Epilog

13.7K 425 17
                                    

Di usianya yang belum mau menginjak dua puluh tujuh tahun, Diandra belum bisa mengartikan apa itu cinta. Dia belum menemukan definisi yang bisa diakui secara universal oleh semua orang di dunia. Atau mungkin memang pada dasarnya cinta tidak memiliki definisi. Satu hal yang Diandra tahu, tiap kali dia mendengar atau membaca kata cinta, nama Alex yang muncul di benaknya. Ya, pria gila satu itu yang selalu Diandra pikirkan. Pria yang kealayannya tidak ada dua di dunia ini. Selalu berhasil membuatnya marah, berteriak, bahkan sampai melakukan kekerasan. Tapi pria itu juga yang membuat Diandra merasa menjadi wanita paling bahagia di muka bumi.

Huh, baru saja Diandra memuji, Alex udah cari perkara lagi!

Diandra segera berjalan mendekati Alex yang sedang menjemur Biyan di depan rumah mereka. Lebih tepatnya bukan Alex yang salah, tapi para ABG yang melirik suaminya secara terang-terangan. Tidak lihat Alex sudah menggendong bayi? Dasar kegatelan! Mereka menggunakan hotpants, baju ketat, rambut yang diikat tinggi-tinggi, sudah pasti untuk menggoda Alex. Karena sudah sering Diandra melihat mereka mondar-mandir di depan gerbang untuk melihat pemandangan indah yang disuguhkan Alex.

“Sini,” Diandra mengambil alih Biyan jangan wajah yang ditekuk. “Lo samperin aja tuh cabe-cabean yang di depan gerbang. Udah dari tadi nungguin lo.”

Alex tersenyum setelah terdiam beberapa saat untuk mencerna perkataan Diandra. Cemburu, sudah pasti itu yang dirasakan istrinya. Alex juga tahu, dia selalu berhasil menjadi magnet semua mata wanita meski sudah memangku Biyan. Mereka seperti tidak peduli jika Alex merupakan seorang suami, atau sekarang menjadi seorang ayah. Ketenaran, harta bergelimang, romantis, wajah yang rupawan, apalagi yang kurang dari sosok Alexandro? Satu, terlalu bucin kepada istri, Eh, sekarang dia bucin kepada Biyan juga member baru di rumah mereka.

Saat kaki Alex berjalan mendekati gerbang, Diandra cengo di tempat. Sama sekali tidak pernah berpikir bahwa Alex akan benar-benar menghampiri para gadis itu. Dan lihatlah, mereka kegirangan saat Alex semakin mendekat. “Kelakuan Papan kamu tuh, Bi, selalu berhasil bikin Mamah naik darah!” adu diandra kepada anaknya. Biyan hanya menatap Diandra dengan penuh tanya, selalu tersenyum. “Ya ampun, ganteng banget sih anak Mamah satu ini. Papah kamu lewat, nggak ada apa-apanya. Tapi ingat, jangan jadi playboy kalo udah gede. Nanti Mamah masukin perut lagi loh!”

Sementara di depan gerbang sana. Alex tampak berbincang dengan para gadis yang mengidolakannya. Bukan pembicaraan normal, Alex hanya melakukan pengusiran secara halus kepada mereka semua. “Maaf, adik-adik sekalian, bisa pulang sekarang? Istri gue tuh cemburuan banget. Kalo kalian ketahuan lihatin gue kayak tadi, bisa-bisa anjing hitam itu di lepasin.” Alex menunjuk anjing hitam yang ada di samping pos satpam. Bukan Anor, tapi satu jenis yang satu warna dengan anjing itu. Anor dikubur di halaman belakang.

“Kalo gitu, boleh minta nomor HPnya nggak, Mas?”

“Saya udah follow Instagram Mas loh, follback ya.”

“Mas kok bisa ganteng banget sih? Kalo bosen sama istrinya, bisa kasih tahu saya.”

