Part 78 - Waktu Yang Cepat Berlalu

394 36 1
                                    

Tekan bintangsebelum membaca

Happy reading

Senyuman tak pernah luntur dari wajah Alana. Setelah kejadian beberapa menit lalu yang mampu membuatnya serangan jantung, kini Dariel mengejutkannya kembali dengan mendatangkan kedua sahabatnya.

Alana duduk manis diantara Karina dan Hilmi. Sedangkan diseberang mereka ada Dariel dan Deni. Sayang sekali Hilmi sementara harus menjadi nyamuk diantara mereka. Tapi tak apa ini hanya sebentar.

Tatapan heran diberikannya pada Karina. "Kok lo udah ganti baju aja, sih?" ucap Alana.

Pasalnya di instastory Karina tadi, ia memakai mini gaun cantik. Tetapi sekarang berganti pakaian yang tak jauh berbeda dengan Alana.

"Gue bawa baju ganti, lagian gue tau pasti lo juga dandan simpel kayak gini," jawab Karina tepat sasaran.

Mereka lanjut makan malam bersama, sekadar mengganjal perut. Diselingi canda tawa, mereka menanti detik-detik pergantian tahun. Alana mengira Dariel akan sulit berinteraksi dengan Deni, namun ia salah. Ternyata Deni mempunyai hobi yang sama dengan Dariel, yaitu tentang fotografi. Jadi mereka berdua juga sibuk sendiri dengan dunianya, sama sekali tak menghiraukan komplotan Alana yang sekarang entah sedang membahas apa.

Karina mengintrupsi pada mereka semua untuk berdiri. Rupanya detik-detik tahun baru akan segera dimulai. Alana memandang aneh Karina yang berlari menuju sudut rooftop, mengambil sesuatu.

Dariel tersenyum saat tahu apa yang dibawa Karina. Tidak sia-sia dia membujuk— ralat memaksa Karina untuk mencarikan barang itu.

"Apaan ini, Rin?" tanya Hilmi.

Tanpa menjawab Karina menunjukkan barang yang ia bawa. Mata Alana berbinar senang, ia menatap Dariel yang dibalas lelaki itu dengan senyuman penuh arti.

"Wah, lampion!! Kapan belinya?" cerocos Hilmi, antusias. Sejak Karina menjemputnya tadi, Hilmi sama sekali tidak sadar Karina membeli lampion. Atau Karina membelinya sebelum menjemputnya tadi? Entahlah.

"Al, tulis harapan lo dikertas ini," perintah Karina. "Nanti diterbangin bareng lampionnya,"

"Makasih," ucap Alana menerima kertas kecil dari Karina berserta bolpoin.

Bukan hanya Alana, mereka semua menulis harapan masing-masing. Lalu kertas itu dilipat dan ditempel di lampion.

"Hei semuanya!! Lihat sini kembang apinya mau mulai, nih!" seru Deni yang berdiri di salah satu sisi tembok pembatas rooftop.

Alana, Dariel, Karina dan Hilmi ikut mendekat pada Deni. Dan benar, kafe ini ternyata tidak jauh dari spot perayaan tahun baru. Mereka harus berterimakasih pada Dariel yang telah menyewa tempat ini.

Jadi, dari rooftop kafe mereka dapat melihat orang-orang berkumpul di taman kota bersiap menyalakan kembang api.

Hitungan mundur dari angka sepuluh mulai diteriakkan. Debaran jantung Alana ikut berteriak dan rasa bahagia turut mejalar dihatinya. Ia bahagia, dalam artian benar-benar bahagia memiliki Dariel disisinya.

Buku Harian Alana [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang