Part 71 - Kenapa Jadi Begini?

396 32 0
                                    

Tekan bintangsebelum membaca

Happy reading

Setelah bel pulang berbunyi, Alana segera berjalan keluar kelas. Hilmi dan Karina saling berpandangan aneh, tumben Alana tidak mengajak mereka. Ah, tapi mereka tidak mau berpikiran buruk, mungkin saja Alana buru-buru atau ada sesuatu yang penting.

Devan yang melihat Alana berjalan sendirian pun langsung berlari menyusulnya.

"Al, tungguin gue!" teriak Devan.

Langkah Alana sontak berhenti. Ia menoleh dan menemukan Devan yang berlari kearahnya. Alana segera memikirkan alasan yang pas agar Devan tak mengikutinya lagi.

"Hari ini gue nggak pulang bareng lo, gue ada urusan," ucap Alana setelah Devan berada didepannya.

"Mau kemana? Yuk, gue anter," tawar Devan.

"Nggak usah, gue buru-buru sekarang. Gue duluan," pamit Alana seraya menepuk pundak Devan sekali. Lalu berjalan cepat menjauhi Devan.

Disinilah Alana sekarang, di kafe dekat sekolah. Duduk sendirian di sudut ruangan, tengah menunggu Ferris datang. Alana kira Ferris sudah datang duluan, makanya dia buru-buru.

Ia meminum sedikit cappucino ice yang dipesannya. Melihat Ferris berdiri dipintu kafe, Alana segera mengangkat tangannya. Mengode Ferris untuk menghampirinya.

"Sori, gue telat. Tadi ada masalah dikit,"

"Enggak papa, kak." jawab Alana.

Ferris tersenyum tipis dan duduk di depan Alana. Ia memanggil pelayan dan memesan minum. Sepertinya tidak akan lama urusan ini selesai.

Alana meletakkan gelasnya saat Ferris tiba-tiba berdeham pelan. Dan seketika Alana memfokuskan dirinya pada Ferris.

"Gini Al, ada sesuatu yang harus gue omongin sama lo," ujar Ferris membuka percakapan serius mereka.

"To the point aja ya, gue nggak suka basa-basi." sambung Ferris. Dari raut wajahnya, ia terlihat sedikit bimbang.

Alana tetap diam. Namun dari matanya, Alana terlihat menyimak setiap kata dari Ferris. Dia juga penasaran. Kalaupun tidak penting, Ferris mungkin tidak akan mengajaknya ketemuan disini. Dan ini pertama kalinya mereka ketemuan berdua, biasanya ada Devan diantara mereka.

"Sebenarnya ... Em, gue sama Devan ...," ujar Ferris sedikit menggantung.

Ferris terlihat bingung saat mengatakannya. Setelah Alana buka mulut memaksanya untuk meneruskan kalimat tadi, hati Ferris tergerak. Ini semua harus diluruskan.

"Sebenarnya gue sama Devan itu nggak pacaran."

"Hah?! Gimana? Gimana?!" seru Alana. Ia tidak menyangka Ferris akan mengatakan kalimat seperti itu. Pantas saja tadi terlihat bimbang.

"Iya, gue sama Devan nggak pacaran. Kita cuma pura-pura pacaran didepan lo," terang Ferris.

"Gue nggak ngerti sumpah. Terus apa untungnya kalian pura-pura pacaran?" tanya Alana mulai emosional. Bagaimana mungkin sandiwara mereka berjalan semulus ini?

Buku Harian Alana [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang