Haloha Annyeong!
Dan mari kita galau-galauan dulu eaakk!⚠ Typo, bantu revisi. ⚠
🌟 Vote vote vote! 🌟
Happy reading! 💕💕💕***
Sudah sekitar setengah jam Diandra sampai di tempat tujuannya. Tapi dia masih setia berdiri, menatap satu persatu huruf yang merangkai satu nama indah. Nama yang selamanya akan tertanam dalam hati Diandra bersama kenangan manis tentang mereka. Riani Putri, ibu Diandra yang sudah pergi saat Diandra masih berusia tujuh tahun. Istri Pak Delon, yang sudah seperti malaikat tanpa sayap untuk mereka berdua.
Satu langkah Diandra ambil untuk mendekati pusara ibunya. Dia rindu sosok Bu Riani yang menyayangi Diandra tanpa pamrih, tanpa mau peduli bahwa mereka tidak punya ikatan darah. Dua langkah Diandra ambil, mereka semakin dekat. Apakah Bu Riani juga melihat kehidupan Diandra dari alam sana? Apakah beliau juga tahu bahwa Diandra tumbuh menjadi wanita jelita? Diantara rindu. Tiga langkah, akhirnya dia duduk di samping batu nisan Bu Riani. Mengusap batu itu dengan penuh perasaan, selalu begitu, dadanya bergemuruh hebat.
“Assalamualaikum, Mah, Dian dateng.” Suara Diandra begitu serak, khas orang yang baru menangis. Karena seharian ini, Diandra habiskan untuk menyesali perbuatannya setelah Alex pergi. Bahkan mereka tidak bertukar kabar selama tiga hari ini. Terakhir kali, Alex hanya mengirim pesan untuk mengabari bahwa dia sudah sampai di Kuala Lumpur. Diandra terlalu malu untuk menganggap semuanya baik-baik saja, karena mereka tidak baik baik saja sekarang. “Maaf, Dian baru bisa dateng sekarang. Dian terlalu sibuk sama kehidupan Dian sendiri. Sampe Dian lupa, ada Mamah yang akan selalu setia dengerin semua keluh kesah Dian.”
Dulu sekali, ketika Diandra masih kecil dan hubungannya dengan Eyang Putri tidak sebaik sekarang, Diandra pernah menyimpan masalahnya sendiri. Tapi Bu Riani selalu berhasil mengetahui apa isi hati anaknya. Ketika Diandra berusaha menyembunyikan masalahnya dengan senyuman riang, Bu Riani memeluk Diandra kecil, mengusap kepala Diandra dengan penuh kasih sayang. Mengecup pipi Diandra cukup lama, menyalurkan cintanya lewat sentuhan. Kemudian, dengan suara yang sangat lembut, beliau meminta Diandra untuk mengungkapkan masalahnya.
“Jangan bersembunyi, Di, Mamah nggak mau kamu pura-pura baik-baik saja di depan Mamah. Kamu selalu punya Mamah yang siap jadi pendengar semua masalah kamu, sekecil apapun itu.”
Tapi kenyataannya, Diandra duduk di sini karena dia sedang bersembunyi dari dunia luar. Dia sedang berusaha menyembunyikan kesedihannya dari orang lain. Dia hanya bisa menjadi dirinya sendiri di depan pusara Bu Riani, dia tidak perlu bersembunyi. Karena itu yang tidak diinginkan oleh Bu Riani. Beliau ingin, Diandra berhenti berpura-pura baik-baik saja di depan beliau.
“Dian tahu, Mah, kesalahan Dian kali ini bener-bener fatal. Dian egois, Dian bodoh, Dian istri yang durhaka sama Alex. Tapi sekali lagi, mereka nggak ngerti apa yang dirasain sama Dian. Alex memilih pergi, Mamah Tari memilih marah, orang tua Alex memilih mendiamkan Dian. Mereka nggak mau tahu apa alasan Dian melakukan hal itu, menolak pemberian Allah.”
Bukan hanya kepada Pak Delon, Alex juga membicarakan masalah ini kepada orang tuanya. Jangan sampai sekarang, Diandra menerima penghakiman sepihak dari mereka. Alex pergi tanpa kabar, Diandra tidak tahu apa yang sedang dilakukan Alex selama tiga hari ini. Dua orang tuanya bungkam seribu bahasa, tidak mau berbicara pada Diandra meskipun dia sudah datang ke apartemen. Dan Bu Santi serta Pak Dedi, menunjukkan sikap yang kurang bersahabat pada Diandra saat ia hendak berusaha menjelaskan semuanya. Mereka lebih memilih untuk berdiam diri di kamar, sama sekali tidak memberi kesempatan kepada Diandra.
Diandra tahu, inilah konsekuensi yang harus diterimanya. Tapi apakah mereka tidak mau melihat masalah ini dari sisi Diandra? Mereka lebih memilih untuk menulikan telinga dan membutakan mata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Lovely Man [Tamat]
General FictionSekuel 'Rude Beautiful Girl' Saling mencintai tidak cukup menjadi alasan rumah tangga berjalan bahagia. Pasti selalu saja ada masalah yang menguji cinta mereka. Mulai dari masalah kecil tentang kata ganti saat bicara, karena mereka biasa memakai gue...