24. Tentang Prioritas

4.6K 278 27
                                    

Haloha Annyeong!

Pada ngerti ngga sama peran masing-masing di cerita ini? Kalo masih agak puyeng, coba baca RBG dulu. Emang sih, ngga completed, tapi siapa tau jadi ada bayangannya gitcuuu

⚠ Typo, bantu revisi. ⚠
🌟 Vote vote vote! 🌟
Happy reading! 💕💕💕

***

Tidak seperti biasanya, Diandra tidak langsung pulang ke rumah begitu selesai bekerja. Tidak biasanya juga Alex tidak menjemput istrinya sore itu. Katanya, ada pekerjaan yang harus segera diselesaikan di kantor barunya. Maka dari itu, Diandra menggunakan jasa taksi untuk datang ke rumah Bella. Langit juga sudah sangat mendung, tapi ada hal yang harus dibicarakan dengan Bella. Tentang Andrian, tentang pertengkaran kecil mereka di acara pesta kecil-kecilan tadi malam. Selain itu juga, Diandra mendapat kabar bahwa Calla sedang sakit.

“Terima kasih banyak, Pak,” ucap Diandra begitu keluar dari taksi setelah membayar jasanya.

Jadi, sudah berapa lama Diandra tidak berkunjung kerumah Bella dan Carris? Terakhir kali adalah ketika Diandra akan menikah. Terlalu pusing dengan segala omelan Eyang Putri di apartemen, Diandra lebih memilih untuk melarikan diri ke rumah Bella. Padahal, hari itu dia sedang dipingit. Tapi dia masih memiliki keberanian untuk melawan aturan eyangnya.

Diandra segera masuk ke rumah itu sebelum hujan turun. Bisa gawat jika Diandra sampai basah kuyup, karena ada berkas-berkas penting di dalam tasnya. Sedikit berlari, akhirnya Diandra sampai di depan pintu. Memencet bel berulang kali, sampai akhirnya Bella muncul dari balik daun pintu dengan wajah kesalnya.

“Kayak yang lagi nagih kreditan aja lo, Dra,” delik Bella sambil meninggalkan sahabatnya begitu saja. Sementara Diandra tidak bereaksi apa-apa, dia menutup pintu dalam diam.

Tidak ada yang berubah sama sekali dari tatanan ruang rumah Bella ini. Tentu saja Diandra mengetahuinya, karena sebelum nikah dia sangat sering datang ke sana. Tapi kemudian Diandra berhenti ketika matanya mendapati sebuah foto kecil yang dipajang di salah satu lemari. Perlahan tapi pasti, Diandra mendekati foto itu. Itu adalah foto yang diambil saat dia menikah. Formasi lengkap, semua sahabatnya ada dalam satu frame, dengan Calla yang dipangku oleh Diandra yang menggunakan gaun pengantin.

“Kalo mau minum, lo ambil sendiri aja ya.” Bella terus berjalan, yang Diandra ketahui Dia sedang menuju kamarnya.

Diandra hanya mengangguk, menarik atensinya dari foto itu. Entah kenapa, Diandra merasa sedikit sedih. Padahal maunya baik-baik saja saat dia datang kemari tadi. “Ponakan gue gimana? Udah baikan?” Diandra menyimpan tasnya di salah satu sofa ruang tamu, kemudian mengekori Bella. Tanpa sadar, dia menghembuskan nafas panjang ketika Bella menggelengkan kepala sebagai jawaban. “Carris kemana?”

“Ke Surabaya, ada kerjaan di sana.” Kali ini Bella benar-benar menghilang dari pandangan Diandra. Dalam hati wanita itu menyayangkan kepergian Carris di situasi seperti ini. Tapi mau bagaimana lagi, itu sudah konsekuensi untuk siapa saja yang memiliki pekerjaan.

Seperti Diandra dulu, ketika Bu Tari terkena tifus, tapi dia masih harus pergi ke London untuk sebuah proyek besar. Diandra sangat ingin mendampingi mamahnya di rumah sakit, memberikan sedikit semangat supaya beliau cepat sembuh. Tapi namanya tuntutan pekerjaan, Diandra tetap harus mengutamakan posisinya sebagai pimpinan sebuah perusahaan. Akhirnya dengan berat hati, Diandra tetap pergi ke London. Meskipun dilanda tidak fokus, tapi akhirnya proyek itu sukses juga.

Diandra terus mengekori Bella. Hingga akhirnya ia sampai di kamar Calla. Tidak bisa dipungkiri, hati Diandra berdenyut sakit ketika mendapati keponakan kesayangannya sedang tidur tak berdaya di atas kasur. Ada gumaman-gumaman kecil yang keluar dari bibir mungilnya, keringat juga membasahi kening peri kecil itu. Diandra benar-benar tidak tega, dia ingin Calla baik-baik saja seperti biasanya.

Crazy Lovely Man [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang