Haloha Annyeong!
Here I am!
Gw tuh paling suka ngapung kalo dibilang cantik,jir. Karena ngga ada yang bilang kek gitu. Bwahah!⚠ Typo, bantu revisi. ⚠
🌟 Vote vote vote! 🌟
Happy reading! 💕💕💕***
Apakah kalian setuju tentang kata-kata yang menyebutkan bahwa semakin besar marah kita terhadap seseorang, itu bisa membuktikan bagaimana besarnya rasa sayang kita terhadap orang itu? Setuju? Itulah yang saat ini Diandra lakukan. Di saat dia bisa memaafkan orang lain dengan begitu mudah, tapi tidak berlaku untuk Alex. Sudah berbagai cara dilakukan, tapi yang diterima oleh Alex hanya tatapan sinis dari istrinya.
Mencoba melontarkan candaan, malah berakhir dengan diusir dari ruang rawat. Mencoba menyuapi Diandra makan, tapi istrinya itu malah mogok makan. Mencoba membantu Diandra untuk berganti baju, tapi dia malah diteriaki mesum. Padahal sudah sah, sudah jadi suami istri sejak lama. Tapi Alex masih saja diperlakukan layaknya penjahat mengenai hal itu. Pak Delon juga tidak melakukan usaha lagi untuk membuka hati Diandra, membiarkan Alex berjuang sendiri. Karena memang itulah yang dibutuhkan Diandra.
Tapi satu hal yang pasti. Sampai hari keempat, tidak ada yang memberitahukan tentang kehamilan Diandra. Karena mereka semua kompak, ingin Alex yang mengatakan hal itu.
Sekarang, Diandra sedang menonton acara berita dari televisi. Ruangan yang asalnya hanya ada Diandra di sana, ditambah dengan kehadiran Alex dan juga Calla. Alex bukan bermaksud mengeksploitasi, tapi dia sudah bingung bagaimana caranya untuk mendapatkan hati Diandra. Jadilah Calla dijadikan sebagai senjata. Toh, kedua orang tua anak itu tidak keberatan. Dengan penuh kehati-hatian, Alex berjalan mendekati istrinya. “Hallo, Tante Dian. Apa kabar? Calla kangen sama tante.”
Suara Alex yang berusaha menirukan suara bayi justru terdengar sangat mengganggu di telinga Diandra. Karena segala sesuatu yang dilakukan oleh Alex selalu saja salah di matanya. Diandra hanya melirik alex dan Calla dari sudut matanya. Tapi jelas terlihat bahwa Diandra sudah sangat merindukan keponakannya itu. Alex tertawa dalam hati, sedikit lagi, Diandra pasti akan luluh.
Alex menggerak-gerakkan tangan mungil Calla sehingga melambai-lambai pada Diandra. Anak kecil itu hanya menatapnya dengan penuh tanya. Tidak sadar bahwa dia sedang dimanfaatkan. “Calla baru sembuh dari sakit loh, Tante. Sakit itu nggak enak, jadi Tante harus cepat sembuh.”
Alis Diandra terangkat. Kini dia tidak lagi memperhatikan berita kebakaran yang sedang disiarkan di televisi, melainkan sudah memusatkan pandangannya kepada Calla. Dan ternyata benar, wajah Calla sangat pucat sekarang, hidungnya juga merah dan mengeluarkan cairan. Pasti Calla bernafas lewat mulut, terbukti dengan bibirnya yang terbuka. Diandra membuka tangannya lebar-lebar. Maksudnya, meminta Alex untuk menyerahkan Calla padanya. Tapi Alex malah diam di tempat, mengangkat sebelah alisnya. Diandra mengikuti, dia mengangkat kedua alisnya.
“Apa sih, sayang? Kalo mau apa-apa tuh ngomong, gue nggak ngerti kalo lo pake bahasa isyarat kayak gini.” Alex berusaha untuk tidak tersenyum. Padahal dia sudah tahu apa yang diinginkan Diandra. Dia hanya ingin mendengar suara istrinya, meskipun ketus, setidaknya itu bisa mengobati rindu Alex.
“Gue mau gendong Calla,” ucap Diandra dengan sangat cepat. Hampir saja Alex tidak mengerti ucapannya. Pria itu tersenyum lebar, kemudian berjalan menghampiri Diandra. Dengan penuh kehati-hatian, takut Calla duduk di perut Diandra, dia menurunkan keponakannya. “Calla sakit apa?” nada suara Diandra ketika berbicara dengan Calla berbanding terbalik dengan nada suaranya ketika berbicara pada Alex barusan.
“Pilek, Tante,” sahut Alex, masih berusaha untuk meniru suara anak kecil.
“Udah makan? Udah minum obat?” tanpa rasa jijik, Diandra cara menghapus ingus Calla menggunakan tangannya. Dengan wajah datar, Diandra menggunakan kaos yang digunakan oleh Alex untuk menghapus jejak ingus itu di tangannya. Tapi tidak apa-apa, Alex sama sekali tidak keberatan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Lovely Man [Tamat]
Genel KurguSekuel 'Rude Beautiful Girl' Saling mencintai tidak cukup menjadi alasan rumah tangga berjalan bahagia. Pasti selalu saja ada masalah yang menguji cinta mereka. Mulai dari masalah kecil tentang kata ganti saat bicara, karena mereka biasa memakai gue...