4. I'm not sunset.

3.9K 296 39
                                    

Kenta sibuk menonton drama Korea dari laptop di pangkuannya, sedangkan Aileen begitu sibuk memainkan rambut Rachel yang dibuatnya menjadi sebuah kepang, posisi duduk Rachel memunggungi Aileen. Ketiga gadis itu bersila di bawah pohon mangga nan cukup rindang, mereka bersantai di taman kampus seraya menikmati semilir angin siang itu.

Sudut bibir Rachel nan sempat terkena pukulan Leo tadi pagi sudah diobati oleh Aileen, sejak keluar dari kerumunan itu Rachel bersembunyi, ia tak ingin bertemu Leo sama sekali. Setelah Aileen memberitahu kalau mobil Leo meninggalkan kampus—barulah Rachel keluar dari tempat persembunyiannya, ia bahkan madol kelas hari ini, sebab jika tahu Rachel ada di kelas—pasti Leo menunggunya di luar.

Rachel tengah menikmati keripik kentang milik Kenta, sesekali ia meringis menahan perih saat sudut bibirnya tersentuh keripik kentang.

"Cuma dikasih bubble gum aja ngamuk kayak tadi, gimana kalau lo dicium Raka. Pasti langsung digergaji sama Leo di depan banyak orang," cibir Aileen memulai obrolan mereka, saat itu juga Kenta mengalihkan fokus dari laptop, gadis itu menatap Rachel yang masih asyik dengan kripik kentang seakan tak acuh terhadap perkataan Aileen.

"Lo diguna-guna apa sih sama Leo, Hel? Nurut banget lo, udah mending sama Raka aja," tutur Kenta.

Rachel membuang napas, ia juga tak menyahut perkataan Kenta. Ia selalu menulikan telinga kalau Kenta atau Aileen mulai membahas soal Leo, biar saja Rachel dianggap bodoh atau diguna-guna seperti tuduhan mereka. Jika bukan karena kalung hadiah ulang tahun Rachel saat kelas sebelas SMA dari mendiang neneknya pun Rachel takkan berkorban semenyedihkan itu, Rachel masih sanggup membeli kalung dan bandul yang sama—hanya saja uang tak bisa disandingkan dengan pemberian orang terdekat, uang tak ada gunanya untuk menggantikan hal berharga sekalipun nilai rupiahnya kecil. Rachel hanya menghargai pemberian mendiang sang nenek saja.

Aileen dan Kenta juga tak tahu perihal Leo pernah tidur bersama beberapa gadis termasuk Natasha—primadona kampus sekaligus seorang model, laki-laki mana yang takkan tergila-gila dengan Natasha Islan, hanya saja di mata Rachel kini Natasha begitu menjijikan, si perempuan nakal yang tak merasa risi melakoni blind date hingga menjadi roommate kekasih orang lain terang-terangan. Rachel tahu kalau Natasha menyukai Leo sejak lama, dan beberapa bulan setelah Rachel mengatakan dialog sialan itu barulah Natasha bisa dapatkan Leo dengan jaminan tubuhnya. Mungkin juga Natasha sudah pernah melakukan hal serupa dengan laki-laki lain—mengingat kalau gadis itu model majalah dewasa.

"Kadang gue pengin banget gitu kesurupan biar bisa cabik-cabik Leo, nggak apa-apa ya, Hel?" tanya Aileen terdengar konyol, ia sudah menyelesaikan kepangan pada rambut panjang Rachel, kini Aileen merebut snack dari tangan temannya itu.

"Terserah, terserah." Rachel baru membuka suara, ia mengeluarkan ponsel dari saku celana dan mengaktifkan gawai, Rachel sengaja non-aktifkan ponselnya agar Leo tak terus-terusan menghubungi.

"Lo sama Raka aja sih, Hel. Tinggalin si Leo, nggak kalah keren juga kok, lagian teman Leo antara Alan atau Raka juga keren semua," ujar Kenta, ia menutup laptop, tangan kanan Kenta terulur menyentuh sudut bibir Rachel yang terluka.

"Aw!" Rachel meringis seraya menepis tangan Kenta. "Mau bogem gue juga lo?"

"Boleh, asal kita sama-sama kesurupan aja biar nggak ada yang nyesel." Kenta tertawa lebar pun dengan Rachel serta Aileen. "Ah iya, gue baru ingat kalau beberapa hari lalu juga lihat Leo jalan sama Natasha di mall, pengin banget gue maki-maki kalau Abeey nggak nahan waktu itu."

"Nggak cuma lo doang, Ken. Gue juga beberapa kali lihat Leo jalan sama cewek, cuma Rachel aja yang kalau dikasih tahu malah sok budek!" cibir Aileen seraya mendorong punggung Rachel, temannya itu masa bodoh dan memilih sibuk melihat isi whatsApp yang baru dibukanya.

Sayap-Sayap Patah (completed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang