29. Kabar Baik

4.4K 276 26
                                    

Haloha Annyeong!
Berpusing-pusing rialah sesuka kalian yaaa...

⚠ Typo, bantu revisi. ⚠
🌟 Vote vote vote! 🌟
Happy reading! 💕💕💕

***

Terhitung sudah tiga bulan Diandra menjadi istri Alex. Tentu saja tidak selalu mulus cerita mereka setiap harinya, ada saja yang menjadi bahan perdebatan. Diandra berusaha untuk menahan diri, tapi kalau sudah terlampau kesal, Diandra akan memukul Alex tanpa ampun. Alex berteriak meminta maaf pun tidak akan didengar, salah sendiri membuat Diandra kesal. Tentang kemampuan masak Diandra? Dia tahu beberapa resep makanan, tapi belum berani untuk praktek di rumah meski sudah tidak terlalu takut dengan kompor.

Hubungannya dengan Andrian kembali normal. Tidak berarti normal benar-benar seperti semula, tentu saja ada batas imajiner yang membuat mereka tidak terlalu banyak berinteraksi. Imbasnya sekarang ke sikap Alex setiap kali melihat Diandra dan Andrian mengobrol, Alex selalu memantau mereka dari kejauhan, memastikan tidak ada dialog yang membuat hatinya gusar kembali. Karena dulu, dulu sekali, Andrian adalah saingan terberatnya untuk mendapatkan hati Diandra. Jadi, wajar saja jika sekarang Alex harus was-was setelah ungkapan rasa sayang Andrian hari itu, bukan?

Seperti sekarang, berulang kali Alex menengok ke belakang, ke tempat Diandra, meski dia harus mempertaruhkan harga dirinya karena sedang bertanding PS dengan Carris. Diandra sedang memangku Calla, dengan Andrian yang mengajak ngobrol balita satu itu. Mereka tertawa bersama, bernyanyi bersama, bercanda bersama. Meski ada Calla di tengah-tengah mereka, tetap saja Alex tidak bisa mengabaikan rasa cemburu ini. Tapi yang bisa dilakukan saat ini hanyalah menahan diri, berusaha percaya Diandra tidak akan terpikat oleh pria manapun. Oleh Andrian yang jelas-jelas dulu pernah singgah di hatinya, sekalipun!

Alex langsung terperanjat ketika kepalanya diketok oleh Carris menggunakan remot televisi. “Lo niat main nggak sih? Dari tadi nengok ke belakang mulu,” ucap Carris dengan wajah kesalnya. Kemudian dia ikut menengok ke belakang, tepat di mana titik yang yang membuyarkan fokus Alex. Pantas saja, di sana Diandra sedang duduk berdampingan dengan Andrian. “Yan, gantiin Alex sini. Dia lagi payah abis!”

Semua orang yang ada di sana lantas menoleh, termasuk Alex yang sedang duduk di samping Carris. Awalnya Alex heran, padahal dia yang menang di sini. Tapi ketika melihat seringaian miring dari Carris, Alex tahu apa maksudnya. Dia menepuk bahu Carris, kemudian berdiri menghampiri Diandra. “Lagi ruwet nih pikiran gue, Yan,” tambah Alex.

Pada awalnya, Andrian terlihat keberatan untuk meninggalkan Diandra dan Calla. Entah masih ingin berdekatan dengan Diandra, atau masih ingin bercanda dengan Calla. Alex tahu, Andrian hanya sedang rindu dengan masa-masa mereka dulu, masa-masa dimana mereka sama-sama tidak memiliki batas yang harus dijaga. Tapi kondisinya sudah berbeda, bukan? Mereka sama-sama sudah memiliki pasangan yang harus dijaga hatinya.

Tapi akhirnya, Andrian mau juga pergi dari sana. Duduk lesehan di atas karpet untuk bertarung dengan Carris. Jadilah Alex yang kini duduk di tempat Andrian, menyandarkan kepalanya di bahu Diandra. Diandra ini miliknya, hanya milik Alex.

“Lagi banyak kerjaan, ya?” Diandra menggerakkan bahunya, sehingga kepala Alex juga ikut bergerak. Tanpa melihat pun, bisa ditebak bahwa Diandra sedang khawatir sekarang.

Alex hanya diam, memainkan rambut panjang Diandra di jemarinya. Sudah bergelombang, ditambah lagi dengan ulah Alex yang menggulung-gulung rambut itu berulang kali. Lalu mencium rambut itu dalam-dalam, aroma yang disukai Alex semenjak mereka menikah selalu berkaitan dengan Diandra. Diandra menggunakan shampo aroma lemon mint, sabun beraroma sakura, dan sikat gigi dengan ekstrak charcoal yang khas. Alex jadi ikut memakainya, walau pada pertama alex harus ketombean, tidak apa-apa. Asalkan apa yang dipakai oleh Diandra menempel juga pada tubuhnya.

Crazy Lovely Man [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang