alana.
Dariel yang sejak tadi diam, ia sebenarnya mendengarkan interaksi Alana dengan kedua sahabatnya. Sekarang ia memusatkan perhatiannya pada Alana yang masih cemberut karena dijahili sahabatnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Buku Harian Alana [✔]
Teen FictionCerita sudah tamat dan part masih lengkap. Yuk baca :) Jangan lupa follow juga ya :) #3 in penulisamatir 11 Juli 2019 #1 in dariel 31 Juli 2019 #9 in highschoolstory 19 November 2019 Alana Stephanie Indrawan, nama yang tertulis di akta kelahirannya...