DUA PULUH DUA

231 52 3
                                    

Warning! Chapter ini mengandung beberapa adegan yang tidak patut ditiru.

***

"Berapa lama lagi?" tanya Jisoo. Chanwoo melirik arlojinya. "Polisi akan tiba sekitar 10 menit lagi, kata Hanbin.  Mereka seharusnya sudah dekat."

Jisoo mengokang senjatanya. "Apakah tidak apa-apa menggunakan senjata itu?" tanya Chanwoo ragu.

"Memangnya kenapa?" balas Jisoo. "Sudah lama aku tidak menggunakan senjata ini. Lagian, aku bisa mengenai mereka dengan tepat bahkan hanya dengan senjata seperti ini." Jisoo menenteng SSX, senapan yang mampu menembakkan peluru pada jarak 600 hingga 800 meter.

Chanwoo berusaha untuk tidak memutar bola matanya. 'Kim Jisoo dan segala ucapan besarnya.' Coba kalau Jisoo bisa mendengar suara hati, mungkin kepala Chanwoo akan berlubang sekarang.

Sebenarnya, bukan kemampuan Jisoo yang dikhawatirkan Chanwoo. Hal itu sudah jelas tak perlu diragukan lagi. Yang lebih Chanwoo cemaskan adalah sesuatu yang ada dalam diri Jisoo. 'Semoga hari ini akan berakhir dengan baik-baik saja.'

"Itu mereka!" tunjuk Chanwoo kembali fokus. "Seperti rencana kita sebelumnya. Ingat, Jis! Satu kali kesempatan. Salah-salah, bukan mereka yang kita tangkap tapi malah Donghyuk yang harus kita kirim ke rumah sakit," katanya mengingatkan.

Jisoo mendengus. "Mari kita lihat seberapa beruntung Kim Jisoo kali ini~" katanya dengan nada sing a song. Ekspresi berubah menjadi lebih serius. Dia mengambil posisi untuk menembak targetnya. Matanya memicing tajam agar dapat mengenai sasaran dengan tepat.

Saat mobil Donghyuk bergeser ke sisi kiri, Jisoo dengan mantap menarik tuas senapannya dan peluru melesat dengan kecepatan penuh. Setiap saat terasa sangat lama bagi keduanya yang harap-harap cemas. Dan...

Mereka menyeringai ketika peluru itu tepat mengenai salah satu ban depan mobil hitam itu. Mereka bisa mendengar suara peluru lainnya dan melihat mobil hitam yang lainnya juga kehilangan kendali. "Sepertinya mereka berhasil," gumam Jisoo. Chanwoo di sebelahnya mengangguk.

"Baiklah, kita lihat keadaan Donghyuk lebih dulu, setelah itu kita tinggal menunggu polisi."

***

Mari kembali ke beberapa saat sebelum kejadian ini,

'Siapa mereka?' pikir Donghyuk. Dia berusaha untuk tidak meninggalkan jejak dan pergi dengan aman dari situ. Namun, karena terlalu tegang, dia tak sengaja menginjak ranting. Suasana bukit yang cukup terpencil membuat suara ranting menjadi lebih nyaring.

Donghyuk meneguk salivanya begitu orang-orang itu waspada. 'Gawat! Aku harus cepat keluar dari sini!'

Begitu orang-orang itu mengalihkan pandangan mereka, Donghyuk segera menuju mobilnya dan melesat pergi dengan kecepatan penuh tanpa menyadari bahwa mobil itu tidak hanya ada satu. melainkan dua!

"Ada penyusup. Segera kembali dan kita habisi dia!"

Donghyuk rileks begitu dia merasa sudah cukup jauh dari bukit. Dia berbelok ke jalan raya menuju YG Corp. Matanya melirik kaca spion dan mengernyit. 'Perasaanku saja atau mereka membuntutiku?' tanyanya dalam hati.

Donghyuk berbelok ke kanan dari yang seharusnya lurus. 'Mari kita mengambil jalan memutar. Kalau mereka betul-betul mengejarku, aku harus segera kabur dengan cepat.'

Dia melirik lagi kaca spion dan mendapati setelah beberapa belokan, mobil hitam itu terus mengikutinya. Matanya terbelalak mendapati di belakang mobil hitam itu, ada mobil hitam lainnya. 'Sial! Kukira mereka hanya berdua!'

Another Part of Me (Bobsoo)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang