28. Menjadi Orang Tua

4.8K 292 25
                                    

Haloha Annyeong!
Siap buat main teka-teki?

⚠ Typo, bantu revisi. ⚠
🌟 Vote vote vote! 🌟
Happy reading! 💕💕💕

***

Diandra sedang berdiri di depan sekolah Galang saat ini. Mulutnya tidak diam, sibuk mengunyah burger sebagai menu makan siang hari ini. Jika kemarin hujan, maka hari ini sangat panas. Bertambah panas ketika ada begitu banyak mulut yang berbisik-bisik memberbicarakan Diandra. Tenang saja, itu bukan hal yang negatif. Mereka mengenal Diandra sebagai istri dari penulis terkenal, Alexandro Wijaya. Mungkin mereka ingin bertanya pada Diandra, benar atau tidaknya dia adalah istri Alex, tapi mereka malu.

Yang Diandra ketahui juga, Alex memposting fotonya dengan Galang tadi pagi. Dimana Diandra tertidur sambil memeluk Galang begitu erat. Captionnya juga lucu, sangat menggambarkan seorang Alexandro yang humoris tapi cemburuan. 'Untung nih bocah keponakan gue', hanya itu. Tapi rentetan komentar yang diberikan oleh netizen begitu panjang dan rupa-rupa warnanya.

'Hahaha, Mas Alex suami yang cemburuan ternyata.'

'Coba kalo bukan, pasti nggak bakal selamet.'

'Gila sih, bare facenya bikin semua cewek ngiri.'

'Kirain anaknya Mas Alex, kaget gue. Abis mukanya mirip sih.'

'Pantes aja semua novel Mas Alex bikin klepek-klepek, objek ceritanya aja secantik ini.'

Ya, sudah bukan rahasia lagi Alex menjadikan Diandra sebagai inspirasi di setiap karyanya. Karena setiap ditanya darimana ide Alex untuk menulis novel, jawaban yang keluar dari Alex hanya satu kata, Diandra. Padahal, yang namanya Diandra di Indonesia itu banyak. Tapi mereka tidak bisa geer, tidak bisa berbesar kepala karena nama mereka disebutkan oleh Alex. Karena wajah Diandra, sangat sering diposting Alex di akun Instagramnya.

Dengan cepat, Diandra menyeruput habis minuman sodanya ketika bel pertanda kegiatan belajar mengajar sudah usai. Diandra membuang semua sampah makan siangnya ke tempat sampah. Kemudian berlenggang melangkah beberapa meter ketika Galang celingak-celinguk di depan pintu kelas, mencari seseorang yang menjemputnya. “Galang!” teriak Diandra sedikit keras, membuat keponakannya langsung menoleh.

Saat itu juga, senyum Galang langsung merekah. Kaki kecilnya berlari ke arah Diandra dengan tangan yang direntangkan. “Tante Diandra!” Ini baru teriakan, memekakan telinga. Galang bisa merasakan tubuhnya melayang ketika Diandra menggendongnya. “Kirain Om Alex yang jemput Galang, ternyata Tante. Galang seneng deh kalo dijemput sama Tante.”

“Emang kalo dijemput sama Om Alex, nggak seneng nih?” Diandra sudah mulai berjalan ke arah taksi yang sedari tadi menunggunya. Dia tidak bisa langsung pulang, masih harus ke kantor untuk mengurus beberapa hal. Tidak akan sampai sore, karena tidak ada meeting penting hari ini. Apalagi sekarang Diandra sedang bersama Galang, mana tega membuat anak itu menunggu lama di kantor yang membosankan.

“Seneng juga sih. Tapi Om Alex kan nakal, suka bikin Galang kesel,” ucap Galang tanpa beban. Dia mengerucutkan bibirnya karena terbayang-bayang bagaimana jahilnya Alex pada Galang jika hanya ada mereka berdua.

Baru saja Diandra hendak membuka pintu mobil taksi yang sudah di depan mata, pergerakannya harus terhenti ketika seorang anak kecil menyapa Galang. Cantik, Diandra yakin dia anak blasteran. Entah bule mana. Senyumnya juga manis, berhasil membuat Diandra gemas sendiri. Tapi interaksi di antara mereka, tidak ada lucu-lucunya.

“Sampai ketemu besok, Galang,” gadis itu melambaikan tangan kepada Galang. Ibu yang sedari tadi menontonnya ikut berbalik, tersenyum singkat pada Diandra, kemudian menjauh dari sana.

Crazy Lovely Man [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang