EMPAT PULUH LIMA

237 47 9
                                    

Warning! Terdapat beberapa adegan kekerasan yang tidak patut ditiru!

***

"Kau harus tetap di sini dan melihat akhir dari seorang Kim Jisoo sebelum aku membebaskan kedua temanmu," tukas Eunjin dengan suara licik sambil menyerahkan sebuah revolver pada Junhoe. "Tentu saja kau yang melakukannya."

"Hah?"

"Bukannya sama saja? Mau kau yang lakukan atau aku yang lakukan, hasilnya akan sama saja, kan? Perempuan ini juga akan tetap mati," kata Eunjin enteng. "Tembak dia."

Junhoe mengangkat revolver itu dan mengokangnya. Secara perlahan dia mengarahkannya pada Jisoo yang masih tertunduk, seakan pasrah dengan takdirnya.

Satu detik

Dua detik

Tiga detik

'BUGH!'

Junhoe hanya bisa terdiam melihat apa yang terjadi. Jisoo baru saja menendang salah satu pria penjaga di belakangnya. Dia mengangkat kepalanya dan matanya menatap tajam. Pria kedua tidak tinggal diam, melainkan berusaha menangkapnya kembali.

Junhoe membidik Jisoo da berusaha agar tepat sasaran. Jisoo yang melihatnya segera mengulurkan kedua tangannya yang masih terikat dan mengalungkannya, berusaha mencekik pria penjaga kedua. Junhoe menarik tuas revolver itu dan pelurunya meluncur dengan cepat. 

Namun, Jisoo tak kalah cepat. Dia membalik posisinya dan pria yang dicekiknya barusan membuat tembakan tadi bersarang di pria itu.Kemudian, dengan memanfaatkan simpul tali di tangannya yang kuat Jisoo melempar pria itu ke arah Junhoe tepat sebelum Junhoe menembakkan revolver itu ke arahnya.

Pria itu jatuh di atas Junhoe yang tidak siap dengan serangan Jisoo sehingga tidak sengaja menarik tuas revolvernya. Peluru itu meluncur dengan cepat ke atas Jisoo yang dimanfaatkan dengan baik. Jisoo mengulurkan kedua tangannya dan membuat peluru itu menembus tepat ke tali yang mengikat tangannya.

Sedikit darah menetes ke tanah namun Jisoo tidak meringis. "Ah! Rasanya pegal sudah duduk terlalu lama. Lututku jadi kotor karena harus bertumpu di depan orang menjijikan sepertimu." Jisoo meregangkan tubuhnya dan mengabaikan tangan kanannya yang terluka. Malahan dia semakin mengepalkan kedua tangannya.

"Tentu saja. Bukan seorang Kim Jisoo kalau terlalu mudah untuk membunuhnya. Tapi, aku juga memiliki banyak kejutan untukmu," sahut Eunjin. Hanya Junhoe yang menyadari kalau yang ada di depannya adalah Jessica dan bukannya Jisoo.

Bersamaan dengan itu, beberapa pria tersisa yang tadinya berdiri di belakang Eunjin segera maju dan mengepung Jisoo.

"Cih! Kau ini benar-benar pengecut, ya? Cuman bisa mengandalkan orang lain saja," kata Jessica meremehkan.

"Aku bukan tentara jadi aku tidak perlu melakukan hal seperti itu. Menggunakan orang lain untuk mengalahkanmu sudah cukup bagiku," balas Eunjin.

"Itu benar," tukas Jessica tegas. "Tapi, satu yang kau lupa. Aku bukan lagi seorang tentara. Melakukan tindakan kekerasan pada orang lain dengan alasan melindungi diri adalah alibi yang sangat tepat buatku."

***

"Aku kenal dia. Mantan detektif swasta terkenal yang sekarang sibuk menjelajah ke berbagai belahan dunia. Kakak dari Song Yunhyeong dan juga Song Eunjin," ucap Chanwoo. Dia menatap Minho heran. "Terakhir kudengar kau ada di Afrika."

"Sepertinya kemampuanmu sudah meningkat, Jung Chanwoo," sahut Minho. "Sekarang aku tahu kalau kau dan Jisoo sering membicarakanku."

Chanwoo menatap Minho tidak mengerti. "Tunggu, nyambungnya di mana? Kakak sudah bertemu Jisoo?" Minho mengangguk. "Jichu juga bilang tadi kalau aku sekarang harusnya ada di Afrika. Kami bertemu tadi siang."

Another Part of Me (Bobsoo)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang