Tekan bintang ⭐sebelum membaca
Happy reading
❇
Entah Karina dan Hilmi saja atau seluruh penghuni kelas X IPA 1 yang merasakan sepi saat Alana tidak sekolah. Sepertinya hanya Karina dan Hilmi yang merasakan, karena dia sahabat Alana. Oh iya, satu lagi! Dariel juga merasa sepi, biasanya ada seseorang yang terus mengajaknya berbicara saat pelajaran, tapi hari ini tidak. Siapa lagi kalau bukan Alana.
Rencananya sepulang sekolah Karina dan Hilmi akan menjenguk Alana di rumahnya. Kini mereka sedang bosan-bosannya di kelas dan tidak sabaran menunggu bel pulang berbunyi.
Karina melihat jam tangannya. "Kurang limabelas menit lagi," gumamnya.
"Kurang duapuluh menit tau," ucap Hilmi, nyolot. "Tuh lihat jamnya," tunjuknya pada jam dinding kelas yang menempel di atas papan tulis.
"Jam lo aja yang kecepetan," sambungnya. Karina mendengus kesal, ternyata Hilmi benar. Jam tangannya kecepetan lima menit.
"Nanti bawa apa buat jenguk Alana?" tanya Hilmi. Guru di depan kelas sama sekali tidak mereka perhatikan, sudah terbiasa begitu.
Hilmi terlihat berpikir sebentar. "Buah-buahan gimana?" usulnya. Ia berpikir setiap orang sakit, kebanyakan yang menjenguk membawa buah, kan.
"Alana kan gak suka buah, lo tau sendiri," tutur Karina.
Hilmi mengangguk paham, namun sekelebat ide muncul dipikirannya. "Iya, kecuali apel merah. Dia itu sebenarnya suka buah, tapi dalam bentuk lain, misalnya jus buah atau sari buah. Emang aneh tu anak,"
Mendengar belakang bangkunya berbisik-bisik, membuat Dariel sedikit terganggu. Ia jadi tidak konsentrasi dengan apa yang disampaikan bu Shira.
"Sstt ... Berisik tau. Kenapa, sih?" ucap Dariel dengan suara pelan, seperti berbisik.
"Kita mau jenguk Alana, tapi bingung mau bawa apa," jelas Karina. "Lo mau ikut, nggak?"
"Boleh, kapan?"
"Nanti pulang sekolah," balas Hilmi. Dariel mengangguk sekali dan kembali berkutat dengan buku-buku di mejanya.
"Yaudah nanti bawain aja apel merah sama jus buah kemasan," saran Karina.
Hilmi menjentikkan jarinya semangat. "Nah, ide bagus!" pekiknya spontan. Tanpa aba-aba, mata seluruh penghuni kelas menatapnya heran, termasuk Bu Shira-guru bahasa indonesia.
"Hilmi, ada apa?" tanya Bu Shira. Sementara Hilmi menanggapinya dengan menggeleng pelan dan cengengesan.
Bel pulang berbunyi membuat siswa-siswi yang mengantuk kembali semangat lagi. Termasuk Karina dan Hilmi, mereka langsung memasukkan buku-buku yang berserakan dimeja ke dalam tas. Setelah berdoa dan mengucapkan salam pada bu Shira, seluruh siswa-siswi kelas X IPA 1 berhamburan keluar kelas.
Mereka ke rumah Alana menggunakan mobil Dariel. Awalnya Karina dan Hilmi ingin naik taksi, namun Dariel menawarinya tumpangan, rezeki kan tidak boleh ditolak. Jadilah mereka bertiga disini, didalam mobil sport hitam yang beberapa saat lalu pernah dinaiki Alana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Buku Harian Alana [✔]
Teen FictionCerita sudah tamat dan part masih lengkap. Yuk baca :) Jangan lupa follow juga ya :) #3 in penulisamatir 11 Juli 2019 #1 in dariel 31 Juli 2019 #9 in highschoolstory 19 November 2019 Alana Stephanie Indrawan, nama yang tertulis di akta kelahirannya...