Prolog.

10.8K 462 31
                                    


Rachel begitu bangga melihat sketsa wajah Leo yang sudah ia selesaikan dalam tiga hari, ia yang sibuk dengan dunia kuliah serta manggung dari kafe ke kafe ternyata masih sanggup melangsungkan janjinya. Ia tak membungkus kanvas itu sama sekali, Rachel terlalu excited untuk menunjukan langsung hasil lukisannya pada sang kekasih nan sudah dua tahun menjalin hubungan dengannya.

Sepasang kakinya bergerak cepat melewati lobi apartemen, Rachel langsung masuk lift dan menekan nomor tiga puluh, ia terus saja mengukir senyum seraya menatap hasil lukisannya. Leo benar-benar tampan dan terkesan hidup dari goresan pensil yang ia buat.

Setelah pintu lift terbuka otomatis tepat di lantai yang Rachel tuju, gadis itu keluar dan melangkah lebih cepat lagi menuju unit apartemen Leo.

Semoga dia suka, semoga dia suka. Happy Birthday, Leo.

Rachel merangkai kode, memang hanya ia dan Leo yang tahu kode masuk ruangan itu. Begitu masuk unit apartemen, jantung Rachel berpacu lebih cepat, antara gugup dan bangga—dua hal itu mendominasi batin Rachel sekarang. Ia melewati ruang tamu, dan beberapa ruang lain hingga tiba di depan pintu kamar Leo. Tangan kanan Rachel bergerak memutar kenop, senyumnya semakin merekah saat menikmati setiap detik perasaan yang kian membuncah ketika ia harus menunjukan hasil karya tangannya.

Namun, seketika Rachel membeku di tempatnya berdiri. Tangan kiri gadis itu meremas kanvas penuh amarah, dadanya naik turun menahan emosi yang merambat pada sekujur tubuh. Tepat setelah pintu kamar berhasil dibuka, rupanya pemandangan mengerikan telah menyambut Rachel. Kekasihnya sendiri tengah berhubungan badan di ranjang bersama Natasha, posisi mereka membelakangi Rachel, dan desahan menjijikan itu memenuhi indra pendengaran Rachel hingga kepala serasa siap meledak.

Gadis itu tak mendekat sama sekali, ia memutar tubuh bersamaan air mata yang terjun bebas mengaliri wajahnya. Langkah Rachel lebih cepat hingga ia memasukan hasil lukisannya begitu saja ke tempat sampah di dekat pintu utama, Rachel keluar. Ia melangkah pelan seraya tersedu, semudah itu Leo meruntuhkan lagi perasaan yang selalu Rachel tata sebaik mungkin. Nyatanya, janji sialan dari masa lalu membuatnya sakit sendiri.

Rachel tak sanggup melangkah, ia menyandarkan tubuh di dinding sebelum akhirnya meluruh dan terduduk di selasar. Rachel tarik kedua kaki yang sempat ia luruskan itu, kini dipeluknya sepasang lutut seraya menenggelamkan wajah di sana, Rachel melanjutkan isak tangisnya.

Raka—teman Leo yang kebetulan baru tiba—melihat Rachel begitu kacau, ia bergegas menghampiri gadis itu. Raka berlutut di depan Rachel.

"Rachel, lo kenapa?" Raka sentuh bahu bergetar gadis itu dan membuat pemiliknya mengangkat wajah. "Kenapa di sini? Leo mana?"

"Gue cuma pengin nangis aja, hobi gue emang nangis." Rachel beranjak pun dengan Raka, gadis itu mengusap air mata, memaksa tersenyum. "Gue mau pulang, Raka." Ia bergegas menyingkir.

"Hel ...." Raka hanya bisa pasrah menatap punggung gadis itu kian jauh dan menghilang di dalam lift, kini tangan Raka terkepal kuat, ekspresinya langsung berbeda. "Apa yang udah lo perbuat lagi sama Rachel, hm?"

Raka melangkah cepat menghampiri apartemen Leo. Ia ketuk pintu utama berulang kali hingga si pemilik menghentikan aktivitas fisiknya dan membuka pintu.

Raka makin mendelik tatkala melihat penampilan Leo yang hanya mengenakan celana pendek dan tubuh shirtless, seketika emosi Raka makin meledak.

"Bangsat lo!" Raka meninju Leo hingga temannya itu tersungkur di selasar.

"Maksud lo apa datang-datang pukul gue?" tanya Leo sembari bangkit seraya menyeka darah yang keluar dari sudut bibirnya.

Raka tertawa. "Kalau lo emang nggak becus urus Rachel, bosan sama dia, mending kasih ke gue aja. Gue capek ngelihat dia nangis terus, makin jijik gue sama lo." Raka meludah sebelum melenggang pergi, sedangkan Leo masih belum paham maksud perkataan temannya itu. Ia menutup pintu lagi dan melihat sebuah kanvas teronggok di tempat sampah, Leo meraih benda itu dan melihat jelas sketsa wajahnya di sana.

"Rachel ...."

***

DISCLAIMER :
NASKAH INI BISA SEWAKTU-WAKTU AKU HAPUS, BUAT YANG KANGEN LEO—RACHEL BISA LANGSUNG BACA SELEPAS AKU UPDATE YA 😉😉

Sayap-Sayap Patah (completed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang