Haloha Annyeong!
Double up nih, buat menemani malam minggu kaleyan. Apalagi buat pejuang LDR kayak gw. Indonesia-Korea, berat kan?⚠ Typo, bantu revisi. ⚠
🌟 Vote vote vote! 🌟
Happy reading! 💕💕💕***
"I'm not a cat, I'm a wolf.
You can't beat me easily, girl!"
- Diandra.***
Semenjak kejadian Alex dikerumuni para gadis-gadis belia, Diandra tidak banyak bicara. Gadis itu lebih banyak mendengarkan penjelasan dari pihak gedung yang akan di sewa sebagai tempat resepsi mereka. Sesekali Alex melirik Diandra, tapi kekasihnya itu tetap memasang wajah datar. Seakan-akan tidak terjadi apapun yang membuat Diandra tersebut amarah. Jujur saja, untuk bersikap profesional Alex mengacungi jempol kemampuan Diandra untuk mengendalikan ekspresi wajahnya.
"Kalo gitu, saya ambil. Uangnya akan saya transfer malam ini juga," ucap Alex penuh keyakinan. Tapi sebelum tangannya berjabatan dengan pihak gedung, Diandra justru menahan pergelangan tangan Alex. Dua pria yang ada di sana lantas menoleh kepada Diandra.
Seperti tidak memiliki dosa, Diandra tersenyum ramah. "Kami akan berdiskusi terlebih dahulu. Paling lambat, besok akan kami kabari jadi atau tidaknya kami menyewa gedung itu. Terima kasih," tanpa banyak bicara lagi, Diandra segera menarik Alex dari sana seperti seorang ibu yang menuntun anaknya pulang ke rumah.
Lain halnya dengan Alex yang berulangkali menoleh ke belakang karena merasa tidak enak hati. Mereka sudah mendiskusikan tentang gedung ini jauh-jauh hari, tinggal membuat perjanjian, Diandra malah berkata akan memikirkan semuanya terlebih dahulu. Jalan pikiran wanita satu itu memang tidak bisa ditebak, bahkan oleh Alex sekalipun. Tidak pernah terbersit di pikiran Alex bahwa Diandra akan terus menuntunnya seperti itu sampai mereka masuk ke dalam mobil.
Dengan cepat, Diandra memasang sabuk pengamannya. Pandangan penuh telisik Alex sama sekali tidak mengganggu Diandra. Padahal sudah sedari tadi Alex bingung kenapa Diandra bersikap seperti ini. Gedung ini bagus, bisa menampung banyak orang yang nantinya akan menjadi tamu undangan. Secara tatanan ruangan, gedung ini juga sempurna. Pokoknya, jika mereka mempercayakan penyelenggaraan resepsi ke pihak wedding organizer yang tepat, pasti semuanya akan berjalan dengan lancar.
Alex memposisikan tubuhnya menghadap ke Diandra. "Lo nggak suka sama gedung ini? Atau ada gedung lain?" Alex mengernyit ketika Diandra menggelengkan kepala. "Terus kenapa? Bukannya lo pengen persiapan ini cepet-cepet beres? Kenapa kayak gini, Di?"
Diandra sudah mengusap wajahnya dengan sedikit kasar. Kemudian wanita itu membasahi bibirnya sebelum menjawab pertanyaan Alex yang beruntun. "Kayaknya kita adain resepsi di rumah aja deh, Ndro, di rumah baru kita. Di sana cukup luas, tamunya nggak bakal seberapa banyak kali."
Alex semakin tidak mengerti. Diandra itu wanita dengan pendirian yang sangat teguh lebih keras dari baja. Tapi kenapa kini Diandra lebih memilih untuk mengadakan resepsi di rumah baru mereka dibandingkan dengan gedung? Diandra sendiri yang merekomendasikan gedung itu kepada Alex dulu. Tapi sekarang Diandra juga yang meminta Alex membatalkan pembookingan ini. Diandra salah makan atau bagaimana?
Alex menghembuskan nafas panjang, ternyata mempersiapkan pernikahan sendiri bisa serumit ini. "Kenapa nggak di gedung? Itu kan kemauan lo sendiri."
"Kemahalan, Ndro. Uang segitu banyaknya sayang kalau dipake buat sehari doang."
Mulut Alex setengah terbuka, dia menatap kekasihnya dengan tidak percaya. Bertambah aneh ketika Alex sudah tertawa sekarang. Diandra tidak kesal, hanya sedikit heran kenapa pria idiot itu bisa seperti ini. "Lo mikirin masalah uang sewa?" Alex semakin tergelak saat Diandra sudah mengganggu kecil. Kelucuan Diandra seperti inilah yang hanya diketahui oleh Alex. "Gue bisa kok, Di, uangnya cukup buat bayar uang sewa gedung. Lo sendiri kan yang bilang kalo gue tajir, kok sekarang lo malah kayak gini? Udah, nggak perlu khawatir. Duit segitu doang sih kecil buat gue!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Lovely Man [Tamat]
Ficção GeralSekuel 'Rude Beautiful Girl' Saling mencintai tidak cukup menjadi alasan rumah tangga berjalan bahagia. Pasti selalu saja ada masalah yang menguji cinta mereka. Mulai dari masalah kecil tentang kata ganti saat bicara, karena mereka biasa memakai gue...