"Apa kau sudah menunggu lama?" tanya Jisoo begitu dia melihat Bobby berdiri di depan apartemennya. Bobby menoleh dan menatap Jisoo. "Tidak. Aku baru saja keluar dari apartemenku ketika kau datang."
Jisoo mengangguk. "Baguslah. Ngomong-ngomong, kau menyuruhku untuk tidak membawa mobil hari ini. Jadi aku meminta Kak Jinhwan untuk mengantarku tadi."
"Kau mulai terbiasa memanggilnya kakak, padahal dia kecil begitu," ejek Bobby. Jisoo terkekeh. "Mau bagaimanapun dia kan memang kakakku," belanya. "Jadi, kita mau ke mana hari ini sampai kau memintaku untuk tidak membawa kendaraan?"
"Nanti kau lihat sendiri. Hari ini aku mau naik bis," jawab Bobby. "Ayo," katanya kemudian menggenggam tangan Jisoo.
"Kau yakin kau tahu naik bis?" tanya Jisoo ragu-ragu. Bobby mengangguk. "Percaya saja, oke? Kita tidak akan tersesat. Kalaupun iya, aku bisa menyuruh Hanbin dan Donghyuk untuk mencari kita," jawabnya asal. Jiso mendelik mendengar perkataan Bobby namun tetap membiarkan laki-laki itu menuntunnya.
***
"Tes, tes, satu dua tiga. Mawar pada pemabuk ganteng. Target bertemu dengan kelinci. Kuulangi, target bertemu dengan kelinci, ganti."
"Pemabuk ganteng pada mawar. Target dan kelinci sedang berjalan bersama. Sepertinya mereka sedang menuju halte bis, ganti."
"Mereka sedang menunggu bis. Jangan lupa kabari 131 tentang hal ini, ganti."
Chanwoo menghel napas melihat tingkah absurd sepasang sejoli yang menemaninya saat ini. Mereka sedang menguntit Jisoo yang diketahui akan kencan bersama Bobby hari ini, menurut Hanbin. 'Kapan aku punya teman yang waras,...astaga!' batinnya lelah.
"Mawar pada pemabuk ganteng, ganti."
"Bisakah kalian berhenti? Kalian bahkan hanya duduk depan belakang, tidak perlu pakai walkie talkie untuk berbicara," sela Chanwoo jengkel.
"Diam, Chanwoo! Kita harus membuat ini terlihat nyata," ujar Rosé sambil memukul kepala Chanwoo dari belakang. Sedangkan Junhoe yang duduk di samping Chanwoo fokus menatap dua sejoli yang menunggu bis.
"Itu mereka sudah naik bis. Siap-siap, Chan. Ikutin bisnya nanti," sahut Junhoe.
"Hanbin mana?" tanya Rosé. Junhoe menunjuk bis yang dinaiki Jisoo dan Bobby kemudian menjawab, "Mereka sudah naik tadi. Penyamaran mereka minim sekali menurutku. Aku rasa Jisoo akan memergoki mereka nanti," terkanya.
***
"Kau yakin kita tidak salah naik bis?" tanya Jisoo. Bobby memutar bola matanya dan berdecak kesal. "Astaga, Jis. Kau sudah menanyakan itu 10 kali dalam 15 menit. Tenang saja, aku sering naik bis saat kuliah dulu jadi aku sudah terbiasa dengan semua ini."
"Jangan karena aku terbiasa mengendarai mobil membuatku tidak bisa menaiki kendaraan umum." Jisoo terperangah. Bobby si bijak muncul kembali. Bobby memperhatikan Jisoo dan mengernyit heran.
"Kau memakai make up?" Jisoo mengangguk. "Kenapa? Terlihat aneh ya?"
Bobby menggeleng. "Bukan begitu. Mana pembersih wajah dan kapasmu?" Jisoo mengambilnya dan memberikannya pada Bobby yang terlihat begitu ahli menggunakan kedua benda itu. Setelah membasahi kapas dengan pembersih wajah, Bobby mengusapkannya pada Jisoo secara perlahan.
"Jisoo yang kukenal jarang sekali menggunakan make up, jadi aku bisa melihat kalau dia sangat cantik. Memakai make up hanya akan membuatmu terlihat lebih tua, aku tidak terlalu menyukainya."
Jisoo terpaku melihat perlakuan Bobby padanya. "B-biarkan aku menghapusnya sendiri kalau begitu." Bobby menghindari saat tangan Jisoo bergerak untuk merebut kapas itu darinya. "Jangan, biar aku saja. Nah, sudah selesai. Sekarang baru Jisoo yang kukenal. Tapi, ngomong-ngomong...."
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Part of Me (Bobsoo)✓
FanfictionKetika masa lalumu yang kelam, bagian dari sejarah yang tidak bisa kau hapus kembali datang menghantuimu. Disaat kau ingin melangkah ke masa depan, namun masa lalu menahanmu dalam kubangan penyesalan, apakah yang harus dilakukan? A story from Bobby...