%In terror

29 29 16
                                    

Sorry typo 🙏...

.
.
.

Ryeowook menarik lengan Young-hee dengan kasar, dan terus membawa dongsaengnya ke dalam rumah mereka.

Sesampai di ruang tamu Ryeowook malah melepas cekalan itu serayaan mendorong paksa Young-hee untuk duduk di sofa.

"Jelaskan padaku sekarang apa maksudmu tadi? ". Tanya Ryeowook langsung tanpa mau basa basi terlebih dulu.

Young-hee kaku dan tidak langsung menjawab.

"Ya tuhan aku harus jawab apa?? ".

Young-hee tau, melihat ekpresi Ryeowook saja dirinya sudah mengetahui kalau Ryeowook sedang marah besar.

"Jawab Lee Young-hee ahhh". Bentak Ryeowook lagi.

"Bukankah hal itu memang sudah biasa kita lakukan". Tiba-tiba Young-hee menloloskan kalimat itu dari mulutnya.

Ryeowook berpindah tempat dari berdiri langsung duduk di sebelah Young-hee.
Sedangkan Young-hee mulai merasa gugup walau dia juga merasa heran kepada oppanya itu yang sekarang.

"Mati guwehh kali ini". Batinnya.

"Jinjja? ".

"Caelah itu anak malah bertanya". Umpat Young-hee dalam hati.

Young-hee mengangguk.
"Nde oppa". Jawab Young-hee dengan gugup.

"Yakk!! Wae gue harus gugup?. Kan emang faktanya gitu!! ". Young-hee berteriakk kesal dalam hati.

"Keundae, ani seharusnya noun berkata seperti itu di depan sengsainim noun". Sahut Ryeowook ketus.

"Mian oppa". Young-hee tau dia memang salah. Dan dirinya meminta maaf dengan sangat memelas. Yeahh

"Tidak usah minta maaf". Jawab Ryeowook masih dengan nada yang sama, walaupun tetap masih bergeming duduk di samping Young-hee.

"Keundae. Hae lakukan itu memang Hae sedang membutuhkannya". Tiba-tiba Young-hee berucap sambil menunduk dan memainkan ujung baju sekolahnya.

"Baiklah, nanti aku akan mendengarkan alasanmu itu setelah kau selesai mandi. Sana palli mandi. Bauuu". Ryeowook berkata sambil menutup hidungnya dengan jemari tangan.

"Kalau bukan dia abang gue udah gue cabik-cabik itu anak. Aishhh".

Young-hee langsung bangkit dari sofa dan dengan cepat berlari ke kamarnya.

Dalam detik-detik dia berlari dia bergeming dalam hati.
"Gue akan membalasnya. Bukankah hari ini kemungkinan bibi akan pulang?. Apalagi saat mengingat omma, ajussi, dan hyung dua lagi, tidak lama lagi akan pulang. Bhuhhaaa kesempatan guwehh hhha".

.

Sekarang hanya tinggal Ryeowook yang di ruang tamu. Bodoh amat dengan ruang tamu. Bukankah baru saja Ryeowook sampai di ruang keluarga?. Yaa, jadi sekarang Ryeowook berada di ruang keluarga. Lalu Ryeowook tiba-tiba cekikikan.

"Ada-ada saja deh. Hae Hae, loe sih pakek sok romantis di depan sengsainim noun". Tertawa Ryeowook lalu beralih kebingungan.

"Tapi kok sengsainim tadi terlihat banget ya wajah cemburu nya?. Ahh bodo amat akan hal itu".

Tanpa pikir panjang lagi Ryeowook dengan cepat mengambil raymoed televisi dan langsung menekankan salah satu tombol yang tersedia disana.
Untung masih berfikir panjang, laahh kaloe berfikir pendek, pasti sekarang Reymoed Televisi Ryeowook telan. Ckck

Ryeowook terus menonton film kesukaannya yang saat ini sedang tayang di televisi. Tiba-tiba matanya terpaksa terseret ke ambang pintu saat mendengarkan suara ketokan dari luar.

One Fine Spring Day🔞 ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang