Haloha Annyeong!
Saatnya berpisah dengan CLM!⚠ Typo, bantu revisi. ⚠
🌟 Vote vote vote! 🌟
Happy reading! 💕💕💕***
Kelahiran Abiyan benar-benar disambut hangat oleh semua orang. Pertama oleh kedua orang tuanya, tentu saja. Sekarang, rumah tangga mereka lengkap dengan kehadiran seorang putra. Diandra juga benar-benar bahagia bisa melahirkan anaknya secara normal. Tidak ada drama dimana Alex harus memilih antara ibu atau anak, Allah bersama mereka. Wajar saja jika sebelumnya Diandra berkata demikian, bukan? Karena melahirkan adalah perjuangan yang bisa diumpamakan berdiri di ujung jurang. Kemungkinannya ada dua, selamat dan hidup bahagia sebagai seorang ibu, meninggal secara jihad. Dan Untung saja, Diandra masih diberi kepercayaan untuk bisa mendidik anaknya menjadi pria yang baik.
Semua orang tampak antusias dengan kelahiran Biyan. Terutama Bu Tari dan Pak Delon. Mengingat Diandra adalah putri tunggal dan Biyan adalah cucu pertama mereka, mereka tidak ada henti-hentinya untuk memandang bayi mungil itu walau sedang terlelap. Galang juga sepertinya sangat menyayangi Biyan, meski dia sudah memiliki seorang adik perempuan yang usianya baru menginjak satu bulan. Saking manjurnya racun yang diberikan oleh Alex, Galang berkata akan menjodohkan adiknya dengan Biyan jika sudah besar nanti. Anak kecil yang sudah memikirkan asmara bayi baru lahir. Selain itu, sahabat-sahabat Diandra juga berebutan ingin menggendong Biyan. Terutama Suci, yang sebentar lagi akan menjadi seorang ibu.
“Jangan diciumin mulu, Ris. Entar anak gue ikutan bego kayak lo,” tegur Alex yang baru saja masuk ke ruang rawat Diandra. Tentu saja perkataannya itu mendapat delikan tajam dari Carris yang sedang menggendong Biyan.
Sempat menatap Alex untuk sekedar memperlihatkan ketidaksukaannya, Carris kembali tersenyum kepada Biyan yang sedang menatapnya. “Papah kamu juga dongo kok, Bi. Alaynya nggak ketulungan, bucinnya udah akut banget! Mending jadi anak Om Carris aja, Biyan nggak akan malu pastinya.” Carris membalaskan perlakuan Alex dengan berkata kepada putranya. Biyan tidak akan mengerti, Carris hanya ingin membuat alex kesal. Dan rupanya itu berhasil, Alex sudah melotot ke arahnya.
“Gue emang dongo sebagai sahabat, tapi gue bakalan jadi papah yang pinter, yang bisa bikin anak gue bangga. Lihat aja entar!” ucap Alex dengan menggebu-gebu, dadanya sudah membusung, dagunya juga diangkat tinggi-tinggi.
“Dih, sejak kapan lo jadi sahabat gue? Gue ada di sini sebagai sahabat Diandra, nggak kenal tuh gue sama lo. Siapa ya?” balas Carris tak kalah sengit. Dia tidak mau kalah dengan Alex. Salah sendiri Alex yang menyinggung Carris, dia tidak mengatakan apapun sebelumnya.
“Udah dong, kayak bocah banget deh kalian.” Bella menengahi perdebatan di antara dua pria dewasa dengan otak minim itu. Pusing, mukanya bersikap dewasa di depan anak kecil, mereka justru bertingkah seperti balita. Padahal di sana ada Calla dan juga Galang, belum lagi Biyan yang ada di gedongan Carris. Sepertinya kehadiran para anak kecil tidak menjadi pertimbangan mereka untuk bersikap dewasa. Besar di angka saja, kelakuan mereka tetap saja membuat yang waras pusing.
Hanya mereka bertiga yang bangun, sisanya terlelap tidur. Galang dan Calla tidur di sofa, sedangkan Diandra terlelap sejak satu jam yang lalu. Semalaman dia bergadang karena Biyan sering meminta ASI setiap dua jam sekali. Tidak ada yang pernah berkata bahwa menjadi ibu itu mudah, bukan? Yang Diandra alami ini baru tentang ASI, belum ketika anak sedang ada di golden age, ketika mereka beranjak remaja, ketika mereka beranjak dewasa. Orang tua harus mendampingi anaknya supaya menjadi manusia yang benar. Minimal tidak seperti Alex dan Carris. Sementara Andrian harus menemani Suci di rumah. Tidak mungkin mereka tetap di rumah sakit, keadaan Suci yang sekarang benar-benar rentan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Lovely Man [Tamat]
Художественная прозаSekuel 'Rude Beautiful Girl' Saling mencintai tidak cukup menjadi alasan rumah tangga berjalan bahagia. Pasti selalu saja ada masalah yang menguji cinta mereka. Mulai dari masalah kecil tentang kata ganti saat bicara, karena mereka biasa memakai gue...