Alex memutar bola matanya jengah. Dia sudah memakai cara halus, tapi mereka tidak tahu diri. Alex memilih untuk segera menghampiri anjing yang sedari tadi memperhatikannya. Satu detik kemudian, para gadis yang menggodanya barusan berlari terbirit-birit ketika anjing itu mengejar mereka sambil terus menggonggong. Jangan khawatir, nanti juga dia balik lagi. Karena bukan sekali ini saja Alex menggunakan anjing untuk mengusir para pelakor seperti mereka. Tapi tetap saja, anjing itu lebih menurut kepada Diandra daripada kepada Alex. Tak jarang, dia memperlihatkan taringnya kepada Alex. Padahal tidak ada masalah di antara mereka, Alex tidak merasa punya salah pada anjing itu.

“Udah beres!” Alex tersenyum lebar kembali menghampiri Diandra. “Masuk yuk, udah mulai panas. Nanti anak gue gosong kalo kelamaan dijemur.” Alex ini, masih saja suka bicara yang aneh-aneh. Tidak pernah belajar jika Diandra selalu memukulnya setelah dia berbicara seperti itu. Tapi mungkin karena dia memang sudah gila, tertawa mendapatkan perlakuan kasar dari Sang Istri. Alex menggandeng Diandra menuju rumah mereka. Atau mungkin bisa dibilang istana mereka.

Tidak seperti Alex yang pandai merangkai kata yang mampu melumpuhkan hati, Diandra lebih suka bersikap sebaliknya saat mengutarakan perasaannya. Melotot, berbicara tajam, mengarahkan tinjuan. Percayalah, ada ungkapan cinta untuk Alex di setiap tindakan Diandra yang satu itu. Tidak perlu khawatir, Alex berbeda dengan pria yang lainnya. Di saat semua pria bisa muak diperlakukan demikian, atau mungkin bisa balik melakukan kekerasan, Alex justru tertawa. Karena dia juga tahu, Diandra sedang mengutarakan cintanya.

Jika sebelumnya Alex mengatakan cinta adalah segala sesuatu tentang Diandra, boleh kali ini dia mengubahnya? Cinta adalah segala sesuatu tentang Diandra dan buah hati mereka. Kurang romantis apa Alex ini? Dia juga berencana untuk membuat novel tentang anaknya, tentang kebahagiaan Alex yang dianugerahi anak begitu tampan. Semuanya mirip Diandra, tapi semoga saja saat besar nanti, Biyan lebih memilih menjadi komplotan Alex daripada bekerja sama dengan Diandra. Tidak ada yang tahu masa depan, bukan?

Bahagia menurut mereka sederhana. Melihat orang yang dicintai tersenyum sampai terlihat kerutan di mata mereka. Dan mereka sudah berjanji satu sama lain untuk terus menciptakan senyum itu di pasangan masing-masing. Tidak akan mudah mempertahankan apa yang mereka miliki sekarang, Allah bisa mengambilnya kapan saja. Tapi mereka percaya, mereka bisa melalui masa depan jika tetap bersama.

Sementara itu, Alex bahagia. Dia bisa memenuhi janji kepada ibu Diandra yang telah datang lewat mimpi sekitar tiga tahun yang lalu.

Jangan khawatir, Bu, anak Ibu bahagia hidup bersama saya. Saya akan terus mencintai Diandra sepanjang hidup saya. Istirahat yang tenang, Bu. Saya akan menyapa Ibu di surga nanti, akan saya perkenalkan kepada Diandra.”

Kehendak Allah itu dahsyat. Segala yang ada di alam semesta adalah milikNya. Dan Alex percaya, tentang mimpi ibu Diandra, itu adalah kehendak Allah yang memberikan clue pada Alex bahwa Diandra adalah jodohnya, tanggung jawabnya dunia akhirat. Masa depan mereka masih sangat panjang, Alex masih menginginkan anak kedua yang harus mirip dengannya. Karena jika tidak, dia akn terus meminta sampai ada yang mirip. Jatuh, bangun, sampai berguling, semua itu proses dalam hidup.

Mereka akan membuktikan pada dunia bahwa mereka akan tetap bersama, melawan seleksi alam.

***

The End :)

Next Story?
JURNAL TENTANG KAMU

See you on the next story! Xoxo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

See you on the next story! Xoxo...

Bini Ceye,
9 September 2019

Crazy Lovely Man [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang