Part 30 - Alana Hilang

541 55 0
                                    

Tekan bintangsebelum membaca

Happy reading



Hilmi dan Karina memutuskan untuk kembali ke kelas. Karena apa? Selama mereka berdua membuntuti Alana dan Dariel, tidak ada yang seru bagi mereka. Sebelumnya mereka berharap dapat berita fantastis hasil dari detektif, Alana dan Dariel ternyata pacaran, contohnya.

Bel tanda jam pelajaran berbunyi, Alana dan Dariel keluar dari perpustakaan. Takutnya guru-guru sudah selesai rapat dan kelas mereka mendapat pelajaran.

Alana dan Dariel masuk ke kelas bersama-sama. Keadaan yang semula rusuh menghening seketika, mata seluruh penghuni kelas menatap daun pintu, sontak helaan napas lega keluar. Mungkin saat Alana dan Dariel masuk, mereka mengira guru yang datang.

"Sialan! gue kira guru yang masuk,"

"Aduh-aduh, pasangan baru kelas kita nempel ae kayak perangko,"

"Raline Rasya kalah nih gaes!!"

"Udah gue bilangin juga GUE NGGAK PACARAN SAMA RALINE,"

Tanpa menghiraukan teriakan-teriakan temannya, Alana dan Dariel lekas duduk di bangkunya. Hilmi dan Karina tentu saja disana, ia pura-pura sibuk bermain ponsel.

"Tadi ada guru nggak yang masuk?" Alana menoleh ke belakang dan menanyakan itu pada kedua sahabatnya.

"Enggak kok, kayaknya masih rapat," jawab Hilmi. Ia pun kurang yakin dengan jawabannya, pasalnya tadi ia dan Karina membuntuti Alana. Namun, terlihat dari rusuhnya kelas ini Hilmi menjadi yakin dengan jawabannya.

Alana mengangguk sekilas, dan berbalik menghadap mejanya. Fokus Alana sepenuhnya pada novel di meja, tadi waktu diperpus Alana belum selesai membacanya, jadi ia memutuskan untuk meminjamnya.

Kelas yang berisik, teriakan bahkan nyanyian yang mampu merusak gendang telinga, tidak membuat Alana kehilangan konsentrasinya membaca novel. Begitulah Alana, walaupun suasana berisik, ia tetap terfokus membaca novel dan berhasil mengikuti setiap alurnya. Berbeda kalau belajar, walaupun kelas menghening seperti kuburan, Alana merasa sulit menerima pelajaran.

Tak lama kemudian, Bu Shira selaku wali kelas X IPA 1 memasuki kelas. Semua murid di dalam kelas pun terkejut, sekarang jam pelajaran terakhir dan tidak jadwalnya pelajaran bahasa indonesia. Mereka saling pandang satu sama lain dengan kening berkerut, tatapan ketakutan terlihat jelas, mereka takut karena PR bahasa indonesia belum selesai.

Bu Shira yang menangkap raut wajah ketakutan dari muridnya pun tersenyum maklum. "Selamat siang semuanya," sapa Bu Shira berusaha melunturkan ketakutan itu.

"Siang bu," jawab mereka agak pelan.

"Saya tau kalian pasti kebingungan kenapa saya memasuki kelas ini, kan?"

Buku Harian Alana [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang