Haloha Annyeong!
Demi apa, gw bingung banget waktu nukis part ini, banyak googlingnya. Haha...⚠ Typo, bantu revisi. ⚠
🌟 Vote vote vote! 🌟
Happy reading! 💕💕💕***
Semenjak usia kandungan Diandra menginjak sembilan bulan, Alex memutuskan untuk menyelesaikan semua pekerjaannya di rumah. Karena yang ia tahu, wanita hamil bisa melahirkan sebelum atau sesudah perkiraan dokter. Alex terbilang jarang ada di rumah, itu juga karena dia sibuk mencari nafkah. Saat pertama kali calon anak mereka menendang saja, Alex diberitahu sepulang kerja. Maka dari itu, dia tidak mau melewatkan momen di mana anak mereka lahir ke dunia.
Dan pagi itu, seperti biasa, Alex sibuk dengan laptopnya sambil mengawasi Diandra yang sedang berolahraga di treadmill. Sering jalan-jalan bisa memperlancar proses persalinan, Diandra manfaatkan alat olahraga suaminya saja. Sudah sekitar lima belas menit, akhirnya dia memilih untuk beristirahat. Dia duduk disamping Alex sambil menenggak air mineral lumayan banyak. Ada keringat di seluruh tubuhnya, tapi Alex sama sekali tidak terganggu dengan bau tubuh Diandra.
“Mandi sana, gue mau siapin sarapan sekarang. Jadi nanti bisa langsung makan pas udah dari kamar mandi,” Alex menyingkirkan laptop dari pangkuannya. Jika biasanya orang-orang makan dulu baru olahraga, Diandra justru terbalik. Dia harus kembali mengisi energi yang telah dibuangnya. “Mau gue mandiin?” tanya Alex sambil menyeringai.
“Modus basi!” ketus Diandra sambil berlenggang menuju lantai dua.
Alex itu ekstra sabar menghadapi semua sikap Diandra yang berubah drastis semenjak mengandung. Dulu Diandra cuek, tidak ribet, selalu bersikap dewasa. Tapi sekarang, sifat perfeksionis yang muncul, segala sesuatu harus sesuai dengan keinginannya, tak jarang sifat kekanakannya membuat Alex harus banyak beristighfar. Tidak apa-apa, itung-ngitung latihan untuk anak gadis mereka nanti. Anak kedua mungkin? Karena mereka sudah sama-sama tahu bahwa Diandra sedang mengandung anak laki-laki.
Seperti yang diminta Diandra sejak semalam, Alex mempersiapkan roti selai coklat tiga lapis sekaligus. Ya, Diandra berubah menjadi monster cantik. Tapi Alex sangat bahagia, senang Diandra memenuhi gizi anak mereka tanpa pilih-pilih makanan. Sayur, buah, makanan karbo, semuanya masuk. Dan untung saja Alex tidak lagi mengalami mual-mual sejak kehamilan menginjak usia lima bulan. Dia tidak lagi harus lemas pagi-pagi.
“Udah punya nama buat jagoan kita?” tanya Alex sambil mempersiapkan roti di atas piring Diandra. Tidak lupa dengan celemek warna pink yang wajib dia pakai setiap pagi. Karena Diandra tidak akan mau makan jika tidak melihat Alex menggunakan celemek itu. Memang nasibnya Alex harus seperti ini mungkin.
Diandra tampak menimang, tapi kemudian mengangguk. “Udah. Lo sendiri punya nama buat anak kita?”
Alex hanya tersenyum sambil mengusap rambut Diandra. “Gue percayain masalah nama ke lo aja. Pasti bagus kok, artinya juga. Asal jangan kasih nama cewek aja,” Alex sendiri yang melemparkan candaan, dia juga yang tertawa kencang. Sementara Diandra hanya mengangkat bahunya acuh sambil kembali makan. tidak apa-apa, sudah biasa Alex ada di posisi itu.
Ketika sedang asyik menyantap makanan, Diandra mematung seketika. Wajah sumringahnya yang dari tadi menikmati roti selai buatan Alex langsung berubah drastis. Diandra blank, kunyahannya terhenti. Dengan cepat, dia meminum air mineral satu gelas dalam satu tegukan. Tangannya memegang lengan Alex yang membuat suaminya itu mengangkat sebelah alis. “Ndro.”
“Kenapa? Mau gue tambahin selainnya?” tanya Alex. Keningnya berkerut ketika Diandra menggeleng. Tangan Diandra berubah dingin, pelipisnya juga berkeringat, padahal baru selesai mandi. Sekarang Alex tahu apa yang membuat Diandra seperti itu. Dia segera berdiri dan melihat ke kolong meja makan. Ternyata benar, sudah ada air bening di sana. “Kuat ya, sayang. Tunggu di sini, gue ambil tas perlengkapan lo dulu,” Alex segera berlari ke lantai dua setelah mengecup kening Diandra yang masih terdiam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Lovely Man [Tamat]
General FictionSekuel 'Rude Beautiful Girl' Saling mencintai tidak cukup menjadi alasan rumah tangga berjalan bahagia. Pasti selalu saja ada masalah yang menguji cinta mereka. Mulai dari masalah kecil tentang kata ganti saat bicara, karena mereka biasa memakai gue...