27. Awkard.

2.1K 199 19
                                    

Pukul sembilan malam ketiga mereka baru pulang dari Paskal Food Market setelah menghabiskan banyak kuliner, sebenarnya bukan Rachel yang makan sebanyak itu, tapi dua mahkluk ajaib bermulut tong sampah, siapa lagi kalau bukan Kenta dan Aileen. Jika membuat video mukbang pasti dua sahabat Rachel bisa cepat terkenal, mulut sudah seperti penyedot debu.

Kini Aileen melajukan mobilnya meninggalkan tempat itu, Rachel duduk di sisi kiri, sementara Kenta berada di kursi penumpang. Kenta memasang headset seraya bersenandung lirih setelah perutnya terisi penuh, setiap orang pasti merasa tenang jika perutnya sudah terisi.

Aileen juga menyalakan musik dangdut beat di mobil, tapi baru beberapa meter tiba-tiba mobilnya berhenti—membuat ketiga gadis itu saling tatap dalam kebingungan.

"Kok berhenti, Ai?" tanya Rachel.

Aileen mengedik bahu, gadis itu memutar kunci mobil lagi, tapi mobilnya enggan bereaksi hingga Aileen menepuk kening setelah ia mengingat sesuatu.

"Kenapa, Ai?" tanya Rachel lagi.

"Gue lupa, Hel. Ini mobil kan lama banget enggak diservis, sekarang udah buat perjalanan jauh ke Bandung juga. Jadinya mogok deh." Aileen nyengir kuda, sedangkan Rachel meraup wajahnya.

"Terus gimana? Kita turun jadinya?"

"Ya iya, Hel. Apalagi coba." Aileen dan Rachel keluar dari mobil, Kenta yang masih mendengarkan musik lewat headset akhirnya ikut turun dan baru meloloskan kabel headset setelah menutup pintu mobil.

"Kenapa nih? Kok pada turun?" tanya Kenta begitu polosnya.

"Mobil si Aileen mogok tuh, kita nunggu taksi aja pulangnya. Kalian mau langsung pulang ke vila, kan?" Rachel bersidekap menatap kedua sahabatnya.

"Ya iya, Hel. Tapi mobil gue gimana? Mogok kayak gini, mau dibawa ke bengkel mana malam-malam gini. Tolong dong, Hel." Wajah Aileen kentara cemas, gadis itu mengeluarkan ponsel dari sling bag.

"Bentar-bentar." Rachel juga mengeluarkan ponsel dari saku celana, ia mulai kebingungan harus menghubungi siapa, pasalnya Rachel sendiri juga tak memiliki nomor orang bengkel yang bisa dimintai bantuan. "Gue hubungi si Rak—"

Tin-tin!

Suara klakson sebuah mobil yang menepi di depan mobil Aileen membuat ketiga gadis itu menoleh bersamaan turunnya si pemilik mobil nan membuat Rachel menghela napas berat, kenapa harus Leo yang datang di saat mereka semua kesusahan, kenapa Tuhan tak mengirim malaikat lain saja, asal bukan Leo.

"Kenapa nih?" tanya Leo menatap ketiga gadis itu bergantian.

"Pas banget ada elo, mobil gue mogok nih. Gue baru ingat kalau lama enggak servis, bisa bantu hubungi nomor orang bengkel nggak buat urus mobil gue, lusa udah balik ke Jakarta lagi soalnya." Aileen memelas.

"Oh gitu, iya gue ada orang bengkel dekat sini kok. Bentar ya." Leo menyingkir sejenak untuk menghubungi seseorang yang diperlukannya, tak sampai lima menit laki-laki itu kembali seraya tersenyum. "Udah, sebentar lagi orangnya ke sini buat derek mobil elo ke bengkelnya."

Mata Aileen tampak berbinar. "Serius! Makasih banyak ya, Leo. Udah tolongin lagi after di Maribaya tadi, tapi sekarang ...." Aileen kembali menggerutu.

"Kenapa lagi?" tanya Leo.

"Kita bertiga gimana pulangnya, kalau naik taksi ongkosnya pasti mahal, vila gue sama Kenta masih jauh banget dari sini." Aileen menunduk memainkan jari-jarinya.

Rachel kembali menghela napas berat, ia bisa mengartikan maksud dialog Aileen. "Ai, biar gue aja yang—"

"Gue antar kalian gimana?" potong Leo cepat, dan ketiga gadis itu saling tatap dengan ekspresi yang berbeda. Jika Kenta serta Aileen tersenyum seakan setuju, Rachel berbeda setelah meraup wajahnya. Ia mulai kesal lagi saat semesta terlalu licik membuat waktunya terus dipertemukan dengan si mantan kekasih.

Sayap-Sayap Patah (completed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang