Haloha Annyeong!
Siap buat kejutannya?⚠ Typo, bantu revisi. ⚠
🌟 Vote vote vote! 🌟
Happy reading! 💕💕💕***
Diandra tidak melakukan perlawanan saat Alex memeluknya. Karena pada kenyataannya, Diandra memerlukan itu. Dia butuh pelukan dari Alex. Dia masih bungkam ketika memikirkan kata-kata Alex. Ya, yang Diandra hadapi saat ini adalah masalah yang sangat besar, yang membuat Diandra tidak tahu harus berbuat apa. Diantara tidak pernah sebingung ini, dia selalu menemukan jalan keluar untuk setiap masalahnya. Meskipun harus merangkak, menahan luka hati yang Diandra tidak ungkapkan, tapi akhirnya dia bisa melalui semuanya.
“I am your husband.”
Alex sudah melakukan segalanya yang terbaik sebagai suami Diandra. Membuat Diandra bahagia, menjaga Diandra, merancang masa depan yang indah untuk mereka berdua. Alex adalah yang terbaik. Tapi Diandra tidak yakin dengan dirinya sendiri. Dia bisa mengecewakan Alex kapan saja jika seandainya semua itu terbongkar. Bahkan bukan hanya Alex, orang tuanya, mertuanya, bahkan sahabat-sahabat Diandra pasti kecewa. Tapi sekali lagi, apakah mereka akan mengerti dengan posisi Diandra?
“What if I did a damn big mistake?” bisik Diandra hampir tidak terdengar oleh Alex. Tapi Alex belum mau ngejawab, dia lebih memilih untuk mendengarkan apa saja yang ingin Diandra katakan. Karena ini awal yang bagus, sepertinya Diandra akan mulai terbuka. “What if I break your hopes? What if I make you down? What if I can't to be what you want and need? Tell me, Ndro.”
Dengan susah payah, Alex menelan ludahnya sendiri. Dia masih setia memeluk Diandra, menempatkan dagunya di bahu Diandra. “I don't care about your 'what if', Di. It's okay if you make a big mistake, because I did it too. Nggak papa sekali-kali harapan gue musnah, gue jatuh, atau gue kecewa, karena ini memang hidup. Dan gue nggak bakal marah kalau lo yang bikin semua itu kejadian, gue justru nggak mau orang lain yang bikin gue merasa kecewa. Karena cuma lo yang gue sayang, Di, lo segalanya buat gue. Gue nggak mengharapkan jawaban yang sama dari lo, nggak papa kalo gue bukan segalanya buat lo. Gue pengen, lo ngelakuin apapun yang lo mau, apapun yang bisa bikin lo bahagia, asal jangan pernah tinggalin gue sekalipun.”
Diandra langsung berbalik, membalas pelukan Alex dengan sangat erat. Air matanya tumpah, Diandra melepaskan apapun yang selama ini dia tahan sendirian. Karena pada faktanya, hanya Alex rumah Diandra. Alex adalah tempat yang sangat cocok untuk Diandra menumpahkan segala duka laranya. “Maafin gue, Ndro. Maaf sikap gue tadi yang keterlaluan, maaf karena selama ini gue kurang ajar sama lo. Gue bener-bener minta maaf, Ndro.”
“It's okay, gue sama sekali nggak masalah sama itu semua. Lo nggak pernah kurang ajar sama gue, sama sekali nggak pernah.” Alex mengusap punggung Diandra. Dia bersedia untuk terus dalam posisi seperti itu sampai Diandra merasa lebih baik. “Nangis sepuasnya, nangis sebanyak yang lo mau. Tapi habis itu, lo nggak boleh sedih lagi. Karena gue sedih kalo liat lo sedih, Di.”
***
Keesokan harinya, Diandra jauh lebih baik dari kemarin. Tidak lagi banyak melamun, berselera makan, tidurnya juga nyenyak. Butuh sekitar dua jam untuk Diandra menangis dalam pelukan Alex. Tanpa bicara, Alex terus mengusap bahu Diandra tanpa berhenti. Dia juga tidak banyak bertanya, membiarkan Diandra melepaskan semua beban yang ada di bahunya.
Dan sekarang, yang di saat jam dinding menunjukkan pukul sembilan. Alex dan Diandra masih tidur di ranjang. Tidak benar-benar tidur juga, mereka hanya enggan untuk meninggalkan kasur. Sama-sama menatap langit-langit kamar, dengan lengan Alex yang dijadikan bantal untuk kepala Diandra. Sama-sama diam, mendengarkan suara burung yang ada di luar. Untunglah Bu Tari sudah pulang sejak semalam, sehingga mereka tidak perlu takut akan dibubarkan seperti pedagang kaki lima oleh Satpol PP.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Lovely Man [Tamat]
Ficção GeralSekuel 'Rude Beautiful Girl' Saling mencintai tidak cukup menjadi alasan rumah tangga berjalan bahagia. Pasti selalu saja ada masalah yang menguji cinta mereka. Mulai dari masalah kecil tentang kata ganti saat bicara, karena mereka biasa memakai gue...