40. Meet you

8K 402 51
                                    

Haloha Annyeong!
Alex bakalan jadi papah playboy nan alay dong. Mau shombonk!

⚠ Typo, bantu revisi. ⚠
🌟 Vote vote vote! 🌟
Happy reading! 💕💕💕

***

Sampai pagi menjelang, Alex sama sekali tidak terlelap barang satu menit, dia hanya sibuk menggenggam tangan Diandra sambil terus memandangi wajahnya. Mengetahui fakta bahwa Diandra tengah hamil, tentu saja membuat Alex merasakan euforia yang tiada dua. Tapi justru fakta itu juga yang membuat Alex semakin terpukul karena rasa bersalah. Karena bukan hanya Diandra yang mengalami kejadian itu, tapi juga calon anak mereka. Keajaiban Yang Maha Pencipta itu tidak bisa diragukan lagi, apalagi Alex sendiri yang mengalaminya. Padahal Diandra mengonsumsi obat pencegah kehamilan, tapi kuasa yang dimiliki Allah jauh lebih besar dibandingkan dengan pengaruh obat itu.

Tadi malam, Alex mendatangi ruang rawat para perampok itu. Mereka yang baru sadarkan diri kembali pingsan karena pukulan Alex yang membabi buta. Bahkan jika ada pisau di sana, pasti mata Alex sudah gelap. Alex tidak bisa dipenjara karena membunuh manusia rendah seperti mereka. Karena ada calon anaknya yang membutuhkan kasih sayang Alex. Yang membutuhkannya untuk tetap di sisi diandra ketika mereka sedang bertengkar sekalipun.

“Dek, makan dulu. Kamu sama sekali nggak makan dari semalem,” ucap Bu Santi memecah keheningan yang ada di ruang rawat Diandra. Pak Delon dan Bu Tari sedang pulang dulu untuk membersihkan diri. Sedangkan Pak Dedi, masih ada kepentingan pekerjaan yang harus diurus di kantor. Para sahabat Diandra sedang ada di kafetaria, mengisi perut terlebih dahulu. “Kamu nggak boleh sakit di situasi seperti sekarang. Karena Diandra butuh kamu.”

Alex tidak banyak bicara. Dia segera bangkit dari duduknya dan berjalan kearah meja di mana Bu Santi sudah mempersiapkan makanan untuknya. Meskipun berat untuk meninggalkan Diantara barang satu detik saja, tapi benar apa yang dikatakan oleh Bu Santi. Alex tidak boleh sakit di situasi seperti sekarang, karena Diandra membutuhkannya.

Saat Alex sedang makan sambil terus memandangi Diandra, datang Carris dengan langkah tergesa-gesa. “Lex, di luar banyak wartawan. Katanya pengen ketemu sama lo, pengen minta klarifikasi masalah kejadian perampokan di rumah lo,” ucap Carris dengan sangat cepat. Dan itu sukses membuat Alex memijat pangkal hidungnya, menghentikan kunyahan. “Tapi lo tenang aja, Andrian sama Bella yang ngadepin mereka.” Alex hanya mengangguk, kemudian melanjutkan makannya. Carris duduk di samping Alex, sambil ikut memandangi Diandra dari kejauhan.

Selama hidupnya, Carris hanya disiksa oleh dua wanita, Diandra dan istrinya sendiri. Wajar jika dia bodoh sekarang, karena kepalanya sering dipukul oleh Diandra dan Bella dengan sangat keras. Tapi itu juga karena dia melakukan hal yang bodoh. Jadi, sejak kapan Carris bodoh? Meski begitu, tidak pernah Carris babak belur seperti kondisi Diandra sekarang. Paling parah adalah ketika hidungnya berdarah karena tonjokan Diandra. Waktu itu dia terlalu sibuk bekerja sampai tidak punya waktu untuk memenuhi ngidamnya Bella. Diandra marah, katanya, Carris lepas tanggung jawab.

“Gue ngerasa bersalah banget sama Diandra. Kenapa dia harus mengalami hal kayak gini sih?” ucap Carris ketika Bu Santi sudah keluar dari ruang rawat Diandra. “Coba kalo waktu itu gue dateng ke rumah lo, pasti kejadiannya bakal kayak gini. Kalo negara kita bukan negara hukum, udah gue habisin tuh cowok-cowok sialan itu.” Alex tidak bergeming, terus mendengarkan apa pun yang keluar dari mulut Carris. Karena itu mewakili perasaannya, perasaan Andrian dan juga Bella. “Diandra beneran hamil ya, Lex?”

Kepala Alex mengangguk dua kali. Rahangnya terus mengunyah dengan cepat. Karena setelah ini, Alex harus mandi, kemudian kembali fokus pada Diandra. “Gue ngerasa gagal jadi suami sahabat lo, Ris. Kebayang nggak sih, gimana ketakutannya Diandra waktu itu. Bahkan kita nggak tahu kalo dia lagi hamil, hampir aja anak gue nggak selamat.”

Crazy Lovely Man [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang