EMPAT

400 70 6
                                    

Flashback

Sepuluh tahun yang lalu,

"Jadilah pacarku!"

Mungkin saat ini, semua perempuan ingin melakukan apa saja untuk berada di posisi Jisoo. Bagaimana tidak, siang hari di atap sekolah seorang Kim Bobby 'memerintah' Jisoo untuk menjadi pacarnya. Kim Bobby terkenal dingin dan acuh terhadap semua perempuan yang mana membuat fansnya bukannya menjadi makin sedikit, malah makin banyak setiap harinya.

"Maaf, tapi saya tidak berniat pacaran," tolak Jisoo dengan tegas.

"Aku tidak bertanya padamu, tapi aku menyuruhmu menjadi pacarku. Kau tidak punya hak untuk menolaknya," balas Bobby dengan tak kalah tegasnya. 

Jisoo mengepalkan kedua tangannya dengan erat. Dia ingin sekali menampar Bobby saat ini. Siapa dia sampai-sampai bisa menentukan apa saja hak Jisoo? Dia pikir karena dia berkuasa, semua perempuan bertekuk lutut di hadapannya sampai-sampai bisa melakukan hal seperti ini. Hell no! Jisoo punya harga diri.

"Anda tidak punya hak apapun untuk menyuruh saya seperti itu. Permisi." Jisoo berlalu namun Bobby menahan tangannya.

"Aku bisa memberikan apapun padamu."

'PLAKK!'

"Maaf, tapi saya tidak butuh apapun dari anda. Permisi." Jisoo menutup pintu dengan keras meninggalkan Bobby yang tersenyum senang.

'Dia betul-betul perempuan yang aku cari,' batin Bobby. Bobby meringis merasakan perih di pipinya yang memerah. 'Tamparannya cantik seperti wajahnya. Aku jadi makin suka,' pikirnya ngawur.

Kim Bobby. Tingkah dinginnya terhadap banyak perempuan bukannya tanpa alasan. Dia hanya muak melihat mereka yang bersedia memberikan apa saja secara suka rela. Tidak banyak yang bahkan mau memberikan harta berharga mereka. Bertingkah seperti tidak punya harga sama sekali! Dia lebih suka kalau perempuan menjaga harga dirinya.

Suatu hari, di awal masuk sekolah Bobby melihat Jisoo yang sama sekali tidak tertarik padanya. Gadis itu hanya tertarik dengan buku, pekerjaan, dan buku (lagi). Dia tidak tertarik dengan pacaran, make-up, atau gosip seperti waktu yang biasa dihabiskan oleh sebagian besar perempuan di sekolahnya.

Bukan Jisoo yang tertarik padanya, tapi Bobby yang tertarik pada Jisoo. Dia mulai mencari informasi tentang gadis itu, menjadi stalker di waktu-waktu tertentu. Terkadang, Bobby mengalihkan pandangannya begitu melihat atau berpas-pasan dengan gadis itu.

"Jadi, kau ditolak?" tanya Hanbin. Bobby mengangguk kemudian terkekeh.

"Seperti yang sudah kuperkirakan," jawabnya ringan. Dia kembali melihat galeri handphonenya yang berisi foto-foto Jisoo yang diam-diam dia ambil. Hanbin dan Donghyuk hanya menganga melihat tingkah Bobby yang seperti dimabuk cinta.

"Dia gila," kata Donghyuk.

"Dia gila karena cinta," timpal Hanbin.

"Dan kalian bertiga seperti orang bodoh." Hanbin dan Donghyuk menoleh dan melihat Lisa yang membawa ember kecil berisi air dingin dan handuk. Dia kemudian menghampiri Bobby yang masih berbaring di tempat tidurnya sambil memerhatikan handphonenya.

Lisa yang kesal langsung menendang tulang keringnya.

"Aaarghhhh!!!!" Bobby mengelus kakinya yang ditendang dengan kekuatan yang tidak sedikit.

"Jangan drama kak. Itu tidak seberapa," cibir Lisa membuat Bobby berhenti berteriak kesakitan dan menyengir lebar.

"Sini, biar kuobatin bekas tamparan kak Jisoo," kata Lisa. Dia mulai mengompres pipi Bobby yang meringis saat kulitnya bersentuhan dengan handuk yang dingin.

Another Part of Me (Bobsoo)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang