Part 46 - Konflik

459 42 0
                                    

Tekan bintangsebelum membaca

Happy reading

Pagi buta Alana sudah sampai dikelasnya, Belum ada satu pun penghuni kelas yang datang, kecuali Alana. Suasana kelas benar-benar sepi sunyi. Alana sengaja tidak berangkat dengan Devan, karena dia tidak mau merepotkan Devan untuk pagi sekali berangkatnya.

Tanpa memerhatikan sekitar, Alana tetap menggeledah laci meja kelasnya satu-satu. Berharap buku bersampul dream catcher itu ketemu. Hampir gila dia semalam, saat membuka tasnya dan buku itu tidak ada.

Alana menghela napas berat, dia sudah lelah berkeliling dari meja satu ke meja lainnya. Tapi hasilnya nihil, buku hariannya tetap tidak ada. Alana kesal, kenapa sih dia mudah sekali lupa menaruh barangnya? Apalagi buku itu, Alana sangat menjaganya dari siapapun termasuk kedua sahabatnya yang ingin sekali mengetahui isinya.

"Hai Alana ...." sapa Raline. "Tumben berangkat pagi,"

Alana tersenyum canggung. "Iya nih ... Ada sedikit urusan tadi," jawabnya sedikit bingung.

Raline yang menyadari tingkah Alana pun berucap, "Yaudah, gue mau ke kantin sarapan. Ikut yuk, daripada disini sendirian."

"Nggak usah, sendiri juga nggak papa kok," tolak Alana.

Setelah Raline keluar dari kelas, Alana kembali mencari-cari bukunya. Seluruh kelas sudah dia jelajahi, namun belum juga ketemu. Dia curiga bukunya telah diambil seseorang.

Karena logikanya begini, kemarin Alana tidak sengaja meninggalkan bukunya di laci meja, tidak mungkin sekali buku itu sekarang tidak ada kecuali diambil orang kan.

Alana duduk sebentar dibangku temannya. Pikirannya berkelana memikirkan kira-kira siapa diantara teman sekelasnya yang seringkali pulang paling akhir. Atau kemungkinan bisa jadi yang sangat penasaran dengan isi buku hariannya.

Alana menegakkan duduknya, pikirannya mengarah kepada satu orang, ya hanya dia yang muncul dibenak Alana saat ini.

"Dariel ...." gumam Alana menyebutkan nama yang tiba-tiba saja terlintas di kepalanya.



Hari ini terasa berat bagi Alana, ia harus memakai topengnya. Jangan sampai seseorang pun tahu kalau Alana kehilangan buku hariannya. Mungkin Alana akan bercerita pada kedua sahabatnya nanti.

Alana sangat penasaran, dimana sekarang buku hariannya berada. Seluruh laci meja di ruang kelasnya sudah Alana periksa, namun buku itu tidak ada disana. Sangat tidak masuk akal kalau buku itu hilang ditelan bumi, pasti ada yang mengambilnya.

"Woi," panggil Karina menepuk bahu Alana. "Bengong aja, hati-hati ntar kesambet,"

Hilmi memerhatikan raut wajah Alana yang tidak seperti biasanya. "Kenapa? Ada masalah, sini cerita," ucap Hilmi sambil memakan cilok kesukaannya.

Alana mengaduk es teh manisnya dengan sedotan, tengah menimbang keputusannya untuk bercerita tentang buku harian itu atau tidak.

Gadis itu menyedot es tehnya, bersiap untuk menceritakan hal ini pada kedua sahabatnya. Siapa tahu mereka bisa membantu.

Buku Harian Alana [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang