TIGA PULUH SATU

223 52 19
                                    

"Di mana Kim Jisoo?" tanya Donghyuk menyela ucapan Junhoe. Yang ditanya mengangkat alisnya heran namun menunjuk ke bagian dalam rumahnya. "Ada di dalam. Baru saja mau pulang."

Bobby yang mendengar itu menerobos masuk meninggalkan Junhoe dan Donghyuk di depan pintu. "Ada apa?" Donghyuk menggeleng. "Kau lihat saja sendiri."

***

'BRAK!'

Rosé, Chanwoo, dan Jisoo berjengit kaget mendapati Bobby yang memukul meja dengan kencang.

"Ada apa denganmu? Kenapa kau bertingkah seperti itu?" tanya Jisoo. Bobby menatap Jisoo tajam. Namun, Jisoo menyadari ada sesuatu dari tatapan Bobby yang tidak bisa dia artikan.

"Jelaskan padaku kalau ini tidak benar!" Bobby melempar foto yang dibawanya sejak tadi ke meja yang baru saja dipukulnya. Chanwoo dan Rosé mendekat. Jisoo mengambil foto itu dan melihatnya. Ekspresi ketiganya berbeda. Chanwoo yang terkejut, Jisoo yang terpekur, sementara Rosé hanya menatap tanya foto yang asing di matanya itu.

'Siapa laki-laki ini? Dia terlihat tidak asing,' batin Rosé. Foto itu sepertinya diambil saat Jisoo bertugas di luar sekitar dua atau tiga tahun yang lalu dilihat dari usianya. Jisoo yang sedang memegang revolver mengarah tepat pada seorang warga sipil? 'Eh?'

"Dari mana kau dapat foto-"

"Tidak penting aku dapat dari mana..." Bobby memotong pertanyaan Chanwoo. Dia fokus menatap Jisoo yang masih terdiam menatap foto itu. "Katakan padaku kalau itu tidak benar!"

"Dengarkan aku, Kim Bobby-"

"AKU TIDAK BICARA DENGANMU, JUNG CHANWOO!" bentak Bobby. "Jangan ikut campur dalam hal ini!" Dia kembali menatap Jisoo, menuntut jawaban dari gadis itu.

"Katakan padaku bahwa apa yang terjadi di foto itu tidak benar, Kim Jisoo. Tidak mungkin kau yang membunuh ayahku, kan?!" Dia memegang kedua bahu Jisoo dengan erat dan memaksa wanita itu untuk melihatnya.

"Jangan diam saja dan jawab aku, Kim Jisoo!"

Jisoo masih terdiam membuat Bobby gusar.

"JAWAB AKU, KIM JISOO!"

"Benar."

'DEG!' Rosé dan Chanwoo tercengang mendengar ucapan Jisoo, begitu pula dengan Donghyuk. Junhoe berdiri di dekat mereka dengan pandangan yang tidak bisa diartikan. Bobby sendiri mematung terperangah, seakan apa yang di dengarnya adalah hal paling mustahil di dunia ini.

"Itu aku dan ayahmu. Kami bertemu di Dubai 2 tahun yang lalu. Dan aku juga yang membunuhnya dengan revolverku hari itu." Dia menatap Bobby tanpa ekspresi sementara yang lainnya hanya bisa terdiam, tak ingin mengusik keduanya.

"Jis-"

"Aku tidak punya pembelaan apapun atas hal itu dan kulakukan hal itu tanpa rasa bersalah sama sekali," ujar Jisoo memotong ucapan Chanwoo. "Aku yang sudah membunuh Kim Heechul, ayahmu. Dan aku tidak menyesal telah melakukannya."

"Jika hanya itu yang ingin kau tanyakan, aku sudah menjawabnya, Kim Jiwon," lanjut Jisoo dengan dingin.

...

"Tapi, pasti ada sesuatu yang lain dari-"

"Diam, Kim Donghyuk!" potong Bobby. Setelah dia hanya diam dan mendengarkan dia akhirnya menatap Jisoo dengan tajam. "Jadi, begitukah?" ujarnya lirih. "Kukira kau masih Kim Jisoo yang kukenal, tapi sepertinya aku salah."

"Aku tidak tahu kalau Kim Jisoo yang sekarang adalah seorang yang egois dan hanya mementingkan misinya di atas nyawa manusia. Sepertinya orang yang kukenal dulu sudah tidak ada lagi." Bobby mengambil foto itu dan menoleh pada Donghyuk. "Ayo kita pulang, Donghyuk. Kita tidak punya urusan dengan mereka. Kehidupan kita tidak setara dengan pembunuh ini."

Another Part of Me (Bobsoo)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang