Haloha Annyeong!
Setelah sekian lama, akhirnya gw balik lagi. Masih adakah yang setia sama CLM?
Maaf banget ya, kemaren gw bener-bener mentok, gatau apaan yang mau ditulis. Btw, semoga kalian suka yaaa...⚠ Typo, bantu revisi. ⚠
🌟 Vote vote vote! 🌟
Happy reading! 💕💕💕***
Untuk kesekian kalinya, Diandra mengacak-acak rambut yang sudah berantakan sejak awal. Jika bukan karena parasnya yang cantik, dia bisa dibilang seperti gembel sekarang. Baju tidur selutut dan muka bantal khas bangun tidur, merupakan pemandangan tersendiri di rumah baru itu. Tapi bukan itu yang menjadi alasan Diandra tampak kebingungan. Melainkan, beberapa alat kebersihan yang saat ini ada di hadapannya. Sapu, pel, kemoceng, serta window washer ditempatkan dalam satu ruangan kecil di samping kamar mandi. Tentu saja, Diandra tidak bisa menggunakan alat-alat itu.
Baru sekarang saja Diandra merasa menyesal tidak membantu Bu Tari saat masih lajang dulu. Terlalu sibuk dengan pekerjaan di kantor, pulang ke apartemen, tentu Diandra langsung istirahat. Tapi percuma saja, sekarang Diandra adalah seorang istri yang memiliki kewajiban untuk merawat rumah serta suaminya. Dia tidak terlalu bodoh untuk benar-benar tidak mengetahui bagaimana cara kerja alat kebersihan itu. Hanya saja, Diandra tidak yakin dengan diri sendiri bahwa hasil kerjanya akan memuaskan. Pasti akan ada kotoran yang tertinggal.
"Bodo amat, gimana entar!" cetus Diandra sambil membawa sapu. Tapi baru saja beberapa langkah dia menjauh dari ruangan alat kebersihan itu, Diandra sudah menghela nafas panjang. Matanya bergerak ke seluruh ruangan, rumah ini benar-benar luas. "Kerja keras gue." Belum juga dimulai, Diandra sudah lelah sendiri. Diandra segera berbalik, kemudian menukarkan sapu dengan vacuum cleaner. Kemudian, segera mengerjakan tugas ibu rumah tangga seperti yang lainnya.
Sebenarnya Alex menawarkan untuk merekrut asisten rumah tangga sejak semalam. Tapi Diandra menolak mentah-mentah karena tidak mau Alex mencapnya sebagai istri yang tidak bisa apa-apa. Meskipun Diandra cuek dan selalu kasar kepada Alex selama ini, tapi tetap saja, dia ingin memberikan yang terbaik kepada suaminya. Mungkin untuk bersih-bersih seperti ini Diandra bisa menghandle selama ada alat elektronik, Diandra paling putus asa jika sudah mengingat dapur. Tapi tentu saja dia tidak akan menyerah begitu saja, jangan sampai Alex jatuh cinta kepada wanita lain karena masakan mereka.
Ketika Diandra sibuk dengan vacuum cleaner, Alex baru saja turun dari kamar. Melihat Diandra sedang bersih-bersih, membuat Alex tertawa terbahak-bahak. Bahkan dia seperti tidak peduli jika istrinya itu sudah menatap dengan tajam. Alex masih saja meneruskan tawanya sampai memegang perut yang terasa sakit. "Kesambet apaan lo, pagi-pagi udah pegang vacuum cleaner?"
"Berisik lo!" ketus Diandra sambil meneruskan pekerjaannya. Biarkan saja suaminya yang idiot itu tertawa sepuasnya sampai mulutnya robek. Dia ingin menjadi istri yang baik, respon Alex malah begini. Jika tidak ingat dengan status Diandra, sudah pasti Alex tidak akan selamat. Tapi lagi-lagi Diandra teringat dengan nasehat dari Bu Tari.
"Mamah Sering liat kamu kasar sama Alex. Kalo udah nikah nanti, jangan kayak gitu ya, Di. Bagaimanapun juga, kamu istrinya Alex. Nyakitin Alex dikit saja, bisa jadi dosa besar buat kamu. Emang kamu mau jadi istri durhaka?"
Diandra hanya bisa membuang nafas kasar mengingat nasehat Bu Tari itu. Sudah sejak bertemu dengan jajaran mantan Alex Diandra ingin memberi pelajaran pada pria itu. Tapi selalu tertahan ketika suara Bu tari yang di telinganya. Tidak bisa ditampik lagi jika ketidakberdayaan Diandra untuk menganiaya Alex sedikit membuatnya kesal. Lamunan Diandra terhenti ketika Alex tiba-tiba memegang tangannya. Ia mengangkat alis sebagai tanda tanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Lovely Man [Tamat]
Fiksi UmumSekuel 'Rude Beautiful Girl' Saling mencintai tidak cukup menjadi alasan rumah tangga berjalan bahagia. Pasti selalu saja ada masalah yang menguji cinta mereka. Mulai dari masalah kecil tentang kata ganti saat bicara, karena mereka biasa memakai gue...