%Too selfish

15 17 2
                                    

Sorry typo 🙏...

.
.
.
-----

"Meskipun secara dratis usiaku sudah bisa di bilang matang. Harusnya bisa mengambil kesimpulan. Aku tidak berfikir dangkal dan tersulut emosi. Namun barusan bisa ditangkap kalau aku belum cukup dewasa. Aku tidak berimbang menilai hubungan lelaki dan wanita. Yang pastinya lebih mengesampingkan kesalahan wanita sendiri tentu pasti ada. Bukankah sangat jelas aku sudah bicara atas nama emosi?".

Young hee meletakkan tangannya di kening sambil matanya yang dicoba pejam.

Henry menatap ke arah Young hee dengan penuh penasarannya.

"Young hee ya, kenapa? Ada yang kamu fikirkan?".

Tanya Henry sesekali ia melihat lurus ke depan.

"Ne oppa, ada sesuatu hal yang sedang aku fikirkan, tapi itu bukan masalah yang serius".

Henry menganggukkan kepalanya.

"Oeh arasseo. Kendaeu jika memang ada katakan saja pada oppa, tidak baik jika dipendam sendiri".

"Ne aku tau, tapi ini benar-benar bukan hal yang serius".

"Ahh baiklah, oppa tidak memaksa".

"Huftt, apakah aku sangat terlihat sedang memikirkan hal yang serius?".

Young hee bertanya pada diri sendiri dalam lubuk hatinya dan pandangannya yang ditiju ke luar lewat jendela kaca mobil.

"Hee".

Panggil Henry dan Young hee menoleh ke arahnya.

"Hmm".

"Bukankah tadi saat oppa ke rumah mereka semua tampak begitu dingin? Heechul ajussi yang terutama".

Young hee menggigit bibir bawahnya tanpa sepengatahuan Henry. Dia merasa agak grogi jika harus mengatakan hal sebenarnya yang telah dikatakannya pada anggota rumahnya barusan.

"Sedikit aneh, tapi entahlah".

Henry melanjutkan ucapannya. Young hee hanya tersenyum dan menghela nafasnya.

"Geuraeu, kita mau kemana?".

Young hee melongo.

"Hah? Eoh itu, aku ingin oppa menujukkan universitas yang terbaik untukku. Kan tidak lama lagi aku segera selesai dalam studi home schooling dan mengambil nilai akhirku".

Henry menganggukkan kepalanya.

"Arra, coah. Jika itu maumu".

Lalu Henry melanjutkan pertanyaannya lagi.

"Memangnya kamu bakal pilih fakultas mana? Kalau seni sih lumayan, oppa yakin kamu lulus".

Young hee memainkan ujung jaketnya sambil tertawa singkat.

"Ne oppa, tapi aku tidak tentu oppa".

"Lah kenapa tidak? Bukankah jurusanmu yang sekarang seni? Oppa mendukungmu".

Young hee mengusap tekuknya yang mendadak dingin.

"Kenapa tidak ke universitas Wookie dan Donghae saja?".

"Shiro. Aku ingin berbeda dengan mereka".

"Hmm baiklah".

Henry melanjutkan kegiatannya dalam menyetir mobil. Sekarang suasana menjadi canggung lagi. Saling diam dan terasa hening di dalam mobil. Hanya suara mesinnya yang terlalu terdengar.

"Oppa".

Panggil Young hee dan menatap ke arah Henry yang saat ini terlihat sangat tampan. Walaupun sedikit gugup, tapi hal jujur harus dikatakannya sekarang. Walau tidak tau apa nantinya reaksi Henry setelah mendengar hal itu.

One Fine Spring Day🔞 ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang