Tekan bintang ⭐ sebelum membaca
Happy reading
❇
Pagi harinya Alana berangkat sekolah bersama Devan. Aura Alana tampak berbeda dari kemarin, tentu saja, ia terlihat lebih ceria sekarang.
Selama perjalanan menuju sekolah, Alana terus saja mengajak Devan berbicara. Seolah tidak kehabisan topik, gadis itu menyerocos dan Devan hanya menanggapi seperlunya saja. Mengingat Devan juga harus fokus mengemudi motornya.
Saat sampai diparkiran, Alana dapat melihat Ferris yang berjalan kearahnya. Ah, Ferris pasti mencari Devan. Tidak mungkinkan mencari Alana, memangnya ada perlu apa?
Alana yang peka situasi pun menyeletuk, "Buku paket bahasa indonesia punya gue ada di loker, gue duluan ya,"
Memang benar apa yang dikatakan Alana, dia tidak berbohong. Tanpa menghiraukan Devan, ia berjalan meninggalkan parkiran.
"Hai, Alana," sapa Ferris saat berpapasan dengan Alana diparkiran.
Alana berhenti melangkah dan membalas sapaan Ferris. "Hai kak, pasti mau ke Devan, ya?"
"Iya, ini gue bawain nasi goreng buat dia. Kira-kira Devan suka nggak, ya?" bisik Ferris menatap Devan. Alana ikut menatap ke arah Devan, pas sekali Devan juga menatap kedua gadis itu.
Alana memalingkan mukanya dari Devan. "Suka kok, apalagi yang buatin kakak. Yaudah ya kak, gue mau ke kelas dulu,"
Setelahnya Alana melangkah pergi. Sebelum benar-benar pergi, Alana menoleh ke belakang. Ia dapat melihat Ferris yang menyodorkan kotak bekal yang dibawanya pada Devan. Sedangkan Devan menerimanya, wajar bukan?
Alana masih memerhatikan interaksi mereka dari kejauhan. Entah apa yang dikatakan Devan disana, Ferris tiba-tiba menoleh ke arah Alana. Hingga tatapan Alana bertabrakan dengan Ferris, senyum Ferris mengembang lebar dan melambaikan tangan pada Alana. Karena bingung ingin bereaksi seperti apa, Alana hanya tersenyum singkat. Setelahnya gadis itu pergi dari sana.
"Dimakan ya, capek-capek aku buatnya," pinta Ferris pada Devan.
"Oke, ntar gue makan." jawab Devan sembari memasukkan kotak bekal Ferris dalam tasnya.
Mata Ferris terlihat berkeliling sekitar. Ia bingung ingin membicarakan apalagi dengan Devan. Parkiran masih cukup sepi pagi ini, hanya mereka berdua yang berada disana.
"Nanti pulang sekolah bisa bareng?" tanya Ferris. Tatapan matanya menyiratkan harapan agar Devan menyanggupinya.
Helaan napas keluar dari mulut Devan. Baru saja ia akan menjawabnya, Ferris dengan segera menyelanya.
"Nggak papa kalau nggak bisa. Gue balik ke kelas dulu, ya," pamit Ferris melemparkan senyum singkatnya pada Devan. Setelahnya gadis itu melangkah meninggalkan Devan di parkiran.
Gue nggak pernah ada niatan buat nyakitin lo, kak. Tapi sepertinya gue juga belum bisa buat lo bahagia. Batin Devan
❇
Istirahat kedua Alana meminta waktu berdua untuk mengobrol dengan Devan. Hilmi dan Karina juga mengerti, ia dengan senang hati mengizinkan Alana untuk mengobrol dengan Devan. Apalagi mereka berdua tahu, bahwa hubungan Alana dan Devan belakangan kurang baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Buku Harian Alana [✔]
Ficção AdolescenteCerita sudah tamat dan part masih lengkap. Yuk baca :) Jangan lupa follow juga ya :) #3 in penulisamatir 11 Juli 2019 #1 in dariel 31 Juli 2019 #9 in highschoolstory 19 November 2019 Alana Stephanie Indrawan, nama yang tertulis di akta kelahirannya...